3.2 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan Galur Wistar dengan berat badan 150-200 g sebanyak 30 ekor ,
dikelompokkan dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Sebelum pengujian, terlebih dahulu tikus dikondisikan selama 2 minggu dalam
kandang yang baik untuk menyesuaikan dengan lingkungannya Depkes, 1979.
3.3 Penyiapan Bahan
Penyiapan bahan-bahan meliputi larutan suspensi CMC 0,5, aloksan sebagai penginduksi, suspensi Metformin dosis 50 mgkg BB, air suling,
ekstrak etanol majakani. 3.3.1 Pembuatan suspensi CMC 0,5
Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan ke dalam lumpang berisi air suling panas sebanyak 10 ml, ditutup dan dibiarkan selama 15 menit hingga diperoleh
massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan air suling hingga 100 ml Anief, 1999.
3.3.2 Pembuatan larutan induksi aloksan
Sebanyak 1g aloksan dilarutkan dalam larutan NaCl 0,9 100 ml.
3.3.3 Pembuatan suspensi metformin dosis 50 mgkgBB
Tiap tablet metformin mengandung 500 mg metformin dilarutkan dalam 100 ml suspensi CMC 0,5.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Pengujian Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah 3.4.1 Penggunaan
blood glucose test meter “Nesco Multi Check ”
Kadar glukosa darah diukur dengan alat glukometer menggunakan tes strip yang bekerja secara enzimatis.
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah glukometer NESCO. Glukometer ini secara otomatis akan hidup ketika test
strip dimasukkan dan akan mati setelah beberapa menit test strip dicabut.
Glukometer NESCO check strip dimasukkan ke dalam glukometer NESCO sehingga glukometer ini akan hidup secara otomatis, kemudian dicocokkan
kode nomor yang muncul pada layar dengan yang ada pada vial glukometer NESCO test strip
. Tes strip yang dimasukkan pada glukometer pada bagian layar akan tertera angka yang sesuai dengan kode test strip, kemudian pada
layar monitor glukometer muncul tanda siap untuk diteteskan darah. Caranya dengan menyentuh setetes darah ke test strip, reaksi dari wadah test strip akan
otomatis menyerap darah ke dalam test strip melalui aksi kapiler. Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur kadar glukosa darah. Hasil
pengukuran diperoleh selama 5 detik.
3.4.2 Pengukuran kadar glukosa darah KGD
Sebelum percobaan dilakukan, tikus dipuasakan tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum selama 18 jam, lalu ditimbang berat badan tikus
masing-masing dan diberi tanda pada ekor, kemudian masing-masing tikus diukur kadar gula darah puasa dengan cara mengambil darah melalui pembuluh
darah vena dibagian ekor yang ditusuk menggunakan jarum suntik. Darah yang
Universitas Sumatera Utara
keluar disentuhkan pada test strip yang telah terpasang pada alat glucometer. Dibiarkan selama 5 detik, alat mengukur kadar gula darah secara otomatis.
Angka yang tampil pada layar dicatat sebagai kadar gula darah mgdl.
3.4.3 Pengujian efek ekstrak etanol majakani EEM terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi Aloksan.
Tikus yang telah dipuasakan ditimbang berat badannya, ditentukan kadar glukosa darah puasa, kemudian masing-masing tikus diinduksi dengan
aloksan dosis 125 mgkg BB secara intraperitonial. Tikus diberi makan dan minum seperti biasa, diamati tingkah laku tikus dan bobot badan, dan diukur
kadar glukosa darahnya pada hari ke 3. Tikus dianggap diabetes apabila kadar glukosa darah
≥ 200 mgdl Triplitt, et al., 2008 dan dapat digunakan untuk pengujian, selanjutnya disebut sebagai tikus diabetes.
Tikus diabetes yang sudah dapat digunakan dan diukur kadar glukosa darahnya, dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok, yang masing-
masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus dan diberi perlakuan secara per oral, yakni:
Kelompok I : Tikus diabetes diberikan larutan suspensi Na-CMC 0,5
Kelompok II : Tikus diabetes diberikan suspensi EEM dosis 50 mgkg bb Kelompok III : Tikus diabetes diberikan suspensi EEM dosis 100 mgkg bb
Kelompok IV : Tikus diabetes diberikan suspensi EEM dosis 200 mgkg bb Kelompok V : Tikus diabetes diberikan suspensi metformin dosis 50 mgkgbb
Kelima kelompok diberi perlakuan selama 19 hari berturut-turut. Selanjutnya pengukuran kadar glukosa darah diukur pada hari ke-1, 3, ke-5, ke-
Universitas Sumatera Utara
7, ke-9, ke-11, ke-13, ke-15, ke-17 dan hari ke-19 menggunakan alat ukur NESCO.
3.5 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANAVA dengan tingkat kepercayaan 95 dan dilanjutkan dengan uji rata-
rata Duncan untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis statistik ini menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 18.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrak yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peneliti sebelumnya yaitu Ninda T.M. Sihombing 2012, identifikasi tumbuhan,
karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia telah dilakukannya.
4.1 Hasil Uji Farmakologi
Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan Galur Wistar yang dilakukan dengan metode induksi aloksan untuk memperoleh tikus diabetes
dengan kadar glukosa darah ≥ 200 mgdl. Sebelumnya dilakukan orientasi efek
penurunan kadar glukosa darah KGD dengan pemberian ekstrak etanol majakani dosis 100 mgkg BB, 200 mgkg BB dan 400 mgkg BB. Sebelum
percobaan dilakukan tikus dipuasakan tidak diberi makan tetapi tetap diberi min um selama 18 jam, lalu diukur KGD puasa tikus menggunakan
Glukometer Nesco Multi Check dan pada saat pengerjaan tersebut sebagai
KGD awal. Berdasarkan hasil orientasi yang telah dilakukan dengan pemberian
ekstrak etanol majakani EEM per oral dengan dosis 100, 200 dan 400 mgkg BB, penurunan kadar glukosa darah sudah terlihat pada semua dosis. Pada
dosis 400 mgkg BB kadar glukosa darah mengalami penurunan yang sangat rendah, sehingga tikus mengalami kematian. Dengan demikian, berdasarkan
hasil orientasi yang telah dilakukan maka ditetapkan dosis untuk penelitian selanjutnya digunakan dosis 50 mgkg BB, 100 mgkg BB dan 200 mgkg BB.
Universitas Sumatera Utara