Hal ini bisa dilihat pada rata-rata IPK lulusan yang masih mencapai 3,18 dimana angka ini masih belum terlalu memuaskan bahkan masih ada yang di bawah
3,0. Begitu juga jika dilihat rata-rata usia lulusan yang mencapai usia 23,25 tahun serta rata-rata masa studi 3,7 tahun seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Data Akademik Mahasiswa Secara Umum
Untuk melihat ada tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal para dosen dengan mahasiswanya terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera
Utara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR
Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU”.
2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis sampaikan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah ada
MASA STUDI IPK LULUSAN
USIA LULUSAN Tahun
Tahun Sosiologi
4,5 3,11
22,4 Ilmu Kesejahteraan Sosial
3,6 3,42
20,6 Ilmu Administrasi Negara
3,6 3,38
22,6 Ilmu Komunikasi
3,6 3,22
22,5 Antropologi Sosial
4,4 3,19
23,4 Ilmu Politik
5,6 3,07
23,5 Ilmu Komunikasi Ekstensi
2,6 3,01
25,4 Ilmu Administrasi Negara Ekstensi
1,7 3,42
25,4 Administrasi Perpajakan D3
3,7 2,84
23,5 RATA-RATA DI FAKULTAS
3,7 3,18
23,25
Sumber : FISIP USU 2010
DEPARTEMENPROGRAM STUDI RATA-RATA
Universitas Sumatera Utara
pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIP, Universitas Sumatera Utara?”
3. Pembatasan Masalah
Guna mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, relevan dengan harapan yang diinginkan serta mampu memecahkan permasalahan yang ada, maka penulis
membatasi permasalahan yang diteliti, sebagai berikut : a. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara stambuk 20072008 dan 20082009. b. Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus FISIP, Universitas Sumatera Utara
pada Bulan Februari hingga Mei 2010.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
4.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini penulis susun dengan tujuan antara lain: 1. Untuk mendapatkan dari responden tentang pengaruh pengaruh komunikasi
interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara FISIP USU.
2. Mengetahui besarnya pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti Mengaplikasikan teori yang didapat selama melaksanakan perkuliahan di
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Komunikasi Ekstension, Universitas Sumatera Utara
b. Bagi Praktisi Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan permsalahan yang
ada untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
c. Bagi Akademisi Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan
ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan komunikasi maupun Manajemen Sumber Daya Manusia.
5. Kerangka Teori
Seorang peneliti sebelum melakukan penelitian perlu menyusun kerangka teori karena kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari
sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Dengan adanya kerangka teori maka peneliti akan dengan mudah untuk menganalisa masalah penelitiannya.
Kerangka teori dibangun dengan tujuan untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan atau persoalan yang timbul, karena kerangka teori merupakan
Universitas Sumatera Utara
serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep yang ada Singarimbun, 2006:37. Berbagai teori yang relevan dan penulis anggap berhubungan dengan
penelitian ini antara lain: 1 komunikasi interpersonal, 2 proses komunikasi interpersonal, 3 Teori S-O-R dan 4 prestasi belajar, yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
5.1. Komunikasi Interpersonal
Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara berbeda-beda. Dewito 1997:231 mengemukakan sudut pandang komunikasi
interpersonal sebagai berikut: 1 Berdasarkan Komponen
Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu mulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak sehingga peluang untuk memberikan umpan balik
2 Berdasarkan Hubungan Diadik Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang langsung di antara dua orang
yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada hubungan komunikasi intepersonal antara anak dengan orang tua, guru dengan
Universitas Sumatera Utara
murid, dan lain-lain. Definisi ini disebut juga dengan definisi diadik, yang menjelaskan bahwa selalu ada hubungan yang terjadi antara dua orang tertentu.
3 Berdasarkan Pengembangan Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan komunikasi
yang bersifat tak pribadi impersonal menjadi komunikasi pribadi yang intim. Ketiga definisi di atas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan
komunikasi interpersonal dan bagaimana komunikasi tersebut dikembangkan, bahwa komunikasi interpersonal dapat berubah apabila mengalami suatu perkembangan.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.
Komunikasi interpersonal yang terjadi antara dosen dan mahasiswa bertujuan untuk mencipytakan hasil yang maksimal. Artinya setiap individu yang terlibat
didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu hubungan yang harmonis.
