Sikap Ibu tentang Gizi

Menurut Suhardjo 1989, suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan : 1 Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. 2 Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi. 3 Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi. Berdasarkan penelitian Wahyuningsih 2004 didapatkan bahwa ibu yang berpengetahuan kurang dan cukup sebesar 50. Penelitian lain yang dilakukan Munawaroh 2006 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kebiasaan makan anak.

g. Sikap Ibu tentang Gizi

Sikap pada dasarnya tidak bisa dilihat secara langsung. Guna mengetahui sikap seseorang terhadap objek tertentu, maka harus dilihat dari ketiga komponen sikap yaitu pengetahuan kognisi, perasaan afeksi dan perilakunya konasi. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menggunakan metode Likert Purwanisari, 2005. Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert tahun 1932 dikenal juga dengan nama skala sikap. Pada skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi yaitu sangat positif dan negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Untuk penilaian pada pernyataan sikap positif maka jawaban itu dapat diberi skor yaitu : 1. Sangat setuju : 4 2. Setuju : 3 3. Ragu-ragu : 2 4. Tidak setuju : 1 5. Sangat tidak setuju : 0 Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Dalam sikap negatif, terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai obyek tertentu Sarwono, 2000. Ciri-ciri dari sikap menurut Sarwono 2000 adalah : 1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek objek. 2 Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman. 3 Sikap dapat berubah-ubah sesuatu dengan keadaan lingkungan di sekitar individu. 4 Sikap tidak menghilang meskipun kebutuhan sudah terpenuhi. Beberapa anggapan dan kondisi orang tua dan masyarakat yang justru merugikan penyediaan makanan bagi anak pra sekolah yaitu : 1 Anak prasekolah masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa sehingga masih memerlukan adaptasi. 2 Anak balita dianggap kelompok umur yang belum berguna bagi keluarga, karena belum sanggup ikut dalam membantu menambah pendapatan keluarga. Anak tidak begitu diperhatikan baik kebutuhan gizinya ataupun kebutuhan lainya. 3 Ibu sudah mengandung atau mempunyai anak kecil lagi, atau sudah bekerja secara penuh sehingga kurang perhatian kepada anak. 4 Berbagai pantangan mengenai makanan banyak dikenalkan pada anak jauh di bawah kebutuhannya. 5 Ibu sering menyamakan makanan anak dengan yang lain, seringkali makanan diolah dengan bumbu pedas dan merangsang sehingga anak tidak dapat mengkonsumsinya. Anak pra sekolah umumnya bersikap aktif, mereka sangat tertarik untuk mencoba makanan baru dan menikmati rasa tekstur yang berbeda. Para orang tua dalam hal ini dijadikan modal dalam membuka pikiran anak untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan dan menjelaskan bahaya yang ditimbulkan jika anak tidak mengkonsumsi. Tingkatan sikap Sarwono, 2000 yaitu : 1 Menerima receiving Diartikan bahwa anak subyek mau dan memperhatikan stimulus diberikan obyek. 2 Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3 Menghargai valving Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendistribusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. 4 Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala yang telah dipilih dengan segala resikonya. Sikap manusia terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman dan respon-respon yang diperlihatkan orang lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak. Pengalaman yang diperoleh ada yang dirasakan menyenangkan atau sebaliknya, sehingga setiap individu dapat mempunyai sikap suka dan tidak suka terhadap makanan. Para ibu mengatakan sikapnya terhadap anaknya melalui pemberian makanan, kasih sayang, memberi dorongan, memarahi, mencemaskan memberi perlindungan, di mana hal tersebut meninggalkan inpresi yang lama hilangnya dalam memori anak Suhardjo, 1989. Dari hasil penelitian Herawati 1998 didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan makan anak dengan sikap ibu tentang gizi. Penelitian lain yang dilakukan Wahyuningsih 2004 menyatakan bahwa sebagian besar ibu memiliki sikap yang positif tentang gizi dan sebagian kecilnya bersikap negatif tentang gizi.

h. Jumlah Anggota Keluarga