Pengaruh Faktor Kepribadian dan Demografi Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan)

(1)

LAMPIRAN

KUESIONER

Pengaruh Faktor Kepribadian, dan Demografi Terhadap Minat Berwirausaha Studi Kasus

(Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan)

I.

Identitas Responden

Nama : Umur :

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Pendidikan :

Lama Berwirausaha : a. <1tahun b. >1tahun

II.

Petunjuk Pengisian

a. Pada lembaran ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Saudara/i . Kepada Saudara/i untuk menjawab seluruh pernyataan yang ada dengan jujur dan sebenarnya. b. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh

karena itu, usahakanlah agar tidak ada jawaban yang dikosongkan.

c. Silahkan Anda pilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan kondisi yang ada dengan jalan memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju ST = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju


(2)

1.

Kepribadian (X1)

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Wirausaha adalah profesi yang saya inginkan

2. Menjadi wirausaha akan membuat saya berbeda dari rekan-rekan lainnya

3. Wirausaha akan menjadikan saya pribadi yang lebih berkualitas

4. Saya akan menjadi sukses dengan berwirausaha

5. Saya selalu berusaha untuk mencari peluang yang ada

6. Saya merupakan pribadi yang bertanggung jawab

7. Saya selalu bersemangat mengenai berwirausaha

8. Saya mampu mengorganisir hal-hal dengan baik

2. Demografi (X2)

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya mendapatkan pengetahuan berwirausaha dari pendidikan formal 2. Pendidikan formal berperan penting dalam

membentuk minat saya menjadi wirausaha 3. Saya memperoleh pengetahuan

berwirausaha dari pendidikan non-formal 4.

Pendidikan non-formal berperan penting dalam membentuk minat saya menjadi wirausaha

5. Pengalaman kerja orang lain membuat saya ingin menjadi wirausaha

6. Menjadi wirausaha adalah pilihan yang tepat setelah lulus kuliah.

7. Saya belajar dari pengalaman orang lain untuk berwirausaha

8. Saya menerima banyak masukan dari orang lain untuk berwirausaha


(3)

3. Minat Berwirausaha (Y1)

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya berwirausaha untuk mencari pendapatan tambahan

2. Saya berwirausaha untuk mendapatkan pendapatan utama

3. Menjadi kaya adalah salah satu keinginan saya

4. Sukses dengan berwirausaha adalah jalan hidup yang akan saya raih

5. Menjadi wirausaha meningkatkan status sosial saya

6. Menjadi wirausaha dapat menambah relasi 7. Dengan menjadi wirausaha saya dapat

membuka lapangan pekerjaan

8. Saya membantu menurunkan tingkat pengangguran dengan berwirausaha

9. Saya membantu meningkatkan

perekonomian karena saya berwirausaha 10. Menjadi seorang wirausaha menjadikan saya tidak bergantung kepada orang lain

11. Dengan berwirausaha saya dapat

mengembangkan potensi diri saya secara maksimal


(4)

KUESIONER KEPRIBADIAN (X1)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Total

1. 5 5 5 5 3 4 5 5 37

2. 4 5 4 4 5 5 4 5 36

3. 4 5 4 4 5 5 4 5 36

4. 3 3 3 4 5 5 5 5 33

5. 5 5 5 5 5 5 5 5 40

6. 4 5 4 4 5 5 4 5 36

7. 4 4 4 4 4 4 4 4 32

8. 3 3 4 3 5 5 5 5 33

9. 4 4 4 4 5 5 5 4 35

10. 4 4 5 5 4 4 4 4 34

11. 4 4 4 4 4 4 4 4 32

12. 4 5 5 5 5 5 5 5 39

13. 3 3 3 3 4 4 4 3 27

14. 3 2 3 2 5 4 4 4 27

15. 5 5 5 5 3 5 5 5 38

16. 4 4 5 4 4 4 4 4 33

17. 5 5 5 5 5 5 5 5 40

18. 4 4 5 4 4 4 4 4 33

19. 5 4 5 5 4 4 5 4 36

20. 5 5 5 5 5 5 5 5 40

21. 4 4 4 3 3 4 4 4 30

22. 4 3 2 4 3 4 4 3 27

23. 5 4 2 4 4 5 4 4 32

24. 5 5 5 5 5 5 5 4 39

25. 4 4 3 4 4 5 5 5 34

26. 4 4 3 4 3 5 5 4 32

27. 5 5 4 4 4 5 5 4 36

28. 4 5 5 5 3 4 5 4 35

29. 5 4 5 5 5 5 5 5 39

30. 5 4 3 3 2 4 4 5 30

31. 4 4 5 5 4 5 5 5 37


(5)

TABULASI HASIL KUESIONER DEMOGRAFI (X2)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Total

1. 4 5 5 5 4 4 3 4 34

2. 5 5 5 5 5 4 4 4 37

3. 5 5 5 5 5 5 5 4 39

4. 3 4 4 4 5 5 5 5 35

5. 5 5 5 5 5 5 4 5 39

6. 5 5 5 5 5 5 5 4 39

7. 5 5 5 5 5 4 4 4 37

8. 5 3 2 3 5 3 3 5 29

9. 5 5 4 4 5 5 4 5 37

10. 5 5 4 4 4 4 4 4 34

11. 5 4 5 5 5 5 5 4 38

12. 5 5 5 5 5 5 5 5 40

13. 4 4 4 4 5 4 4 4 33

14. 3 4 4 2 5 4 5 5 32

15. 3 5 5 5 5 5 5 5 38

16. 4 4 4 4 4 4 5 4 33

17. 5 5 5 5 5 5 5 5 40

18. 4 4 4 4 4 4 5 4 33

19. 4 4 5 4 5 4 5 5 36

20. 5 5 5 5 5 5 5 5 40

21. 3 4 4 4 4 4 4 3 30

22. 3 4 4 3 4 3 2 4 27

23. 4 5 4 4 5 4 2 4 32

24. 5 5 5 4 5 5 5 5 39

25. 4 5 5 5 4 4 3 4 34

26. 3 5 5 4 4 4 3 4 32

27. 4 5 5 4 5 5 4 4 36

28. 3 4 5 4 4 5 5 5 35

29. 5 5 5 5 5 4 5 5 39

30. 2 4 4 5 5 4 3 3 30

31. 4 5 5 5 4 4 5 5 37


(6)

TABULASI HASIL KUESIONER MINAT BERWIRAUSAHA (Y)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

1. 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 48

2. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 54

3. 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 53

4. 4 4 3 4 5 5 3 5 5 5 5 48

5. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

6. 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 53

7. 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 45

8. 3 3 3 4 5 5 3 5 5 5 5 46

9. 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 50

10. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 43

11. 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46

12. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

13. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43

14. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

15. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

16. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 45

17. 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 53

18. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 45

19. 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 48

20. 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 54

21. 4 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 46

22. 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 48

23. 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 48

24. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 53

25. 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 50

26. 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 50

27. 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 48

28. 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 42

29. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

30. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 44

31. 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 53


(7)

DESKRIPTIF STATISTIK VARIABEL

Hasil Uji Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan dan Lama Berwirausaha


(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEPRIBADIAN (X1)


(15)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS DEMOGRAFI (X2)


(16)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS MINAT BERWIRAUSAHA (Y1)


(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

HASIL UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV


(22)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Alma, Buchari, 2011. Kewirausahaan. Cetakan 17. Penerbit Alfabeta, Bandung. Hisrich,RobertD, MichaelP. Peters dan DeanA. Shepherd, 2008. Kewirausahaan,

Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Indarti, Nurul, dan Stein Kristiansen. (2003). Determinants ofEntrepreurial Intention.Thecase of Norwegian Students. Gajah Mada International Journal ofbusiness.5.(1).79-95

Kasmir . (2006). Kewirausahaan, Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada

Kurniawan, Benny, 2012. Metodologi Penelitian, Jelajah Nusa, Tangerang.

