Puasa Bagi Samanera Pelaksanaan Puasa Uposatha di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya

1. Samutti Sangha, yaitu perkumpulan para bhikkhu yang belum mencapai tingkat kesucian. 2. Ariya Sangha, yaitu perkumpulan para bhikkhu dan upasaka-upasika yang telah mencapai tingkat kesucian. Ariya Sangha inilah yang termasuk dalam tiga perlindungan Tisarana: Buddha, Dhamma, dan Sangha. 89 Dari sini maka pelaksanaan puasa bagi masyarakat viharawan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Puasa Bagi Samanera

Sebelum menjadi bhikkhu, seorang umat Buddha harus ditahbiskan terlebih dahulu menjadi samanera dengan upacara Pabbaja. Kata samanera berasal dari kata samana pertapa dan nera putera atau kecil. Seorang samanera harus mengikuti bimbingan yang diberikan oleh acariya guru pembimbing dan upajjahaya guru penahbis yang bertanggung jawab atas latihannya dalam dhamma dan vinaya, sebagai persiapan upasampada upacara penerimaan anggota sangha. Seorang samanera harus melatih diri untuk melaksanakan dasasila sepuluh peraturan latihan dan 75 sila sekhiya bagian dari Patimokkha. Setelah samanera diberi upasampada, ia diterima ke dalam sangha sebagai seorang bhikkhu yang belum berpengalaman. 90 Seorang samanera tidak sepenuhnya melaksanakan Cattaro Silakkhanda empat kelompok sila: Patimokkha samvara sila, indriya samvara sila, 89 Bhikkhu Subalaratano, Pengantar Vinaya, h. 13 90 Bhikkhu Subalaratano, Pengantar Vinaya, h. 13-14 ajivaparisuddhisila dan paccayasannissita sila. Bagi samanera mereka tidak melaksanakan Patimokkha sila yang terdiri dari 227 sila, tetapi mereka melaksanakan 10 sikkhapada sepuluh peraturan latihan dan 75 sekhiya dhamma bagian penting dari Patimokkha. Di samping itu juga samanera melaksanakan Nasananga sepuluh kesalahan yang mengakibatkan pengusiran dan dandakamma lima kesalahan yang mengakibatkan denda kerja. 91 Puasa bagi samanera ini adalah dilaksanakan setiap hari, karena sudah menjadi kewajiban mereka untuk memperhatikan dasasila sebagai standar sila mereka dalam kehidupan sehari-hari. Waktu yang tepat bagi para samanera untuk makan adalah dimulai pada saat pagi hari ketika cahaya sudah cukup terang untuk melihat garis pada telapak tangan dan berakhir pada tengah hari. Dalam jangka waktu tersebut mereka dapat makan sekali atau dua kali. Bila hanya makan sekali, maka jumlah yang dimakan harus cukup untuk 24 jam, sedangkan bila makan dua kali, maka makan yang kedua dilakukan pada sekitar jam 11.00 agar selesai makan pada waktu tengah hari. 92 Pelanggaran peraturan pelatihan tidak makan pada waktu yang salah ini telah terjadi bilamana terdapat empat faktor, yaitu: • Waktu di luar batas yang telah ditentukan. • Makanan atau minuman yang tidak diperbolehkan. • Usaha untuk memakan atau meminum. • Memakannya atau meminumnya. 93 Sepuluh Nasananga atau peraturan pengusiran adalah kesalahan-kesalahan berat yang memerlukan pembaharuan terhadap seluruh peraturan, sekalipun hanya 91 Pandita Dhammavisarada, Sila dan Vinaya, h. 141 92 Wawancara pribadi dengan Bhante Jayaratano, Jakarta 8 Mei 2007 93 Pandita Dhammavisarada, Sila dan Vinaya, h. 48 satu dari sepuluh peraturan itu yang dilanggar, sedangkan dandakamma atau denda kerja adalah kesalahan-kesalahan lebih ringan yang mengharuskan samanera menjalankan bentuk denda kerja, seperti menyapu lingkungan vihara atau membersihkan tempat-tempat sampah dan semacamnya. 94 Adapun sila-sila yang dilaksanakan oleh para samanera dasasila adalah untuk sila yang pertama sampai sila yang keenam sama dengan sila-sila dalam Atthasila, untuk sila yang ketujuh dalam Atthasila dibagi menjadi dua bagian, yaitu menjadi sila ketujuh dan ke delapan, sila ke delapan dalam Atthasila menjadi sila ke sembilan dalam Dasasila, dan ditambah sila yang ke sepuluh. Sehingga sila ke tujuh sampai dengan ke sepuluh adalah sebagai berikut: • Sila ke-7: Naccagita-vadita-visuka dassana veramani sikkhapadam samadiyami, artinya menahan dari dari menari, menyanyi, bermain musik, dan pergi melihat tontonan. • Sila ke-8: Malagandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanat-thana veraman sikkhapadam samadiyami, artinya menahan diri dari memakai bunga, wangi-wangian, dan kosmetik dengan tujuan menghias dan mempercantik atau memperindah diri. • Sila ke 9: Uccasayana-mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami, artinya menahan diri dari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan mewah. • Sila ke 10: Jatarupa-rajata-patiggahana veramani sikkhapadam samadiyami, artinya menahan diri dari menerima emas dan perak. Dari sepuluh peraturan latihan dasasila tersebut dilaksanakan oleh samanera dalam kehidupannya sehari-hari. 94 Bhikkhu Khemio Pent., Samanera Sikkha Jakarta: Sangha Theravada Indonesia, 1980, h. 34

2. Puasa Bagi Para Bhikkhu