5.2. Proses Komunikasi Interpersonal
Setiap definisi komunikasi interpersonal diatas, menunjukkan adanya suatu proses dalam komunikasi. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan
penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kotler dalam Effendy 2001:18 mengatakan bahwa mengacu pada paradigma Harold Lasswell,
terdapat unsur-unsur komunikasi dalam proses komunikasi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang
b. Encoding penyandian adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang
c. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator
d. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan
e. Decoding adalah proses dimana komunikan menetakan makna lambang yang disampaikan komunikator kepadanya
f. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator g. Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi komunikan setelah diterima pesan
h. Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila pesan tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
i. Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya Komunikasi interpersonal berperan dalam mentransfer pesan atau informasi
seseorang kepada orang lain berupa ide, fakta, pemikiran serta perasaan. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan bagi setiap individu, dimana
mereka dapat berbagi rasa, pengetahuan serta mempercepat hubungan antara sesama individu pada masyarakat di lingkungannya. Komunikasi interpersonal selalu
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan saling pengertian atau saling mempengaruhi antara seseorang dengan orang lain Djamadin, 2004:17-19.
Dengan adanya kesembilan unsur diatas, diharapkan adanya suatu peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara orang tua dan anak yang dapat
terjadi melalui sebuah pembicaraan.
5.3. Teori S-O-R
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan model teori S-O-R Stimulus, Organism, Respons. Menurut teori ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika
ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Teori S-O-R itu sendiri dapat digambarkan senagai berikut:
Gambar 1. Teori S-O-R Sumber : Effendy, 1993:225
STIMULUS ORGANISME :
- Perhatian - Pengertian
- Penerimaan
RESPONSE Perubahan Sikap
Universitas Sumatera Utara
Gambar diatas menunjukkan bahwa respon atau perubahan sikap tergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang pada dasarnya merupakan pesan yang
disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang
disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan
yang terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif maupun behavioral. Adapun kaitan teori S-O-R dengan penelitian ini adalah:
a. Stimulus, maksudnya adalah proses penyampaian materi oleh dosen khususnya dipandang dari sudut komunikasi interpersonalnya
b. Organism yang dimaksud adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik
c. Respon yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar mahasiswa
5.4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah proses pengamatan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang diberikan dengan
pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau
kegagalannya dalam belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan individu.
Dalam perkembangan yang kompetitif, lembaga pendidikan membutuhkan
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama mahasiswa membutuhkan umpan balik atas prestasi mereka. Jika lembaga pendidikan hanya berpegang pada
asumsi bahwa mahasiswa tidak akan belajar kecuali jika mereka diawasi dan dikendalikan dengan ketat, maka dalam hal ini cenderung diterapkan cara penilaian
yang bersifat rahasia. Sebaliknya jika lembaga pendidikan mempunyai pandangan bahwa mahasiswa akan belajar dengan potensi yang dimilikinya dan bahwa
kemampuan mahasiswa
dapat dikembangkan, lembaga pendidikan akan mengusahakan sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas,
mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan mahasiswa. Pada umumnya penilaian prestasi belajar mahasiswa digunakan sebagai instrumen untuk
mengendalikan prilaku mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan siswa bersangkutan.
Sistem penilaian prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor : a. Yang dinilai adalah di samping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput
dari berbagi kelemahan dan kekurangan. b. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian penilaian tertentu yang realistik dan
objektif. c. Hasil penilaian harus disampaikan kepada mahasiswa yang dinilai dengan tiga
maksud, yaitu : 1 Penilaian positif, menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa yang bersangkutan
untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang
Universitas Sumatera Utara
2 Penilaian negatif, siswa bersangkutan mengetahui kelemahannya sehingga dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan tersebut. 3 Jika siswa merasa penilaiannya tidak objektif, kepadanya diberikan
kesempatan untuk mengajukan keberatannya, sehingga pada akhirnya dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.
4 Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan rapi dalam arsip, sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya
menguntungkan maupun merugikan siswa.
6. Kerangka Konsep
Nawawi 1991:56 mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menerapkan variabel-variabel penelitian dalam penelitiannya sebelum memulai pengumpulan
data. Kerangka konsep merupakan pemikiran rasional yang bersifat teoritis dalam memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai.
Dalam penelitian ini digunakan konsep berupa variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut:
a. Variabel Bebas Independent Variable Variabel bebas yaitu variabel yang bertindak sebagai penyebab atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal.
b. Variabel Terikat Dependent Variable
Universitas Sumatera Utara
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain atau variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat Y dalam penelitian
ini adalah prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara. c. Variabel Antara Intervening Variable
Variabel antara yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara Z dalam penelitian ini adalah
karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan asal daerah.
7. Model Teoritis