Machfoedz, Mas’ud, 2005. Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan Implementasi. Penerbit : BPFE Yogyakarta,Yogyakarta.

Mudjiarto dan Aliaras Wahid, 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu dan UIEU University Press, Yogyakarta dan Jakarta.

Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003. Kewirausahaan Dipandang dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian, Cetakan Pertama, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal, et, al, 2008. Analisis Data Penelitian: Menggunakan Program SPSS, Cetakan 1, USU Press,Medan.


(23)

Suryana, 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba, Jakarta.

Sutjipto. 2002. Minat Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMEA) terhadap kewiraswastaan. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 9, No. 2, Agustus 2008. Hal119-127.

Tarmudji, Tarsis, 2006. Prinsip-prinsip Kewirausahaan, Liberti, Yogyakarta.

Zimmerer, Thomas W. dan Norman Scarborough, 2004. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Gramedia, Jakarta

JURNAL:

Indarti, dan Rostiani (2008), Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, Oktober 2008.

XimenesXimenes (2014),The Influence of Personal and Environmental Factors on Business Start-Ups: A Case Study in the District of Dili and Oecusse, Timor-Leste. Journal Of School of Business, University of the Thai Chamber ofCommerce,

Yuwono, Susatyo dan Partini (2008). Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Tumbuhnya Minat Berwirausaha, Jurnal Penelitian Humaniora Vol. 9 No. 2, Agustus,119-127.

SKRIPSI:

Dr. EmrahTalas, Ali Kemal Celik, IbrahimOrkun Oral (2013), The Influence of Demographic Factors on Entrepreneurial Intention among Undergraduate Students as a Career Choice: The Case of a Turkish University. American International Jurnal Of Contemporary Research. Vol. 3 No. 12; December 2013


(24)

Kelas XII SMK Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang 2011/2012.

Muhammad Mu’az Mahmud, Zainalabidin Mohamed, Golnaz Rezai, Mad Nasir Shamsudin (2011), The Influence of Personality Traits and Demographic Factors on Agro-Entrepreneurship Education among Graduates. Journal Of International Conference on Innovation.vol.14(2011) IACSIT Press, Singapore.

Rudy, 2010, Analisis Pengaruh Kepribadian, Lingkungan, Demografis terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Utami, Erlita Dhiah, 2007, Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Minat Berwirausaha (Studi Deskriptif pada Usahawan Rental Komputer di Sekaran Gunung pati Semarang). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Semarang.

WEBSITE:


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Kurniawan, 2012:21). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel kepribadian (X1), dan variabel demografi (X2) terhadap minat berwirausaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada wirausaha Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan. Penelitian akan di mulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan Februari 2016.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya peneiti perlu membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh Kepribadian, dan Demografi (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan). Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut :

a. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel bebas (X), yakni: 1. Kepribadian (X1)

2. Demografi (X2)

b. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel terikat (Y), yakni: Minat Berwirausaha (Y).


(26)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah memberikan suatu definisi atau memberikan arti kepada variabel dalam penelitian yang berguna untuk mengukur dan memudahkan melakukan pengukuran terhadap variabel dalam penelitian. Penelitian ini mengukur bagaimana pengaruh faktor kepribadian, dan demografi terhadap minat berwirausaha. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu: Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan, yaitu:

1. Kepribadian (X1)

Kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, temperamen dan watak.

2. Demografi (X2)

Faktor demografi adalah faktor yang berhubungan dengan struktur kependudukan.

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam penelitian ini variabel terikat yang digunakan, yaitu:

1. Minat Berwirausaha (Y)

Rasa ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko.


(27)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Variabel Skala

Ukur Kepribadian

(X1)

Keseluruhan karakteristik dan wirausaha, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, temperamen dan watak

Pemikiran pribadi

1.Pandangan mengenai wirausaha

2. Keyakinan diri

Likert Perasaan dan

Keinginan

1. Keinginan untuk sukses 2. Keinginan untuk meraih

peluang

3.Rasa percaya diri Sikap dan

Watak

1. Rasa tanggung jawab 2. Semangat dan energi 3.Kemampuan

berorganisasi Demografi

(X2)

Faktor demografi adalah faktor yang berhubungan dengan struktur

kependudukan

Pendidikan 1. Pendidikan Formal 2. Pendidikan Informal

Likert Pengalaman 1. Pengalaman Kerja

2. Pengalaman Orang Lain Umur 1. Dewasa

2. Lanjut usia Jenis Kelamin 1. Pria


(28)

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Variabel Skala

Ukur Minat Berwirausaha (Y) Rasa ketertarikan wirausaha untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko

Keuangan 1. Mencari nafkah 2. Menjadi kaya

3.Mencari pendapatan tambahan

Likert Sosial 1. Status

2. Bertemu banyak orang 3. Teladan untuk ditiru Pelayanan 1. Membuka lapangan

kerja 2.Membantu meningkatkan perekonomian Pemenuhan Diri

1. Menjadi seorang atasan 2.Menghindari

ketergantungan pada orang lain

3.Menggunakan potensi pribadi

3.5 Skala Pengukuran dan Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social (Sugiyono, 2012:132). Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.


(29)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert untuk Variabel

No Skala Likert Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2012:6)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2005:74), Populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 wirausaha pada Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Pemilihan sampel yang dilakukan adalah seluruh populasi yaitu wirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan sebanyak 32 orang. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode sampling jenuh (sensus), artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga responden yang digunakan pada penelitian ini mempunyai berbagai


(30)

karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. (Sugiyono, 2005:78).

3.7. Jenis Data Penelitian

Sugiyono (2012) di dalam Metode Penelitian Bisnis, mengemukakan bahwa secara umum data terbagi atas dua jenis, yaitu:

1. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:193). Pada penelitian ini data primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuesioner yang terstruktur.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber-sumber yang sudah ada sebelumnya untuk berbagai tujuan (Sugiyono, 2012:193). Misalnya artikel-artikel dan majalah, koran, dan situs-situs website. Selain itu peneliti mengumpulkan data sekunder melalui studi pustaka untuk membangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian sehingga dapat membaca buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, artikel-artikel serta penelusuran internet melalui situs website yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data


(31)

1. Angket atau kuisioner (questionaire), dapat dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Kurniawan, 2012:26).

2. Studi Pustaka

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan buku – buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Realibilitas 3.9.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria keberhasilan usaha adalah:

1. Jika r

hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r

hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

3.9.2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen


(32)

tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r

alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika r

alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan Lutfi., 2011:107). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kolmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2 tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang dan Lufti, 2011 : 119).


(33)

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF) melalui program SPSS.Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lutfi., 2011:137), di mana:

a. Tolerance value< 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah : 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.11.2 Model Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi) terhadap variabel terikat (perpindahan merek). Untuk mempeoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan


(34)

bantuan SPSS 15.0 for windows. Menurut Sugiyono (2012:270) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan:

Y = Minat Berwirausaha a = Konstanta

X1 = Variabel Kepribadian X2 = Variabel Demografi e = Standard error

3.11.3 Uji-F (Uji Serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah:

H0 : b1,b2= 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat).

