beliau terlepas semua kesalahan dan kekurangan, dan mendoakan beliau supaya Arwahnya diterima Allah SWT.
Tabel 7 Bentuk Frame berita tanggal 28 Januari 2008
Define Problem Sebuah Panggilan Allah
Diagnose Causes Gagalnya multiorgan
Make Moral Judgement Bukti kuasa Allah
Suggested Remedies membacakan Al-fatihah mendoakan Soeharto,
menyerukan agar
umat Islam
segera memanjatkan
doa khusus,
mengimbau masyarakat untuk mendoakan dan tak lupa
memasang bendera setengah tiang, Kita harus memaafkan beliaumemaafkan beliau.
2. Frame Berita Tanggal 29 Januari 2008: bentuk kepulangan menemui
sang Khaliq
Koran Republika menurunkan Laporan mengenai berita meninggalnya Soeharto pada tanggal 29 Januari 2008. masing-masing dengan judul “Perjalanan
Terakhir”, “Soeharto dan Islam Politik, Sebuah Retrospeksi”, “Episode Soeharto dan Politik Islam”, “Melepas Jenderal Besar ke Peristirahatan”, “Keriuhan
Mengantar Pemakaman”, “Dari Cendana ke Astana”, “Shalat Ghaib dan Tahlilan Untuk Bintang Lima”, “Tiga Tangkai Melati Bagi Sri”, Selamat Jalan Pak Harto”,
“Menuju Markas Abadi”, “Soeharto, Jawa, dan Santrinisasi”, “Forum Antikorupsi PBB Ikut Berkabung”, “Kontras Nilai Pemakaman Soeharto Berlebihan”,
“Mendulang Pujian dan Kritik”, “Penerbangan di Jadwal Ulang”. Berita ini dilengkapi dengan M. Irwan Arifyanto selaku Redaktur Hukum Republika. Kita
akan melihat bagaimana berita ini dibingkai.
a. Define Problems
Peristiwa meninggalnya Soeharto dimaknai sebagai kepulangan seorang hamba kepada sang Khaliq. Berikut kutipannya:
“Lantunan doa mengiringi kepulangan mantan Presiden Soeharto menemui sang Khalik. Astana Giribangun menjadi tempat perhentian terakhir mantan penguasa
Orde Baru tersebut”. Tabel 8
Isi berita Tanggal 29 Januari 2008
Judul Isi Berita
Sumber Wawancara
“Perjalanan Terakhir” Pada
dasarnya republika
mengangkat seorang Soeharto dalam kaca mata yang lain. Ada
beberapa item dalam edisi khusus itu perjalanan Soeharto dari
seorang anak kecil menjadi seorang
tentara, termasuk
instruksi-instrruksinya, terus
termasuk setelah dia berpolitik menguntungkan
dia sendiri,
disaat ia jatuh dari kekuasaannya. Pada dasarnya republika tidak
berpihak pada Soeharto karena bagaimanapun
Soeharto merupakan suatu bagian sejarah
kehidupan dalam berbangsa dan bernegara,
kita mencoba
mengangkat Soeharto dari sisi lain karena disitu kita tahu
kenapa Soeharto kejam terus bagaimana Soeharto mencoba
membangun
dengan konsep
pembangunan yang diantaranya cukup berhasil. Namun, disaat
akhir kejatuhannya
Soeharto terperangkap dalam kekuasaan,
dia dicekal
anak buahnya,
dicekal oleh anak-anaknya pada akhirnya Soeharto jatuh.
M.Irwan Arifyanto
selaku Redaktur Hukum
Republika
“Soeharto dan
Islam Politik,
Sebuah Retropeksi”
Kita melihat ada dua bagian item ketika kita bicara Islam dan
Soeharto. Pertama,
disaat pertama kali dia berkuasa, dia
menganggap Islam
sebagai musuh politiknya. Disaat akhir
berkuasa tiba-tiba dia berbalik, dia merangkul Islam, tiba-tiba
dia berubah mengubah namanya menjadi
H.M. Soeharto
kemudian membentuk
dan merangkul
cendikiawan- cendikiawan, mendirikan ikatan
cendikiawan muslim Indonesia, tiba-tiba Soeharto begitu ramah
dengan kalangan Islam, dia mengangkat sebagian petinggi-
petinggi militer yang berasal dari kalangan hijau dan kalangan
muslim, dan dia juga kemudian tidak lagi mencurigai muslim
bagian oposisi yang menyerang dia.
