Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
3. Catatan Akuntansi Yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan dalam penagihan piutang adalah :
a. Jurnal penjualan merupakan catatan yang digunakan untuk mencatat timbulnya
piutang dari transaksi penjualan kredit. b.
Jurnal retur penjualan merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.
c. Jurnal umum merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih penerimaan kas dari debitur.
d. Jurnal penerimaan kas merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk
mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur. e.
Kartu Piutang merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur.
G. Struktur Pengawasan Intern
Struktur pengawasan intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Pengawasan
intern adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan karena jika tidak ada pengawasan intern dalam perusahaan maka akan menggangu jalannya perusahaan
tersebut. Pengertian internal control dalam arti yang sempit sama dengan pengertian
internal check yaitu merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi, seperti misalnya mencocokkan data penjumlahan mendatar
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
horizontal dengan penjumlahan melurus. Sedangkan internal control dalam arti yang luas adalah bahwa pengendalian intern itu tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan
tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.
Pengertian internal control dalam arti yang luas menurut Norma Pemeriksaan Akuntan yang dikemukakan dalam Standar Profesional Akuntan Publik 1996:319
adalah sebagai berikut : Pengendalian intern adalah suatu usaha yang terdiri dari kebijakan dan prosedur
yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai pada umumnya kebijakan dan prosedur yang relevan
dengan audit adalah kemampuan satuan usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan, sesuai dengan asersi, yang termuat
dalam laporan keuangan.
Dari beberapa pengertian internal control di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan struktur pengawasan intern adalah sebagai berikut :
1. Menjaga keamanan harta milik suatu perusahaan
2. Memperoleh data yang dipercaya
3. Memajukan efisiensi dalam operasi
4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Untuk mencapai tujuan dari pengawasan intern tersebut, ada beberapa unsur
yang merupakan ciri suatu sistem pengawasan intern yang memadai, yakni : 1. Lingkungan Pengendalian
2. Sistem Akuntansi 3. Prosedur Pengendalian
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang
mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak, direktur dan pemilik perusahaan terhadap pengendalian dan pentingnya pengendalian bagi perusahaan tersebut.
2. Sistem Akuntansi Tujuan sistem akuntansi suatu perusahaan adalah untuk mengidentifikasikan,
merakit, mengklasifikasikan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi – transaksi perusahaan dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktiva yang
berkaitan. Bagi perusahaan kecil dengan keterlibatan pemilik secara aktif, sistem akuntansi
manual yang sederhana dengan satu orang akuntan yang kompeten dapat memberikan sistem akuntansi yang memadai. Perusahaan yang lebih besar membutuhkan sistem yang
lebih rumit yang mencakup pertanggungjawaban yang didefenisikan secara cermat dan kebijakan serta prosedur yang tertulis.
3. Prosedur Pengendalian Prosedur adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajer untuk
mencapai tujuannya, selain dari unsur-unsur lingkungan pengendalian dan segi-segi sistem akuntansi.
Dan yang menjadi unsur-unsur prosedur pengendalian adalah sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang cukup baik memberikan perlindungan terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktek-praktek yang sehat yang dijalankan didalam pelaksanaan tugas dan fungsi tiap-tiap bagian dalam organisasi itu.
4. Tingkat kecakapan mutu karyawan yang sesuai dengan syarat yang diminta oleh tanggung jawabnya.
G.1. Penjualan Kredit
Adapun yang menjadi unsur pokok pengawasan intern dalam penjualan kredit yaitu terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang
sehat dirinci sebagai berikut : •
Organisasi a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak
transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.
• Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir surat order pengiriman.
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi bagian kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy yang memberikan tembusan surat order pengiriman.
c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman
dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan
potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan
tanda tangan pada faktur penjualan. f.
Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan
cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber faktur penjualan, bukti kas masuk dan memo kredit.
g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang
didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat. •
Praktek yang sehat a.
Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang account
receivable statement kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol
piutang dalam buku besar.
G. 2. Penagihan Piutang