H0: b1,b2 ≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

1. H0 diterima jika pada α = 5%


(35)

3.11.4 Uji-t (Uji Parsial)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya

Ho : b1 = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).

Ho : b1 ≠ 0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

1. H0 diterima jika thitung< ttabel pada α = 5%

2. H0 ditolak jika thitung ≥ ttabel pada α = 5%

3.11.5 Identifikasi Determinan (R2)

Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabledependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen.


(36)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Singkat

Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan berdiri mulai dari tahun 2013. Pada tahun 2013, Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan memiliki 16 usaha kuliner, dan pada tahun 2015 usaha pada Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan memiliki 32 usaha kuliner. Ini menunjukkan bahwa dewasa ini minat berwirausaha semakin lama semakin meningkat, Diketahui melakukan kegiatan berwirausaha bukanlah hal yang mudah, apabila suatu usaha dijalankan oleh orang yang memiliki minat berwirausaha yang tinggi , maka kelangsungan hidup usaha tersebut akan dapat lebih bertahan.

Selain Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan, Pujasera di Jalan Kasuari Medan juga merupakan usaha kuliner namun dikarenakan lokasi yang kurang strategis dan jenis makanan yang kurang bervariasi membuat pengunjung disini sepi, sehingga banyak kalangan yang mengunjungi Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan karena berada di lokasi strategis yang berada di tengah pemukiman penduduk.

4.1.2 Visi dan Misi 4.1.2.1 Visi


(37)

Adapun visi dari Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan memberikan kemudahan bagi para wirausaha yang ingin membuka usahanya. Dimana pemilik Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan memberikan tempat yang aman serta nyaman bagi wirasaha yang membuka usaha dan bagi pengunjung yang akan menikmati setiap kuliner yang ada di Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan.

4.1.2.2 Misi

Misi dari usaha Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan ini adalah menyediakan jasa tempat yang aman serta nyaman bagi wirausaha dalam membuka usahanya dan bagi pengunjung yang akan menikmati setiap kuliner yang ada di Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan.

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik ddeskriptif merupakan uraian atas hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang menjelaskan mengenai karateristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lama bekerja serta distribusi jawaban responden terhadap masing-masing variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini.

4.2.2 Deskriptif Responden

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah para wirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan. Sampel yang diambil adalah sebanyak 32 orang berdasarkan penggunaan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Dari 36 kuesioner


(38)

yang dikirim kepada responden, semuanya kembali kepada peneliti. Hal ini berarti response rate 100%, dan observasi penelitian ini berjumlah 32 sampel.

1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-Laki 16 50,0%

Perempuan 16 50,0%

Total 32 100,0%

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 16 orang dan responden berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 16 orang. Dengan demikian para wirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan dalam penelitian memiliki nilai persentase laki-laki dan perempuan yang sama yaitu sebesar 50,0% dari total responden.

2. Karateristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

20-30 tahun 21 65,6%

31-40 tahun 6 18,8%

> 40 tahun 5 15,6%

Total 32 100,0%

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah responden yang berusia diantara 20-30 tahun sebanyak 21 orang, diantara 31-40 tahun sebanyak 6 orang dan > 40 tahun sebanyak 5 orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa


(39)

kebanyakan jumlah responden wirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan yang diteliti berusia diantara 20 sampai 31 tahun.

3. Karateristik Berdasarkan Pendidika Tabel 4.3

Karateristik Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

SMP 8 25,0%

SMA 10 31,3%

D3/S1 14 43,8%

Total 32 100,0%

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki pendidikan tingkat SMP adalah sebanyak 8 orang, responden memiliki tingkat pendidikan SMA adalah sebanyak 10 orang dan responden yang memiliki tingkat pendidikan D3/S1 adalah sebanyak 14 orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan jumlah responden yang diteliti adalah wirausaha yang memilki tingkat pendidikan D3/S1.

4. Karateristik Berdasarkan Lama Berwirausaha Tabel 4.4

Karateristik Berdasarkan Lama Berwirausaha

Lama Berwirausaha Frekuensi Persentase

1-2 Tahun 12 37,5%

> 2 Tahun 20 62,5%

Total 32 100,0%

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah responden yang lama berwirausahanya 1 sampai 2 tahun adalah sebanyak 12 orang dan responden yang


(40)

lama berwirausahanya lebih dari 2 tahun adalah sebanyak 20 orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan jumlah responden yang diteliti adalah para wirausaha yang bekerja lebih dari 2 tahun.

4.2.3 Hasil Pernyataan Kuesioner dari 32 Responden a. Kepribadian (X1)

Tabel 4.5 Kepribadian (X1)

Butir Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 11 34,4% 16 50,0% 4 12,5% 1 3,1% 0 0,0% 2 12 37,5% 14 43,8% 5 15,6% 1 3,1% 0 0,0% 3 15 46,9% 9 28,1% 6 18,8% 2 6,3% 0 0,0% 4 13 40,6% 14 43,8% 4 12,5% 1 3,1% 0 0,0% 5 14 43,8% 11 34,4% 6 18,8% 1 3,1% 0 0,0% 6 19 59,4% 13 40,6% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 7 18 56,3% 14 43,8% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 8 16 50,0% 14 43,8% 2 6,3% 0 0,0% 0 0,0% Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 32 orang responden untuk variabel karateristik individu pada Tabel 4.5 yaitu :

1. Mayoritas responden pada butir 1 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 50% mengenai variabel kepribadian terhadap kemampuan yang pernyataannya bahwa wirausaha adalah profesi yang diinginkan.

2. Mayoritas responden pada butir 2 menjawab setuju dengan nilai persentase

443,8% mengenai variabel kepribadian terhadap kemampuan yang

pernyataannya bahwa menjadi wirausaha akan membuat para wirausaha


(41)

3. Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 46,9% mengenai variabel kepribadian terhadap kemampuan yang pernyataannya bahwa berwirausaha akan menjadikan para wirausaha pribadi yang lebih berkualitas.

4. Mayoritas responden pada butir 4 menjawab setuju dengan nilai persentase

sebesar 43,8% mengenai variabel kepribadian terhadap kemampuan yang

pernyataannya bahwa para wirausaha akan menjadi sukses dengan

berwirausaha.

5. Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju dengan nilai

persentase sebesar 43,8% mengenai variabel kepribadian terhadap sikap yang

pernyataannya bahwa para wirausaha selalu berusaha untuk mencari peluang

yang ada.

6. Mayoritas responden pada butir 6 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 59,4% mengenai variabel karateristik individu terhadap

sikap yang pernyataannya bahwa para wirausaha merupakan pribadi yang

bertanggung jawab.

7. Mayoritas responden pada butir 7 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 56,3% mengenai variabel karateristik individu terhadap

sikap yang pernyataannya bahwa para wirausaha selalu bersemangat

mengenai berwirausaha.