“Episode Soeharto dan Politik Islam”
Artikel ini bagaimana Soeharto setelah bermain-main dengan
politik, dia mencurigai Islam sebagai lawan politiknya. Di
tahun 90-an tiba-tiba Soeharto mengaku
sebagai orang
Muhammadiyah, kemudian
berangkat ke haji. Kemudian lawan-lawan politik Islam yang
selama ini juga dikenal cukup keras menjadi lawan politik
Soeharto dibebaskan dari penjara artinya itulah episode bagaimana
saat itu Islam benar merangkul Soeharto.
“Melepas Jenderal Besar Ke Peristirahatan”
Artikel ini Cuma menceritakan bagaimana saat-saat Soeharto
meninggal dan
bagaimana penyambutan masyarakat yang
sangat luas biasa. Orang yang dulu musuh Soeharto, tiba-tiba
mereka berdatangan
melihat Soeharto meninggal dan banyak
tokoh-tokoh yang bermusuhan dengan
Soeharto kemudian
meaafkan Soeharto. “Keriuhan
Mengantar Pemakaman”
Artikel ini
menggambarkan suasana Airport ketika banyak
pejabat menghantarkan jenazah ke
pemakaman terjadi
penjadwalan ulang di beberapa pesawat
terbang akibat
banyaknya penumpang. “Dari
Cendana ke
Astana” Lebih kecerita satu peristiwa,
yang intinya menyampaikan saat- sat Soeharto dari sakit hingga dia
meninggal. Satu peristiwa karena banyak orang yang ingin tahu
saat-saat terakhir seorang sultan, raja jawa meninggal.
“Shalat Ghaib
dan Tahlilan Untuk Bintang
Lima” menggambarkan bahwa ternyata
di pelosok masyarakat tiba-tiba mendoakan Soeharto, tahlilan
dimana-mana, tidak
hanya ditempat Soeharto dimakamkan,
tapi ditempat-tempat
banyak masyarakat
miskin ternyata
merindukan Soeharto seorang pemimpin yang berhasil.
“Tiga Tangkai Melati Bagi Sri”
Artikel ini lebih kecerita suasana saja, dan tidak ada maksud,
pesan atau kaitan-kaitan tertentu. “Selamat
Jalan Pak
Harto” Artikel
ini menggambarkan
suasana dimana
masyarakat banyak yang memadati jalan-
jalan di
jakarta dengan
melambaikan tangan
demi mengekspresikan simpati.
“Menuju Markas Abadi” Dalam artikel ini tidak ada yang spesifik artinya tidak materi
khusus tapi karena menarik saja. “Soeharto, Jawa, dan
Santrinisasi” menggambarkan
Soeharto sebagai seorang yang sangat
memegang teguh ajaran-ajaran jawa
dan kemudian
dikombinasikan dengan ajaran Islam yang kemudian menjadi
filosofi dasar kepemimpinannya
“Kontras Nilai
Pemakaman Soeharto
Berlebihan” Artikel ini tidak hanya cerita soal
Soeharto. Saat itu memang
berlebihan juga, apakah hal ini sama juga seperti Soekarno
meninggal? Kita
Cuma membandingkan saja, makanya
kita ambil
lawannya saja.
Tenyata memang
menurut kontras sangat berlebihan, kita
Cuma mengungkapkan bahwa disaat kondisi yang carut marut
begini, kita masih mengadakan pesta mewah untuk seorang
pemimpin.
“Forum Antikorupsi
PBB Ikut Berkabung” Menggambarkan soal bagaimana
ia berhasil mengankat Indonesia. “Mendulang Pujian dan
Kritik” menggambarkan
tidak hanya
puji-pujian kepada
dia tapi
banyak yang kontras kepada dia. ternyata orang orang-orang yang
selama ini dianggap lawan politik Soeharto dalam arti pro, malah
banyak memaafkan Soeharto.
“Penerbangan Dijadwalkan Ulang”
Cuma cerita suasana, bagaimana di hari keberangkatan jenazah
terjadi penjadwalan ulang akibat dari padatnya penumpang.
b. Diagnosed Causes