Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap perusahaan baik perusahaan milik swasta maupun milik negara memiliki tujuan yang sama yaitu mengoptimalkan milik perusahaan yaitu
memperoleh laba yang maksimal dan juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perusahaan melakukan
aktivitas yang lazim dikenal dengan aktivitas penjualan. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. Dalam melakukan penjualan kepada konsumen
dapat melakukannya secara tunai dan kredit. Tentunya perusahaan menghendaki penjualan dilakukan secara tunai karena
perusahaan dapat segera menggunakan kas yang diterima untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Namun dalam mengikuti persaingan dunia usaha yang semakin
ketat perusahaan tidak bisa hanya melakukan penjualan secara tunai apalagi jika perusahaan mempunyai aktivitas penjualan yang relatif besar. Lazimnya lebih besar
persentase penjualan kredit dibandingkan dengan penjualan tunai. Perusahaan juga telah terbagi dalam departemen-departemen ataupun bagian-bagian yang menjalankan
fungsinya masing-masing dan telah ada pendelegasian wewenang serta tanggung jawab dari pimpinan kepada bawahannya ataupun kepada tiap-tiap departemen yang ada dalam
perusahaan. Berdasarkan pra riset yang telah dilakukan pada objek penelitian maka diketahui
bahwa dalam pelaksanaan penjualan, fungsi penjualan dilakukan oleh bagian penjualan
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
sedangkan fungsi kredit juga dilakukan oleh bagian analis kredit, fungsi penagihan dan fungsi kas dilakukan oleh bagian finance keuangan.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pimpinan perusahaan akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan atas aktivitas perusahaan karena setiap bagian benar-benar
telah melaksanakan fungsinya akan tetapi tetap diperlukan sistem akuntansi yang baik untuk membantu pengawasan atas operasi perusahaan. Penjualan pada masa sekarang ini
umumnya dilakukan dalam bentuk kredit sehingga perusahaan perlu menerapkan sistem akuntansi penjualan kredit yang baik yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
perusahaan dalam hal operasi perusahaan melalui catatan-catatan akuntansi dan juga dapat memberikan pengawasan atas penjualan yang dilakukan sehingga tidak akan terjadi
penyelewengan dalam pelaksanaan operasi perusahaan Penjualan kredit akan menimbulkan piutang bagi perusahaan. Dalam memberikan
piutang terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Mudah atau sulitnya persyaratan yang diberikan, akan mempengaruhi meningkat tidaknya volume penjualan
perusahaan yang otomatis akan mempengaruhi piutang perusahaan. Masalah piutang ini menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan manakala perusahaan
menentukan berapa jumlah piutang yang optimal. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar sehingga piutang dianggap
memiliki perputaran yang cepat atau kurang dari 1 tahun. Namun demikian kebutuhan dana untuk membelanjai piutang berlaku terus menerus sehingga sumber pembelanjaan
piutang tidak sebagian besar berjangka panjang.
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
Bagi perusahaan kecil pengelolaan piutang lebih mudah dalam hal pelaksanaan prosedur dan pengawasan dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini disebabkan
karena perbedaan jumlah debitur dan jumlah piutang. Untuk perusahaan besar hal pelaksanaan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan sangat sulit terlaksana jika
manajemen perusahaan yang terlibat tidak memiliki suatu konsep yang baik. Oleh karena itu diperlukan adanya prosedur yang baik dalam menetapkan kebijaksanaan kredit yang
berkaitan dengan persyaratan kredit, prosedur pemberian kredit serta adanya pengawasan dalam pengelolaan piutang usaha. Masalah yang sering muncul terhadap piutang usaha
seperti tindakan penyimpangan misalnya penjualan kepada pihak yang tidak memenuhi kriteria atau tidak ada otorisasi kebijakan dari pejabat yang berwewenang.
PT. Bina San Prima Medan merupakan perluasan dari PT. Bina San Prima Bandung. PT. Bina San Prima Medan bergerak di bidang pendistribusian produk obat-
obatan dan barang consumer lainnya. Selama ini PT. Bina San Prima Medan telah melaksanakan prosedur penjualan kredit akan tetapi perusahaan masih saja sering
mengalami masalah kredit macet untuk penjualan kredit sehingga pembayaran piutang sering dilakukan jauh melewati batas waktu kredit yang telah ditentukan. Hal ini tentu
saja akan berpengaruh pada operasi perusahaan karena banyaknya piutang yang belum tertagih sehingga penerimaan kas hasil penjualan kredit tidak lancar.
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
Berikut ini adalah daftar piutang PT. Bina San Prima Medan selama bulan September 2008 :
No Nama
Pelanggan Jumlah
Belum Jatuh
Tempo Lewat Waktu
31-60 hari Lewat
Waktu 61 – 90 hari
Lewat waktu 90
hari 1
Central, Apt 9.345.289
9.345.289 -
- -
2 Gleni
International Hospital
639.202.144 384.340.388 254.861.756 -
-
3 Herna, Apt
168.719.772 52.373.052 73.211.628 43.135.092
- 4
Pertamina UP-1
261.138.891 25.751.880 113.923.673 121.463.338
-
5 Daulat, Apt
10.003.191 10.003.191 -
- -
6 Fara, Apt
10.860.614 10.860.614
- -
- 7
Farmaka,Apt 6.686.594 6.686.594
- -
- 8
Gunung Kawi, Apt
8.001.664 8.001.664
- -
-
9 Rakyat, Apt
4.234.985 -
- -
4.234.985 10
Horas Insani, RS
126.943.855 -
- -
126.943.855
Sumber : PT. Bina San Prima Medan Dari data tersebut menunjukkan bahwa PT. Bina San Prima Medan masih
memiliki banyak piutang yang belum tertagih sesuai dengan jangka waktu kredit yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan memerlukan prosedur
Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.
dan pengawasan yang memadai sehingga diharapkan semua piutang usaha dapat ditagih sesuai dengan jangka waktu kredit credit term yang ditetapkan perusahaan. Meskipun
kadang perusahaan telah menerima uang muka sebagai pengamanan atas tidak tertagihnya piutang, namun perusahaan juga perlu memperhatikan jumlah piutang yang
terjadi apakah prosedur yang telah ditetapkan dalam perusahaan telah benar-benar dijalankan sampai kepada penagihan sesuai dengan tanggal jatuh temponya. Berdasarkan
uraian diatas dan mengingat pentingnya penerapan sistem akuntansi penjualan kredit dan
penagihan piutang, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Sistem Akuntansi Penjualan Kredit dan Penagihan Piutang pada PT. Bina San Prima
Medan”.
B. Perumusan Masalah