8. Mayoritas responden pada butir 8 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 50% mengenai variabel karateristik individu terhadap


(42)

sikap yang pernyataannya bahwa para wirausaha mampu mengorganisir hal-hal dengan baik.

b. Demografi (X2)

Tabel 4.6 Demografi (X2)

Butir Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 15 46,9% 9 28,1% 7 21,9% 1 3,1% 0 0,0% 2 20 62,5% 11 34,4% 1 3,1% 0 0,0% 0 0,0% 3 20 62,5% 11 34,4% 1 3,1% 0 0,0% 0 0,0% 4 16 50,0% 13 40,6% 2 6,3% 1 3,1% 0 0,0% 5 21 65,6% 10 31,3% 1 3,1% 0 0,0% 0 0,0% 6 13 40,6% 16 50,0% 3 9,4% 0 0,0% 0 0,0% 7 17 53,1% 8 25,0% 5 15,6% 2 6,3% 0 0,0% 8 15 46,9% 15 46,9% 2 6,3% 0 0,0% 0 0,0% Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 32 orang responden untuk variabel lingkungan kerja pada Tabel 4.6, yaitu :

1. Mayoritas responden pada butir 1 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 46,9% mengenai variabel Demografi yang pernyataannya bahwa para wirausaha mendapatkan pengetahuan berwirausaha dari pendidikan formal.

2. Mayoritas responden pada butir 2 menjawab sangat setuju dengan nilai

persentase sebesar 62,5% mengenai variabel demografi yang pernyataannnya

bahwa pendidikan formal berperan penting dalam membentuk minat para


(43)

3. Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 62,5% mengenai variabel demografi yang pernyataannya

bahwa para wirausaha memperoleh pengetahuan berwirausaha dari

pendidikan non-formal.

4. Mayoritas responden pada butir 4 menjawab sangat setuju dengan nilai

persentase sebesar 50% mengenai variabel demografi yang pernyataannya

bahwa pendidikan non-formal berperan penting dalam membentuk minat

para wirausaha menjadi wirausaha.

5. Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju dengan nilai

persentase sebesar 65,6% mengenai variabel demografi yang pernyataannya

bahwa pengalaman kerja orang lain membuat para wirausaha ingin menjadi

wirausaha.

6. Mayoritas rseponden pada butir 6 menjawab setuju dengan nilai persentase

sebesar 50% mengenai variabel demogarfi yang pernyataannya bahwa menjadi

wirausaha adalah pilihan yang tepat setelah lulus kuliah.

7. Mayoritas responden pada butir 7 menjawab sangat setuju dengan nilai

persentase sebesar 53,1% mengenai variabel demogarfi yang pernyataannya

bahwa para wirausaha belajar dari pengalaman orang lain untuk

berwirausaha.

8. Mayoritas responden pada butir 8 menjawab sangat setuju dan setuju dengan

nilai persentase sebesar 46,9% mengenai variabel demografi yang

pernyataannya bahwa para wirausaha menerima banyak masukan dari orang


(44)

c. Minat Berwirausaha (Y)

Tabel 4.7

Minat Berwirausaha (Y)

Butir

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 13 40,6% 17 53,1% 2 6,3% 0 0,0% 0 0,0% 2 16 50,0% 14 43,8% 2 6,3% 0 0,0% 0 0,0% 3 12 37,5% 18 56,3% 2 6,3% 0 0,0% 0 0,0% 4 18 56,3% 14 43,8% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 5 17 53,1% 13 40,6% 2 6,3% 0 0,0% 0 0,0% 6 19 59,4% 12 37,5% 1 3,1% 0 0,0% 0 0,0% 7 12 37,5% 16 50,0% 4 12,5% 0 0,0% 0 0,0% 8 22 68,8% 10 31,3% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%

9 19 59,4% 13 40,6% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%

10 18 56,3% 14 43,8% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%

11 16 50,0% 14 43,8% 2 6,3% 0 0,0% 0 0,0%

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 32 orang responden untuk variabel lingkungan kerja pada Tabel 4.7, yaitu :

1. Mayoritas responden pada butir 1 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 53,1% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa para wirausaha berwirausaha untuk mencari pendapatan tambahan 2. Mayoritas responden pada butir 2 menjawab sangat setuju dan setuju

dengan nilai persentase masing-masing sebesar 50% mengenai variabel minat beriwirausaha yang pernyataannya bahwa para wirausaha berwirausaha untuk mendapatkan pendapatan utama.

3. Mayoritas responden pada butir 3 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 56,3% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa menjadi kaya adalah salah satu keinginan para wirausaha.


(45)

4. Mayoritas responden pada butir 4 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 56,3% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa sukses dengan berwirausaha adalah jalan hidup yang akan para wirausaha raih.

5. Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 53,1% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa menjadi wirausaha meningkatkan status sosial para wirausaha.

6. Mayoritas responden pada butir 6 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 59,4% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernayataannya bahwa menjadi wirausaha dapat menambah relasi.

7. Mayoritas responden pada butir 7 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 50% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa dengan menjadi wirausaha para wirausaha dapat membuka lapangan pekerjaan.

8. Mayoritas responden pada butir 8 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 68,8% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa para wirausaha membantu menurunkan tingkat pengangguran dengan berwirausaha.

9. Mayoritas responden pada butir 9 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 59,4% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa para wirausaha membantu meningkatkan perekonomian karena berwirausaha.


(46)

10. Mayoritas responden pada butir 10 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 56,3% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa menjadi seorang wirausaha menjadikan para wirausaha tidak bergantung kepada orang lain.

11. Mayoritas responden pada butir 11 menjawab sangat setuju dengan nilai persentase sebesar 560% mengenai variabel minat berwirausaha yang pernyataannya bahwa dengan berwirausaha para wirausaha dapat mengembangkan potensi diri saya secara maksimal.

Tabel 4.8

Statistik deskriptif Variabel

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berikut ini merupakan penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah, yaitu : 1. Variabel Kepribadian memiliki nilai rata-rata sebesar 34,4688 dan standar

deviasi sebesar 3,73289.

2. Variabel Demografi memiliki nilai rata-rata 35,2813 dan standar deviasi sebesar 3,50331

3. Variabel Minat Berwirausaha memiliki nilai rata-rata sebesar 49,2188 dan standar deviasi sebesar 4,26338.


(47)

4.3 Hasil Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan analisis regresi dan korelasi, maka terlebih dahulu diuji valid dan reliabelnya suatu instrumen atau alat pencarian data. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.

4.3.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi pearson product moment (r) atau dengan melihat nilai corrected item-total correlation program SPSS. Dikatakan valid apabila nilai r

hitung > rtabel dengan nilai

dari rtabel adalah 0,361. Jika rhitung < rtabel, maka item pernyataan tersebut harus

dibuang dan tidak lagi diikut sertakan dalam uji-uji selanjutnya.

Hasil uji validitas baik untuk variabel kepribadian, demografi dan minat berwirausaha yang sudah valid dan dapat digunakan untuk uji-uji selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(48)

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Kepribadian

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas, butir pernyataan tersebut harus dibandingkan dengan r

tabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan. Pada signifikansi 5% dengan rtabel

sebesar 0,361. Berdasarkan gambar pada tabel 4.9 terlihat bahwa uji validitas menunjukkan pernyataan nomor 1 dan 5 tidak valid karena nilai r

hitung berada

dibawah r

tabel.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Demografi


(49)

Setelah melakukan pengujian validitas pertama pada variabel demografi, pernyataan nomor 5 tidak valid karena nilai r

hitung berada dibawah rtabel. Kemudian

dilakukan pengujian berikutnya dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Minat Berwirausaha

Sumber : Data dioleh peneliti (2016)

Setelah melakukan pengujian validitas pertama pada variabel minat berwirausaha, seluruh pernyataan valid karena nilai r

hitung berada diatas rtabel


(50)

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas Kepribadian

Sumber : Data dioleh peneliti (2016) Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas Demografi

Sumber : Data diolah peneliti (2016) Tabel 4.14

Hasil Uji Reliabilitas Minat Berwirausaha

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Setelah mengetahui seluruh pernyataan valid, maka akan dapat diuji reliabilitas dari kuesioner tersebut. Jawaban responden terhadap pernyataan


(51)

dikatakan reliabel jika masing-masing pernyataan dijawab secara konsisten. Uji reliabilitas tersebut menggunakan koefisien cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika cronbach alpha memiliki nilai lebih besar dari 0,6 (Nunnally dalam Ghozali, 2005:42).

