48
Strategi Pengembangan Pengelolaan dan Arahan Kebijakan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
3 Berkontribusi pada pola pembangunan Daerah Aliran Sungai DAS mulai
dari bagian hilir, tengah, dan hulu;
4 Pembentukan unit manajemen hutan rakyat berkelanjutan sehingga
terwujud kelestarian hasil dan kelestarian usaha hutan rakyat, serta
didukung oleh kelembagaan yang kuat;
5 Memastikan kawasan hutan rakyat dimasukkan dalam tata ruang daerah
dan mendorong pembuatan peraturan daerah tentang pengelolaan hutan
rakyat; 6
Mewujudkan hutan rakyat yang dikelola berdasarkan pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
49
Strategi Pengembangan Pengelolaan dan Arahan Kebijakan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT
DI PULAU JAWA
Uraian pada Bab II memberikan analisis fakta atas data‐data interpretasi
citra landsat tentang penutupan lahan hutan rakyat yang sifatnya indikatif. Bab III
ini berusaha menganalisis kebutuhan kebijakan yang diperlukan untuk mewujudkan
tujuan pengelolaan hutan rakyat di Pulau Jawa. Berbicara tentang kebijakan,
pastilah akan mengkait dengan kebijakan dan peraturan yang sudah ada tentang
hutan rakyat, dan kebutuhan apa lagi yang masih diperlukan untuk penyempurnaan
pengembangan dan pengelolaan hutan rakyat agar lebih baik.
3.1 Kondisi dan Masalah Hutan Rakyat Saat ini
Kondisi hutan rakyat saat ini di Pulau Jawa adalah sebagai berikut:
1 Belum semua dusun dan desa yang memiliki hutan rakyat didukung oleh
organisasi pengelola dan kelembagaan hutan rakyat yang baik, kuat dan
mandiri; 2
Sebagian besar masyarakat masih mengelola hutan rakyat sebagai tindakan private
goods, perlu ditambah dengan pemahaman public goods. Dalam pengertian
ekologi, yang diperlukan adalah gerakan collective action untuk pengelolaan
hutan rakyat; 3
Secara keseluruhan potensi kayu hutan rakyat per hektar masih rendah yaitu baru
mencapai sekitar 30 m3ha untuk seluruh Jawa dan Madura; 4
Sinergi pengelolaan hutan rakyat berdasarkan wilayah DAS hilir, tengah, dan
hulu belum jelas konsep dan wujudnya di lapangan; 5
Hutan rakyat mampu menyumbang kayu log paling sedikit 6 juta m3th, tetapi
kualitas kayu sering jadi masalah. Pasokan bahan baku ini sangat berarti
karena suplai kayu dari Perhutani dan hutan alam menurun drastis;
50
Strategi Pengembangan Pengelolaan dan Arahan Kebijakan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
6 Banyak perusahaan bermitra, bagi hasil dan kerjasama lainnya dengan
masyarakat untuk mengembangkan hutan rakyat secara komersial;
7 Di banyak daerah telah terjadi perubahan alih fungsi dari hutan rakyat
menjadi penggunaan lainnya. Hal ini dikarenakan kurangnya insentif yang
diterima oleh pelakupemilik hutan rakyat;
8 Pengembangan hutan rakyat belum diintegrasikan dengan tata ruang
daerah, PAD, dan mitigasi perubahan iklim nasional dan;
9 Peraturan tata kelola kayu rakyat dikeluhkan oleh masyarakat sebagai
sesuatu yang menghambat dan bersifat disinsentif.
3.2 Strategi Pengembangan Pengelolaan Hutan Rakyat
Pengembangan hutan rakyat selalu harus dikaitkan dengan keberadaan
hutan alam dan hutan negara lainnya. Kontribusi hutan rakyat pada industri
perkayuan, kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekologi, harus ditempatkan
dalam konteks hutan secara keseluruhan. Sesuai dengan kondisi hutan rakyat saat
ini, rumusan tujuan pengelolaan dan pengembangan, maka strategi pengembangan
hutan rakyat di Pulau Jawa dirancang sebagai berikut:
M ASY
AR AKA
T SE JAH
T ER
A
KEB ERL
A NJ
UTA N
H U
TA N RA
KYA T