didukung juga masyarakat yang mulai meninggalkan kampung itu apakah diakibatkan faktor yang sama maupun faktor lainnya.
4.2.2 Kreatifitas Baru dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Keluarga
Kreatifitas baru dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dapat diasumsikan sebagai usaha untuk mempersiapkan perpindahan masyarakat ke daerah luar Mariah
Dolog, sehingga di sana kehidupan akan lebih sejahtera. Seperti sudah diuraikan, juga beberapa faktor internal yang memicu masyarakat secara berangsur meninggalkan
Mariah Dolog, khususnya mengenai konflik klaim kepemilikan tanah oleh keturunan Tuan Mariah Dolog. Hal tersebut mejadi tekanan bagi masyarakat sehingga memilih
pindah ke daerah lain yang dianggap lebih nyaman untuk tinggal. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa kesanggupan suatu keluarga untuk
meninggalkan Mariah Dolog dan hidup sejahtera di daerah lain merupakan prestise dalam masyarakat. Tindakan tersebut menjadi acuan bagi keluarga lainnya untuk
berjuang sehingga dapat mengikuti langkah keluarga yang dianggap telah berhasil di daerah lain. Berangkat dari motivasi tersebut berarti setiap keluarga yang memiliki
rencana untuk pindah ke luar daerah harus terlebih dahulu mempersiapkan modal. Di daerah lain tentu mereka akan membeli tanah tempat di mana akan didirikan rumah,
kecuali mereka tinggal di rumah keluarganya sendiri. Meskipun demikian tetap saja harus memiliki kesanggupan biaya agar dapat bergerak.
Kondisi kehidupan masyarakat Mariah Dolog pada masa 1960-an dapat dikatakan swasembada pangan. Stok padi sebagai bahan pangan cukup banyak
tersimpan di lumbung padi kampung. Demikian juga dapat dilihat dalam rumah- rumah penduduk, khususnya setiap penduduk yang bertani padi, banyak menyimpan
tumpukan karung yang berisi padi di ruangan dekat dapur. Masyarakat banyak yang menjual padi ke luar daerah, yang diangkut dengan kereta kerbau. Hasilnya
digunakan untuk membiayai anak-anak mereka yang bersekolah di perantauan. Jumlah muda-mudi sudah berkurang di kampung karena mereka bersekolah,
sementara orang yang tergolong muda baru berumah tangga tidak bertempat tinggal di Mariah Dolog, tapi pergi keluar daerah. Maka tenaga yang dibutuhkan untuk
menumbuk padi dengan lesung menjadi berkurang. Atas dasar ini maka suatu keluarga bermarga Saragih Sumbayak membeli mesin penggiling padi dari Pematang
Siantar pada tahun 1987. Kehadiran mesin penggiling padi tersebut sangat berdampak mempermudah penyediaan beras setiap harinya, apalagi pada saat-saat ada yang
melangsungkan acara pesta. Masyarakat tidak lagi menggunakan lesung yang dimiliki oleh warga sekampung yang terletak di atas panggung lumbung padi. Hal tersebut
sekaligus menandai berakhirnya tradisi menumbuk padi dan jagung di Mariah Dolog. Sebagai biaya jasa penggilingan padi dapat dilakukan dengan memberi beras kepada
pemilik mesin yang jumlahnya menurut berapa karung padi yang akan digiling.
Adapun beras yang diterima oleh setiap keluarga, dapat mereka jual kepada tokeh yang menampung di mana uang penjualannya dapat disimpan sebagai modal untuk
pindah kemudian. Perpindahan masyarakat Mariah Dolog yang sedang berlangsung pada masa
itu juga mendorong keinginan keluarga Saragih Sumbayak pemilik mesin penggiling padi untuk meninggalkan Mariah Dolog. Desa Dolog Huluan dianggap lebih banyak
memberikan keuntungan mengingat jumlah penduduknya yang lebih besar. Penduduk Mariah Dolog sendiri, masing-masing sudah memiliki rencana untuk
bermigrasi ke luar daerah. Pada tahun 2002 mesin penggiling padi dipindahkan ke desa Dolog Huluan, sehingga masyarakat lainnya mau tidak mau ternyata juga
mengikuti langkah migrasi tersebut. Pengaruh pindahnya mesin penggiling padi tersebut turut mendorong percepatan masyarakat untuk pindah ke luar Mariah Dolog.
Pada tahun 2004 dapat disimpulkan telah berakhir migrasi spontan masyarakat Mariah Dolog meninggalkan kampung halamannya menuju luar daerah.
Namun hingga akhir periodesasi penulisan skripsi ini, masih ada tinggal satu rumah tangga suami-istri lagi yang tetap bertahan di kampung tersebut. Mereka adalah
keturunan Tuan Mariah Dolog yang oleh pihak keluarganya diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menjaga tanah Mariah Dolog tersebut, supaya tidak terjadi
penyerobotan tanah oleh pihak lain di kemudian hari.
4.2.3 Pola Konsumsi