Pada masing–masing tabel jika dilihat dari tabel 4.12 sampai tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa nilai alpha masing-masing variabel besarnya diatas 0,6 Sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi secara normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini digunakan kedua cara tersebut.

a. Analisis grafik

Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P plot. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data yang membentuk lonceng. Pada grafik P-P plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Pada penelitian ini distribusi data pada grafik histogram (gambar 4.1) berbentuk lonceng dan pada grafik P-P plot (gambar 4.2), titik-titiknya tidak menceng ke salah satu sisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pola distribusi datanya adalah


(52)

normal. Grafik histogram dan dan grafik P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut:

Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Pada grafik P-P Plot yang disajikan pada gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, tidak jauh dari garis diagonal dan tidak melenceng ke kiri dan ke kanan. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas, hal ini terlihat dari titik-titik yang mengikuti diagonal grafik.


(53)

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot Sumber : Data dioleh peneliti (2016)

b. Analisis Statistik

Salah satu analisis statistik untuk menguji normalitas adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan membuat

hipotesis. Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima, artinya data residual tidak berdistribusi normal. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, artinya data residual berdistribusi normal. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.15.


(54)

Tabel 4.15

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Hasil penelitian Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menunjukkan probabilitas = 0,935. Dengan demikian data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji F dan Uji t karena 0,881 > 0,05 (Ho diterima).

4.4 2 Hasil Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah situasi adanya korelasi antara variabel-variabel

independen antara yang satu dengan lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat

orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol. Hasil uji gejala multikolonieritas disajikan pada tabel 4.16


(55)

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolonieritas

. Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel independen kepribadian dan demografi mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel indpenden yang nilainya lebih dari 95%. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama. Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut.

4.4 3 Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan keberhasilan usaha sebagai variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%


(56)

dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang,dkk 2008: 98).

Tabel 4.17 Uji Heterokedastisitas

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Nilai ttabel dengan n = 32 dan t = 0,05 maka diperoleh nilai ttabel = 0,036.

Berdasarkan uji heterokedastisitas dengan metode Glesjer diperoleh nilai thitung

lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikansi Apabila perolehan nilai signifikansi >

0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heterokedastisitas seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.17

Pada penelitian ini digunakan metode garfik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang tidak diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Ghozali, 2005:105). Pada gambar 4.3 dari grafik scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Dengan demikian model regresi tidak


(57)

menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Hal ini berarti model regresi layak digunakan untuk memprediksi minat berwirausaha.

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Data diolah peneliti (2016)

4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Metode yang digunakan untuk melakukan analisis regresi berganda adalah metode enter. Pengujian dengan regresi berganda ditunjukkan dalam tabel-tabel di bawah ini.


(58)

Tabel 4.18

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 4.18 diatas, maka analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen, yaitu kepribadian dan demografi.

2. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan (removed)

3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Tabel 4.19

Hasil Analisis Regresi

Kepribadian dan Demografi Terhadap Minat Berwirausaha

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 18,376+0,689X


(59)

Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

1. Koefisien regresi kepribadian bernilai positif sebesar 0,689, hal ini menunjukkan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat, sehingga adanya peningkatan intensitas kepribadian akan meningkatkan minat berwirausaha.

2. Koefisien regresi demografi bernilai positif sebesar 0,201, hal ini menunjukkan demografi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat, sehingga adanya peningkatan kepribadian akan meningkatkan minat berwirausaha.

4.5.2 Koefisien Determinan (R 2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83).

Tabel 4.20 Model Summary

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan tampilan output model summary pada tabel 4.20 dapat dilihat bahwa:


(60)

1. Besarnya adjusted R (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah 0,522. Nilai ini menunjukkan bahwa 52,2% tingkat minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu kepribadian dan demografi.

2. R = 0,744 berarti hubungan antara variabel kepribadian (X1), dan demografi (X2) terhadap minat berwirausaha (Y) sebesar 74,4%. Artinya hubungannya cukup erat.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2,947. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

Dari hasil estimasi seperti yang tersaji pada Tabel 4.20 di atas terlihat bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,744 atau 74,4%. Ini berarti secara keseluruhan variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi minat berwirausaha para wirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan sebesar 74,4%. Dengan kata lain hanya sebesar 25,6% minat berwirausaha dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

4.5.3 Uji Serempak atau Simultan (Uji F)

Uji serempak atau disebut juga uji simultan atau uji F bertujuan untuk menguji hipotesis pertama yaitu mengetahui pengaruh atau tidak secara signifikan variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:


(61)

df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah n adalah 32 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2

2. df (penyebut) = 32 – 3 = 29

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0,

kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan kriteria

uji sebagai berikut :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α= 5% Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α= 5%

Tabel 4.21 Hasil Uji F

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau uji F didapat Fhitung sebesar


(62)

yakni 3,33, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel

(10,372 > 3,33). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan

tingkat signifikansinya (0.000) < 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (kepribadian dan demografi) secara serempak adalah signifikan terhadap minat berwirausaha.

4.5.4 Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 maka diperoleh hasil regresi antara karateristik individu dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan yang dapat dilihat pada tabel 4.22, berikut :

Tabel 4.22

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Sumber : Data diolah peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Kepribadian (X1)

Nilai t

hitung variabel effort adalah 2,842 dan nilai ttabel 1.694 maka thitung >

t

tabel(2,842 > 1.694) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepribadian

berpengaruh positif dan signifikan (0.08 < 0.05) secara parsial terhadap minat berwirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan.


(63)

2. Demografi (X2) Nilai t

hitung variabel upah adalah 0,779 dan nilai ttabel 1.694 maka thitung < ttabel

(0,779 < 1.694) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel demografi berpengaruh negatif dan tidak signifikan (0,442 > 0.05) secara parsial terhadap minat berwirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan.

4.6 Pembahasan

Penelitian ini menguji kepribadian dan demografi terhadap minat ebrwirausaha pada Pujasera Simpang 7 Medan. Secara keseluruhan, hasil pengujian dengan menggunakan program statistik SPSS membuktikan bahwa hipotesis yang dirumuskan dapat diterima. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara kepribadian dan demografi terhadap minat berwirausaha dapat dibuktikan.

4.6.1 Pengaruh Kepribadian Terhadap Minat Berwirausaha

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan antara kepribadian dengan minat berwirausaha dengan tingkat signifikansi jauh dibawah 0,05 (sebesar 0,08), ini menunjukkan hipotesis dapat diterima, artinya bahwa kepribadian berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian berarti semakin tingginya kepribadian seorang wirausaha maka akan sangat membantu mencapai produktivitas usaha secara optimal. Melalui hasil uji signifikansi parsial juga dapat dilihat bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel kepribadian maka akan meningkatkan minat sebesar 0,689.


