Batasan Operasional dan Klasifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menilai apakah Non Performing Loan NPL tersebut sudah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. b. Untuk mengetahui pengaruh variabel kondisi keuangan debitur, keuangan debitur, kegiatan usaha, sikap debitur, sikap bank dan force majeur terhadap penyebab terjadinya kredit bermasalah non performing loanNPL?

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis sendiri dalam hal analisis Non Performing Loan. b. Sebagai sumber informasi, serta sumbangan pemikiran bagi pihak yang ingin melakukan penelitian mengenai Non Performing Loan. c. Sebagai masukan kepada PT. Bank Sumut Capem Sei Rampah dalam hal analisis Non Performing Loan.

F. METODE PENELITIAN

1. Batasan Operasional dan Klasifikasi Variabel Penelitian

a. Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan pada penilaian NPL kredit yang diberikan PT. Bank SUMUT Capem Sei Rampah yaitu Kredit Multi Guna KMG, Kredit Surat perintah Kerja SPK, Kredit Rekening Koran Kredit Umum, Kredit Bendaharawan, Kredit Peduli Usaha Mikro dan Kredit Angsuran Lainnya KAL. Mayanti Jumiahari Harahap : Analisis Non Performing Loan NPL Pada PT. Bank Sumut Capem Sei Rampah, 2008 USU e-Repository © 2008 b. Variabel yang digunakan, yaitu : 1 X1 = Kondisi keuangan debitur 2 X2 = kegiatan usaha 3 X3 = Sikap debitur 4 X4 = Sikap bank 5 X5 = Force majeur

2. Definisi Operasional Variabel

a. Kondisi keuangan debitur, yaitu meliputi jumlah kredit, pasar, kualitaskuantitas produksi, persaingan, piutang. b. Kegiatan usaha, yaitu meliputi produk mudah ditiru, saluran distribusi, teknologi. c. Sikap debitur, yaitu meliputi sikap transparan, komunikatif, kemampuan manajerial, hubungan dengan bank, lingkungan usaha. d. Sikap bank, yaitu meliputi penguasaan bidang usaha debitur, kolusi dengan debitur, kurang profesional, prinsip kehati-hatian dan pengawasan. e. Force Majeur keadaan memaksa, yaitu meliputi kondisi ekonomi, musibah alam, kecelakaan dan problem keluarga seperti perceraian, sakit, kematian, dll. Tabel 1.2 Identivikasi Variabel Variabel Indikator Skala Pengukuran X1 Kondisi Keuangan 1. Penjualan meningkat dalam bentuk kredit, tetapi proses penagihan piutang lambat Skala Likert Mayanti Jumiahari Harahap : Analisis Non Performing Loan NPL Pada PT. Bank Sumut Capem Sei Rampah, 2008 USU e-Repository © 2008 Debitur sehingga terjadi cash crisis. 2. Sering dana angsuran kredit terpakai untuk keperluan lain. 3. Jlh kredit yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan debitur. X2 Usaha Debitur 4. Produk mudah ditiru oleh pesaing Skala Likert 5. Produk tidak mampu bersaing. 6. Kunci-kunci distribusi mudah diserobot. 7. Bidang usaha kurang menggunakan kemajuan. X3 Sikap Debitur 8. Debitur sukar diajak berkomunikasi. Skala Likert 9. Kemampuan manajerial debitur masih lemah. 10. Hubungan dengan bank seakan-akan mempunyai jarak, sehingga debitur sulit menyampaikan informasi. X4 Sikap Bank 11. Analisis kreditnya kurang lengkap, data kurang akurat, dan menganggap enteng. Skala Likert 12. PT. Bank SUMUT Capem Sei Rampah percaya begitu saja pada data yang disodorkan. 13. Kebijaksanaan kredit yang terlalu longgar pada teman pribadi atau teman pejabat PT. Bank SUMUT Capem Sei Rampah. 14. Kurangnya pengawasan terhadap kredit yang diberikan. X5 Force Majeur 15. Perubahan kondisi ekonomi, moneter dan perbankan sendiri sangat mempengaruhi kondisi kredit debitur. Skala Likert 16. Keadaan perekonomian yang serba lesu, daya beli masyarakat yang rendah, menghambat jalannnya usaha dapat mempengaruhi kondisi kredit debitur. 17. Problem keluarga, kecelakaan, musibah alam dapat mempengaruhi kondisi kredit debitur. Y Penyebab NPL 18. Kondisi keuangan debitur yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya NPL. Skala Likert 19. Kondisi usaha yang memburuk dapat menyebabkan terjadinya NPL. Mayanti Jumiahari Harahap : Analisis Non Performing Loan NPL Pada PT. Bank Sumut Capem Sei Rampah, 2008 USU e-Repository © 2008 20. Jumlah kredit yang tidak sesuai dengan kebutuhan debitur menyebabkan terjadinya NPL. 21. Analisis kredit yang kurang lengkap dapat menyebabkan terjadinya NPL. 22. Keadaan perekonomian yang serba lesu dapat menyebabkan terjadinya NPL. 23. Problem keluarga, kecelakaan, musibah alam menyebabkan terjadinya NPL.

3. Skala Pengukuran