b. Pengawasan intern dijalankan oleh orang. Pengawasan intern bukan hanya
terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mancakup dewan komisaris, manajemen
dan personel lain. c.
Pengawasan intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris
entitas. Keterbatasan yang melekat dalam sistem pengawasan intern dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengawasan
menyebabkan pengawasan intern tidak dapat memberikan keyakinan yang mutlak.
d. Pengawasan intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan :
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
2. Tujuan dan Pentingnya Pengawasan Intern
Adapun tujuan dari pengawasan intern menurut Mulyadi 2001:163 adalah sebagai berikut : “a menjaga kekayaan organisasi, b mengecek
ketelitian dan keandalan akuntansi, c mendorong efisiensi, d mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Tujuan pengawasan intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan pengawasan intern akuntansi dan tujuan pengawasan intern administratif.
Berikut adalah gambar pembagian tujuan pengawasan intern menurut tujuannya :
Universitas Sumatera Utara
Menjaga kekayaan organisasi Tujuan
pengawasan Mengecek ketelitian dan
intern keandalan data akuntansi
akuntansi Tujuan Pengawasan
Intern
Mendorong efisiensi Tujuan
pengawasan Mendorong dipatuhinya
intern kebijakan manajemen
administratif
Gambar 2.1 : Tujuan Pokok Pengawasan Intern Sumber : Mulyadi 2001:164, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta
Pengawasan intern penting di dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pentingnya
pengawasan intern dalam perusahaan adalah sebagai berikut : a.
Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan
analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif. b.
Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengawasan intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan. c.
Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan perbatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem
pengawasan intern klien.
Universitas Sumatera Utara
3. Komponen Pengawasan Intern
Untuk mencapai tujuan pengawasan intern yang baik maka sebuah perusahaan harus menelaah terlebih dahulu komponen-kopmponen pengawasan
intern yang ada dalam perusahaan. Komponen-komponen pengawasan intern ini akan memepengaruhi tujuan dari pengawasan intern itu sendiri.
Menurut Boynton, Johnson, dan Kell 2002:379 komponen-komponen pengawasan intern yang saling berhubungan adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan Pengawasan
b. Penilaian Resiko
c. Informasi dan Komunikasi
d. Aktivitas Pengawasan
e. Pemantauan
Ad.a. Linkungan Pengawasan
Lingkungan pengawasan menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengawasan dari orang-orangnya. Lingkungan
pengawasan merupakan dasar atau fondasi untuk semua komponen pengawasan internal yang efektif, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengawasan
termasuk tingkah laku, kewaspadaan, kebijakan, dan tindakan manajemen dan dewan komisaris mengenai pengawasan internal entitas dan kepentingannya bagi
entitas. Efektivitas pengawasan intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang
diciptakan oleh lingkungan pengawasan itu sendiri. Oleh karena itu, lingkungan pengawasan harus diberi tekanan perhatian, karena berdasarkan kenyataan, justru
lingkungan pengawasan ini yang mempunyai dampak besar terhadap keseriusan pengawasan intern yang diterapkan di dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Ad.b. Penilaian Resiko
Penilaian resiko adalah proses untuk mengidentifikasikan dan menanggapi risiko bisnis dan hasilnya. Proses ini untuk tujuan pelaporan keuangan, proses
penentuan risiko entitas termasuk bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko yang relevan terhadap persiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, memperkirakan signifikannya, menentukan kemungkinan kejadiannya, dan memutuskan tindakan
untuk mengelolanya. Setelah risiko diidentifikasi oleh manajemen, dan telah dipertimbangkan
signifikannya, kemungkinan terjadinya, dan bagaimana risiko tersebut harus dikelola, maka pihak manajemen harus memulai rencana, program, atau tindakan
untuk menyikapi risiko tersebut. Hal ini disebabkan karena pada beberapa kasus, manajemen dapat menerima konsekuensi risiko yang mungkin terjadi dikarenakan
biaya perbaikan dan pertimbangan lainnya. Penilaian risiko manajemen juga harus mencakup pertimbangan khusus
terhadap risiko itu sendiri yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti : 1.
Perubahan dalam lingkungan operasi 2.
Personel baru 3.
Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi 4.
Pertumbuhan yang cepat 5.
Teknologi baru 6.
Lini, produk, atau aktivitas batu 7.
Restrukturisasi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
8. Operasi diluar negeri
9. Pernyataan akuntansi
Ad.c. Informasi dan Komunikasi
Sistem akuntansi terdiri atas infrastruktur komponen fisik dan perangkat keras, perangkat lunak, orang, prosedur manual dan otomatis, dan data. Sistem
informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode, apakah otomatis atau manual; dan catatan yang
dibangun untuk mengidentifikasi, menyimpulkan, menganalisis, mengklasifikasikan, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas dan
memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Yang menjadi fokus utama kebijakan dan prosedur pengawasan yang
berkaitan dengan sistem akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara yang mencegah salah saji dalam asersi manajemen dalam laporan keuangan.
Sedangkan komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengawasan internal
terhadap pelaporan keuangan. Hal ini termasuk luas sampai mana personel mengerti bagaimana aktivitasnya dalam sistem informasi pelaporan keuangan
berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun diluar organisasi. Komunikasi juga mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada
pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan, serta memorandum merupakan komponen sistem akuntansi dan
komunikasi dalam pengawasan intern yang dapat mengomunikasikan kebijakan
Universitas Sumatera Utara
dan prosedur kepada personel entitas. Komunikasi dapat dibuat secara elektronik, lisan, atau melalui tindakan manajemen.
Ad.d. Aktivitas Pengawasan
Aktivitas pengawasan atau control activity adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Kebijakan
dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan utnuk mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sehingga
tujuan perusahaan akan dapat tercapai dengan baik. Menurut Meisser, Glover dan Prewitt 2006:267 aktivitas pengawasan
yang relevan dengan audit atas laporan keuangan bila memiliki komponen berikut ini : “1 review terhadap kinerja, 2 pengawasan pengolahan informasi, 3
pengawasan fisik, 4 pemisahan tugas “.
Ad.e. Pemantauan
Pemantauan pengawasan monitoring of control adalah proses penentuan kualitas kinerja pengawasan intern sepanjang waktu. Pemantauan pengawasan
dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengawasan, pada waktu yang tepat,
untuk menentukan apakah pengawasan intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah pengawasan intern tersebut telah
melakukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.
Universitas Sumatera Utara
Pemantauan pengawasan bisa dilakukan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai
kombinasi dari keduanya. Prosedur pengawasan yang berlangsung secara terus- menerus dibangun ke dalam aktivitas entitas yang normal dan berkelanjutan serta
mencakup aktivitas umum manajemen dan supervisi. Alat yang biasa digunakan untuk melakukan pemantauan pengawasan adalah sistem informasi. Dimana
sistem informasi ini menghasilkan banyak informasi yang dapat digunakan dalam pemantauan pengawasan. Jika manajemen menganggap bahwa data yang
digunakan untuk melakukan pemantauan pengawasan adalah akurat, kekeliruan bisa terjadi dalam informasi tersebut, yang berpotensi menyebabkan manajemen
mengambil kesimpulan yang tidak benar. Kelima komponen pengawasan intern tersebut akan membantu pihak
manajemen dalam menjalankan pengawasan intern yang baik terhadap jalannya operasional dan data akuntansi perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan.
Hal ini dikarenakan pengawasan intern merupakan salah satu fungsi manajemen perusahaan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pengawasan intern yang baik dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan yang merugikan perusahaan yang akan menjauhkan diri dari
proses pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengertian dan Jenis Piutang 1. Pengertian Piutang