mengatakan  sikapnya  terhadap  anaknya  melalui  pemberian  makanan, kasih  sayang,  memberi  dorongan,  memarahi,  mencemaskan  memberi
perlindungan,  di  mana  hal  tersebut  meninggalkan  inpresi  yang  lama hilangnya dalam memori anak Suhardjo, 1989.
Dari  hasil  penelitian  Herawati  1998  didapatkan  bahwa  terdapat hubungan  antara  kebiasaan  makan  anak  dengan  sikap  ibu  tentang  gizi.
Penelitian lain yang dilakukan Wahyuningsih 2004 menyatakan bahwa sebagian besar ibu memiliki sikap yang positif tentang gizi dan sebagian
kecilnya bersikap negatif tentang gizi.
h. Jumlah Anggota Keluarga
Menurut  Soehardjo  1989,  jumlah  anggota  keluarga  merupakan salah  satu  faktor  yang  dapat  mempengaruhi  jenis  dan  jumlah  makanan
yang  tersedia  di  dalam  keluarga.  Selain  itu  jumlah  anggota  keluarga merupakan  penentu  dalam  memenuhi  kebutuhan  makanan.  Apabila
anggota  keluarga  bertambah  maka  semakin  tinggi  pula  kebutuhan  akan pangan. Antara jumlah anggota keluarga dan kurang gizi juga mempunyai
hubungan  yang  sangat  nyata  pada  hubungan  masing-masing  keluarga. Terutama  pada  keluarga  yang  berpenghasilan  rendah,  pemenuhan
makanan  akan  lebih  mudah  jika  yang  harus  diberi  makan  jumlahnya sedikit. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga besar mungkin hanya
cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut.
Sediaoetama 1993 menambahkan, dengan semakin bertambahnya anggota keluarga, maka pengaturan pengeluaran untuk pangan sehari-hari
relative semakin sulit. Hal ini menyebabkan kuantitas dan kualitas pangan yang  diperoleh  semakin  tidak  mencukupi  untuk  masing-masing  anggota
keluarga, termasuk anak-anak. Sumber  pangan  keluarga,  terutama  mereka  yang  sangat  miskin,
akan  lebih  mudah  memenuhi  kebutuhan  makanannya  jika  yang  harus diberi makan jumlahnya sedikit. Anak yang tumbuh dalam suatu keluarga
yang  miskin  adalah  paling  rawan  terhadap  kurang  gizi  diantara  seluruh anggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya paling terpengaruh
oleh kekurangan pangan. Sebagian memang demikian, sebab  seandainya besarnya keluarga bertambah, maka pangan untuk setiap anak berkurang
dan  banyak  orang  tua  tidak  menyadari  bahwa  anak-anak  yang  sangat muda  memerlukan  pangan  relatif  lebih  banyak  daripada  anak-anak  yang
lebih tua Suhardjo, 1989. Berdasarkan  penelitian  Wahyuningsih  2004  menyatakan  bahwa
sebagian besar anak memiliki jumlah anggota keluarga ≤ 4 dan sebagian
kecilnya  memiliki  jumlah  anggota  keluarga    4.  Dari  hasil  penelitian Herawati  1998  di  Jakarta  Timur  didapatkan  bahwa  tidak  terdapat
hubungan antara kebiasaan makan anak dengan jumlah anggota keluarga.
i. Pantangan