42
Strategi Pengembangan Pengelolaan dan Arahan Kebijakan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
bambo di Malang Selatan dapat melestarikan sumber mata air. Di dusun
Kedungkeris dan dusun sendowo kidul Gunung Kidul sejak hutan rakyatnya berhasil,
sumber mata air bertambah banyak. Tetapi sebaliknya kawasan hutan kayu putih
dalam kawasan hutan Negara di Gunung Kidul telah menyebabkan sumber mata air
banyak yang hilang. Hutan rakyat di satu bukit di Desa Karangrejo Kecamatan Loano
Purworejo berhasil menjaga debit sumber mata air yang ada di sekitarnya.
Penanaman hutan rakyat di kawasan recharge area di kaki gunung Merapi
Kabupaten Bojolali telah meningkat sumber air tanah dalam di Kabupaten Klaten,
yang menjadi sumber air tanah PT.Tirta Investama Aqua Danone. Bukti sebaliknya
menunjukkan bahwa rusaknya hutan di hulu Sub DAS Kalipusur Klaten
menyebabkan banyak sumber mata air di bagian hulu tersebut mati, dan akibatnya
air irigasi Kalipusur tidak mampu lagi mensuplai persawahan pada musim kemarau.
2.5 Penataan hutan rakyat : Karakteristik, fungsi dan tujuan
Di lihat dari informasi yang ada pada Tabel 2.3, semua klas penutupan lahan
hutan rakyat perannya sangat penting dalam stabilitas ekonomi rakyat, lingkungan
dan budaya bercocok tanam dari masyarakat. Arah dari penataan hutan rakyat agar
mampu menjamin keberlanjutan sumberdaya dan hasil usaha sangat bergantung
pada karakteristik, fungsi dan tujuan pengelolaan hutan rakyat yang ada di Pulau
Jawa. Pada
Tabel 2.3 dijelaskan bahwa luas penutupan lahan hutan rakyat menurut
bagian tengah dan hulu DAS di Jawa dan Madura seluas 2.209.181 ha atau 85,5
dari total penutupan lahan hutan rakyat. Dengan demikian hanya seluas 375.730
ha atau 14,5 saja yang berada di bagian hilir DAS se Jawa dan Madura. Data
ini menunjukkan bahwa posisi penutupan lahan hutan rakyat di bagian tengah dan
hulu DAS sangat penting untuk menjaga lingkungan hidup, sosial ekonomi dan budaya
menanam masyarakat.
43
Strategi Pengembangan Pengelolaan dan Arahan Kebijakan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
2.5.1. Penyerapan Karbon Hutan Rakyat Indikatif
Lebih dari itu, dalam kontek mitigasi perubahan iklim dunia dan upaya‐
upaya pemerintah Indonesia memproduksi karbon tersimpan carbon sink, posisi
hutan rakyat di Jawa luar biasa pentingnya. Tingginya sumbangan penutupan lahan
hutan rakyat terhadap karbon tersimpan di atas permukaan tanah terlihat dari
kandungan karbonnya sebesar 40.724.689,17 ton BPKH Wilayah XI Jawa‐Madura,
2009.
2.5.2. Potensi Hutan Rakyat
Untuk menganalisis kemana arak pengembangan kawasan dan kebijakan
dibangun untuk keberlanjutan pemanfaatan dan perlindungan hutan rakyat di Pulau
Jawa, maka diperlukan analisis data potensi volume kayu. Analisis potensi kayu
pada penutupan lahan hutan rakyat indikatif ini, lebih dalam akan menguraikan
peran masing‐masing penutupan lahan pada produksi kayunya. Lebih jelas dapat
disimak pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16. Potensi Penutupan Lahan Hutan Rakyat di Jawa dan Madura
Tahun 2006‐2008
Penutupan lahan hutan rakyat
Luas ha
Rerata potensi
total m3
Potensi per
ha m3ha
Hutan lahan kering primer,
sekunder HLKPS
107.706,97 4.139.178,86
38,43 Hutan
tanaman HT 374.057,31
10.346.425,19 27,66
Perkebunan rakyat PR
153.441,62 1.380.974,58
9,0 Pertanian
lahan kering PLK 935.069,26
30.071.827,40 32,16
Pertanian lahan kering campur
semak PLKCS
977.796,44 27.495.635,89
28,12 Semak
belukar SB 36.942,46
1.329.559,14 35,99
Jumlah 2.585.014,06
74.763.601,06 28,92
Sumber : Laporan BPKH Wilayah XI Jawa‐Madura Tahun 2009