(64)

4.6.2 Pengaruh Demografi Terhadap Minat Berwirausaha

Pengaruh antara demografi terhadap minat ebrwirausaha juga dapat dibuktikan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang ntidak signifikan antara demografi dengan minat berwirausaha dengan tingkat signifikansi diatas 0,05 (sebesar 0,442), ini menunjukkan hipotesis dapat ditolak, artinya bahwa demografi berpengaruh negatif terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian berarti demografi yang ada tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat yang dihasilkan oleh para wirausaha. Melalui hasil uji signifikansi parsial juga dapat dilihat bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel demografi maka akan meningkatkan minat berwirausaha sebesar 0.201.

4.6.3 Pengaruh Kepribadian dan Demografi Terhadap Minat Berwirausaha Berdasarkan pengujian koefisien determinasi bahwa hubungan antara kepribadian dan demografi sebesar 74,4% yang artinya mempunyai hubungan cukup erat. Dan didapat juga adjusted R Square sebesar 0,522, yang berarti 52,2% tingkat minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh kepribadian dan demografi.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengujian secara serempak bahwa kepribadian dan demografi berpengaruh secara positif dan signifikan dengan minat berwirausaha. 2. Berdasarkan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa kepribadian

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap minat berwirausaha sedangkan demografi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat berwirausaha.

3. Berdasarkan pengujian determinasi (R2) bahwa hubungan antara kepribadian dan demografi sebesar 74,4% yang artinya mempunyai hubungan cukup erat. Nilai adjusted R Square sebesar 0,522, yang berarti 52,2% tingkat minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh kepribadian dan demografi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dan keterbatasan yang diuraikan maka saran-saran yang dapat diberikan oleh penelitian ini yaitu:

1. Penelitian mendatang diharapkan dapat mengembangkan model yang sudah ada dengan menambahkan variabel-variabel yang mempengaruhi minat


(66)

berwirausaha, karena semakin banyak variabel independen kemungkinan dapat memperbesar Adjusted R Square untuk menjelaskan informasi yang diungkapkan.

2. Manajemen dalam berwirausaha perlu memperhatikan apa penyebab kurangnya kepribadian apakah karena pengaruh demografi yang kurang baik, sehingga dapat meningkatkan minat pada usaha secara keseluruhan untuk kedepannya nanti.


(67)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006:16).

Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut


(68)

tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007:21).

2.1.2 Minat Usaha

Tarmudji (2006:87) menyatakan bahwa minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta. Lebih lanjut Tarmudji menyatakan bahwa minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Riyanti (2003:21) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan bila seseorang bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan terbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Yuwono dan Partini (2008:78) menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu:

1. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu.

2. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya.


(69)

3. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.

Kartono dalam Yuwono (2008:80) menyatakan bahwa minat merupakan momen kecenderungan yang terarah secara intensif kepada sesuatu objek yang dianggap penting. Fryer dalam Yuwono (2008:88) menyatakan bahwa minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis ìentreprendeî yang artinya to undertake yakni menjalankan, melakukan dan berusaha. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cantillon dan semakin popular ketika dipakai oleh ahli ekonomi dalam Riyanti (2003:23) untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak lagi atau lebih produktif.

Dalam Bahasa Indonesia kata entrepreneur diartikan sebagai wirausaha yang merupakan gabungan dari dua kata yakni kata wira yang artinya gagah berani, perkasa dan usaha. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Banyak ahli yang mendefinisikan tentang kewirausahaan dan wirausaha, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Hisrich dan Peters (2008:1) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah proses membuat sesuatu yang baru dengan mempertimbangkan resiko dan balas jasa.

2. Drucker dalam Suryana (2003:18) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.


(70)

3. Prawirokusumo dalam Suryana (2003:16) menyatakan bahwa wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

4. Scarborough dan Zimmerer (2008:2) menyatakan wirausaha sebagai orang yang melakukan reformasi atau merevolusioner pola produksi dengan menggunakan penemuan atau teknologi yang belum dicoba untuk memproduksi komoditas baru atau memproduksi produk lama dengan cara baru.

5. Drucker (2008:2) menyatakan wirausaha sebagai orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi yang produktivitasnya rendah menjadi sumber-sumber ekonomi berproduktivitas tinggi.

Yuwono (2008:34) menyatakan bahwa minat kewirausahaan adalah rasa ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2006:55) menyatakan bahwa ada tujuh alasan mengapa seseorang berminat terhadap kegiatan kewirausahaan, yakni:

1. Ingin memiliki penghasilan yang tinggi. 2. Ingin memiliki karier yang memuaskan.

3. Ingin bisa mengarahkan diri sendiri/tidak diatur oleh orang lain. 4. Ingin meningkatkan prestise diri sebagai pemilik bisnis.

5. Ingin menjalankan ide atau konsep yang dimiliki secara bebas. 6. Ingin memiliki kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.


(71)

7. Ingin menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Wirasasmita dalam Suryana (2006:55) dikemukakan beberapa alasan yang menumbuhkan minat seseorang menjadi wirausaha yakni:

1. Alasan keuangan

Untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.

2. Alasan sosial

Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banyak orang, menjadi teladan untuk ditiru orang lain dan agar dapat bertemu banyak orang.

3. Alasan pelayanan.

Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

4. Alasan pemenuhan diri

Untuk bisa menjadi seorang atasan, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif dan menggunakan potensi pribadi secara maksimum.

2.1.3 Teori Tentang Kepribadian

Fromm dalam Alma (2011:78) menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian


(72)

sebagai variabel yang sering digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda dengan individu lainnya. Alisyahbana dalam Alma (2011:79) menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, temperamen dan watak. Seorang wirausaha yang sukses memiliki karakteristik kepribadian yang khusus yang membedakannya dari orang lain. Scarborough dan Zimmerer dalam Suryana (2006:24) mengemukakan delapan karakteristik kepribadian dari seorang wirausaha sukses yakni:

1. Desire for responsibility yakni memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Preference for moderate risk yakni memilih resiko yang moderat dan telah diperhitungkan dan tidak mengambil resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to success yakni percaya bahwa dirinya bisa meraih kesuksesan yang diinginkannya.

4. Desire for immediate feedback yakni memiliki keinginan untuk segera mendapatkan umpan balik.

5. High level of energy yakni memiliki semangat dan energi yang tinggi untuk bekerja keras mencapai tujuannya.

6. Future orientation yakni berorientasi pada masa depan dan jangka panjang.

7. Skill of organizing yakni mempunyai ketrampilan mengorganisir sumber-sumber daya untuk mencapai tujuannya.


(73)

8. Value of achievement over money yakni lebih menghargai prestasi dibandingkan uang, karena uang akan mengalir masuk dengan sendirinya. Jika seorang wirausaha mempunyai prestasi yang bagus.

Harris dalam Suryana (2006:28) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki ilmu pengetahuan,ketrampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadiserta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Berdasarkan McClelland dalam Alma (2006:81) menyatakan bahwa wirausaha memiliki kebutuhan akan prestasi, yang berarti keinginan seseorang terhadap prestasi yang tinggi, penguasaaan keahlian, pengendalian, atau standar yang tinggi.

Kebutuhan akan prestasi ini mempunyai ciri-ciri tertentu, seperti yang diungkapkan oleh Faisol dalam Mudjiarto (2006:28) yakni:

1. Berani mengambil resiko 2. Kreatif dan Inovatif 3. Mempunyai visi 4. Mempunyai tujuan 5. Percaya diri 6. Mandiri

7. Aktif, enerjik, dan menghargai waktu 8. Memilik konsep diri yang positif 9. Berpikir positif


(74)

2.1.4 Teori Tentang Demografi

Di bawah faktor pribadi, banyak faktor telah mengidentifikasi hubungan dengan demografi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja. Menurut penelitian di berbagai negara, telah ditemukan bahwa ada hubungan antara demografi dan kewirausahaan. Sebelumnya peneliti telah menemukan perbedaan gender tidak signifikan dengan memulai usaha (Startiene dalam Ximenes 2014:4). Dalam usia tertentu seseorang bisa membuat keputusan untuk menjadi seorang pengusaha. Usia 26 - 40 dapat dianggap sebagai periode kesiapan pemilihan pekerjaan. Orang-orang di usia ini kemungkinan akan datang keberhasilan. Usia dapat menjadi korelasi positif jika dihubungkan dengan pengalaman profesional, kemandirian, ketersediaan peningkatan modal (Sternberg et al. dalam Ximenes 2014).

Para peneliti telah menemukan bahwa pengetahuan dan informasi merupakan elemen dasar untuk awal kepercayaan diri individu dalam sebuah usaha pengusaha (Martinez dalam Ximenes 2014:4). Dengan pengetahuan yang cukup, mentransfer ide menjadi suatu organisasi yang dapat membuat pengusaha mendapatkan sumber daya. Menyatakan sikap biasanya dibentuk oleh pengalaman sebelumnya, bahwa pengusaha yang langsung mendapatkan pengalaman dengan kegiatan kewirausahaan di masa lalu akan memiliki sikap kewirausahaan yang lebih kuat.

Menurut Riyanti (2003:33) menyatakan bahwa demografi sangat penting dikaji karena demografi adalah faktor yang melekat pada wirausaha dan mempengaruhi keberhasilan seorang wirausaha. Mazzarol dalam Indarti et al.,


(75)

(2008) menyatakan bahwa faktor-faktor demografi seperti gender, umur, pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Faktor demografi merupakan faktor yang penting mempengaruhi seseorang tertarik untuk berwiraswasta. Kondisi demografi yang ada dalam diri seseorang dapat dipandang sebagai sesuatu yang mempengaruhi dalam keberhasilan usaha. Faktor demografi ini meliputi : usia dimana usia kronologis adalah usia ketika seseorang memulai karir sebagai wiraswasta.

Faktor demografi yang lain yaitu pengalaman di mana dalam menjalankan usaha merupakan pendorong terbaik keberhasilan, terutama usaha baru itu berkaitan dengan pengalaman usaha sebelumnya. Kebutuhan akan pengalaman tergantung dari diri pribadi bagaimana dapat mencari atau mengelola pengalaman yang diperoleh. Wirausaha yang berpengalaman mengelola usaha sebelumnya dapat melihat lebih banyak jalan untuk membuka usaha baru. Faktor demografi yang terakhir yaitu pendidikan karena pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal tersebut terkait langsung dengan bidang usaha yang dikelola. Semakin banyak seseorang tertarik untuk belajar dalam dunia pendidikan akan meningkatkan dalam usahanya.

Hisrich (2008:75) menyatakan bahwa pendidikan sangatlah penting dalam perjalanan wirausaha. Pentingnya pendidikan tidak hanya tercermin dalam tingkat pendidikan yang dicapai, tetapi juga dalam kenyataan bahwa pendidikan memiliki peranan penting untuk membantu para wirausaha mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Studi di India oleh Sinha dalam Indarti (2008:35)


(76)

membuktikan bahwa latar belakang pendidikan menjadi salah satu penentu penting minat kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan. Situmorang (2007:7) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah mengembangkanmasyarakat berkewirausahaan (entreprising people) dan menanamkan sikap percayapada diri sendiri melalui proses belajar yang sesuai. Pendidikan kewirausahaan dan program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk mendirikan usaha kecil yang independen.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian 1. Utami (2007)

(www.googlescholar.com) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwiraswasta (studi Deskriptif pada Usahawan Rental Komputer di Sekaran Gunung Pati Semarang) Variabel Independen: Inovasi, Prestasi Kepribadian, Kepercayaan, Sikap, dan Motif Variabel Dependen: Minat Usaha Faktor-faktor yang mempengaruhi minat usaha berpengaruh positif terhadap minat usaha pada usaha rental yang paling dominan

mempengaruhi adalah kepribadian.

2 Rudi (2008)

(www.repositoryusu.ac.id) Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan dan Demografis terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara Varibel Independen: Kepribadian, Lingkungan dan Demografis Variabel Dependen: Minat usaha Faktor kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat usaha dan yang paling dominan

mempengaruhi adalah variabel kepribadian.


(77)

Lanjutan Tabel 2.1

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian 3 Muhammad Mu’az

Mahmud, Zainalabidin Mohamed, Golnaz Rezai, Mad Nasir Shamsudin (2011)

(www.googlescholar.com)

The Influence of Personality Traits and Demographic Factors on Agro-Entreneurship Education among Graduates Faktor Efektifitas, dan wirausaha Hasil menunjukkan bahwa peserta menyepakati efektivitas dalam mengembangkan lulusan niat untuk menjadi agro-pengusaha 4 Fitriani (2012)

(www.googlescholar.com)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang Tahun 2011/2012 Variabel Independen: Faktor internal Faktor Eksternal Variabel Dependen: Minat Usaha Hasil penelitian deskriptif persentase menunjukkan bahwa minat berwirausaha termasuk dalam kategori tinggi, faktor internal dan eksternal termasuk dalam kategori baik. 5 Dr. Emrah Talas, Ali

Kemal Celik, Ibrahim Orkun Oral (2013)

(www.googlescholar.com)

The Influence of Demographic Factors on Entrepreneurial Intention among Undergraduate Students as a Career Choice: The Case of a Turkish University Niat kewirausahaan, Faktor Demografi, Mahasiswa, Karir Pilihan. Hasil analisis menunjukkan bahwa fakultas saat ini, jenis sekolah tinggi dan pendapatan rumah tangga keluarga mereka merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi niat kewirausahaan di kalangan responden.

2.3 Kerangka Konseptual

Pada dasarnya dalam berwirausaha banyak faktor yang akan mempengaruhi perkembangan usaha, baik faktor internal maupun eksternal, seperti kepribadian, lingkungan serta faktor demografi yang senantiasa selalu menunjang perkembangan suatu usaha yang sedang berjalan. Seorang entrepreneur sebelum memulai suatu usaha, banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari perencanaan


(78)

sampai berjalannya wirausaha tersebut, sehingga faktor-faktor tersebut dapat mendukung berjalannya wirausaha.

Menurut Alisyahbana dalam Alma (2011:79) menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, temperamen dan watak, sehingga seorang enterprenuer harus memiliki jiwa karakteristik dalam diri serta kepribadian yang mampu dan berani untuk memulai suatu usaha, sebelum akhirnya memutuskan untuk mundur dengan resiko-resiko yang akan dihadapi nantinya.

Seorang wirausaha yang sukses memiliki karakteristik kepribadian yang khusus yang membedakannya dari orang lain, selain itu seorang wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan (Harris dalam Suryana, 2006).

Hal inilah yang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur agar dapat menjalankan usahanya dengan baik, karena dengan karakteristik yang dimiliki oleh entrepreneur memiliki kekuatan penuh dalam mendorong minat usaha, sehingga dengan karakteristik tersebut dapat mempengaruhi minat usaha yang menjadi tujuan awal wirausahawan. Tiga tipe kepribadian yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha yakni the climber, the champer dan thequitter (Riyanti 2003:14). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudi (2008), menjelaskan bahwa karakteristik kepribadian berpengaruh terhadap minat usaha.


(79)

Sementara Riyanti (2003:33) menyatakan bahwa demografi sangat penting dikaji karena demografi adalah faktor yang melekat pada wirausaha dan mempengaruhi keberhasilan seorang wirausaha, karena faktor demografi merupakan kondisi dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi dalam keberhasilan usaha, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudi (2008) bahwa demografis berpengaruh terhadap minat usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bergmann et. al dalam Ximenes (2014) telah ditemukan bahwa ada hubungan antara demografi dan kewirausahaan. Sebelumnya peneliti telah menemukan perbedaan gender tidak signifikan dengan memulai usaha. Kemudian Parker dalam Ximenes (2014) menyatakan korelasi positif usia dapat berpengaruh jika dihubungkan dengan pengalaman profesional, kemandirian, ketersediaan peningkatan modal.

Kemudian menurut Minniti dan Bygrave (1999); Aldrich dan Martinez, (2001), yang dikutip dalam Ximenes (2014) Para peneliti telah menemukan bahwa pengetahuan dan informasi merupakan elemen dasar untuk awal kepercayaan diri individu dalam sebuah usaha pengusaha. Dengan pengetahuan yang cukup, mentransfer ide menjadi suatu organisasi dapat membuat pengusaha mendapatkan sumber daya. Berdasarkan uraian tersebut di atas jelaslah bahwa banyak faktor yang mendukung minat usaha seorang wirausahawan, sehingga dalam mengembangkan suatu usaha seorang wirausahawan sudah mempunyai banyak pengetahuan serta bekal yang cukup demi kemajuan usahanya.Selain itu sebelum memulai suatu usaha karakteristik individu, faktor lingkungan serta faktor demografi sangat perlu diperhatikan karena hal ini berpengaruh terhadap


(80)

minat usaha yang akan dikembangkan serta menentukan apakah usaha yang sedang berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat atau tidak.

Sehingga kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat usaha agar usaha yang sedang berjalan tidak mengalami kehancuran dan dapat berkembang sesuai apa yang diharapkan, karena minat merupakan sikap yang membuat orang senang terhadap objek, situasi atau ide-ide tertentu yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu usaha.

Berdasarkan uraian tersebut dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Alma(2011), Riyanti (2003), Ximenes (2014)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan oleh peneliti sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah :

Kepribadian X1

Demografi X2


(81)

1. Faktor kepribadian, berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan).

2. Faktor demografi berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan).

3. Faktor kepribadian, dan demografi berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan).


(82)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia belakangan ini membawa dampak buruk bagi sektor tenaga kerja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014 - 2015 bahwa jumlah pengangguran meningkat hingga 300 ribu orang yang totalnya hingga saat ini mencapai 7,45 juta orang. Kepala BPS Suryamin menjelaskan tingkat pengangguran terbuka didominasi oleh penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,05 persen, jenjang Sekolah Menengah Atas 8,17 persen, dan Diploma I/II/III sebesar 7,49

perse

menuntut setiap orang untuk dapat terus bertahan serta dapat mempunyai inisiatif sendiri dalam membuka usaha maupun berwirausaha guna menyambung hidup, karena berwirausaha merupakan alternatif yang tepat dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat, yaitu rendahnya pendidikan, keterampilan yang kurang, lapangan kerja yang kurang, tidak ada kemauan untuk berwirausaha dan

tingginya rasa malas

Indonesia ini terjadi pada kalangan tidak berpendidikan maupun yang berpendidikan tinggi.


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI . ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan ... 10

2.1.2 Minat Usaha ... 11

2.1.3 Teori Tentang Kepribadian ... 14

2.1.4 Teori Tentang Demografi ... 17

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual ... 20

2.4 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Batasan Operasional ... 25


(2)

3.5 Skala Pengukuran dan Variabel ... 28

3.6 Populasi dan Sampel ... 29

3.6.1 Populasi ... 29

3.6.2 Sampel ... 29

3.7 Jenis Data Penelitian ... 30

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 31

3.9.1 Uji Validitas ... 31

3.9.2 Uji Realibilitas ... 31

3.10 . Uji Asumsi Klasik ... 32

3.11 Teknik Analisis Data ... 33

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif ... 33

3.11.2 Model Analisis Regresi Linear Berganda ... 33

3.11.3 Uji-F (Uji Serentak) ... 34

3.11.4 Uji-t (Uji Farsial) ... 35

3.11.5 Identifikasi Determinan (R2) ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 36

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 36

4.1.2 Visi dan Misi ... 36

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 37

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37

4.2.2 Deskriptif Responden ... 37

4.2.3 Hasil Pernyataan kuesioner dari 32 Responden ... 40

4.3 Hasil Uji Kualitas Data ... 47


(3)

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 50

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 51

4.4.1 Hasil Uji Normalitas ... 51

4.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas ... 54

4.4.3 Hasil Uji Heteroksiditas ... 55

4.5 Pengujian Hipotesis... 57

4.5.1 Analisis Regresi Berganda ... 57

4.5.2 Koefesien Determinan (R2) ... 59

4.5.3 Uji Serempak atau Simultan (Uji F) ... 60

4.5.4 Uji Parsial ... 62

4.6 Pembahasan ... 63

4.6.1 Pengaruh Kepribadian Terhadap Minat Berwirausaha… ... 63

4.6.2 Pengaruh Demografi Terhadap Minat Berwirausaha…… ... 64

4.6.3 Pengaruh Kepribadian dan Demografi Terhadap Minat Berwirausaha……… ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(4)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel

1.1 Usaha Kuliner Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27

3.2 Instrumen Skala Likert Untuk Variabel ... 29

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 38

4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 39

4.4 Karakteristik Berdasarkan Lama Berwirausaha... 39

4.5 Kepribadian (X1) ... 40

4.6 Demografi (X2) ... 42

4.7 Minat Berwirausaha ... 44

4.8 Statistik Deskriptif Variabel ... 46

4.9 Hasil Uji Validitas Kepribadian ... 48

4.10 Hasil Uji Validitas Demografi ... 48

4.11 Hasil Uji Validitas Minat Berwirausaha ... 49

4.12 Hasil Uji Kepribadian ... 50

4.13 Hasil Uji Reliabilitas Demografi ... 50

4.14 Hasil Uji Reliabilitas Minat Berwirausaha ... 50

4.15 One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test ... 54

4.16 Hasil Uji Multikolonieritas ... 55

4.17 Uji Heterokedastisitas ... 56


(5)

4.19 Hasil Analisis Regresi ... 58

4.20 Model Summary ... 59

4.21 Hasil Uji F……… ... 61


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar

2.1 Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Grafik Histogram ... 52

4.2 Grafik P-P Plot ... 53