Kemudian para bhikkhu mulai saat itu berkumpul bersama sebagaimana yang diijinkan Sang Bhagava, tetapi mereka duduk dengan diam. Orang-orang
datang untuk mendengarkan Dhamma. Mereka menjadi kecewa sehingga mereka berkata: “Bagaimana para bhikkhu ini, putera-puteri Sakya berkumpul pada hari-
hari ini hanya untuk membisu seperti tonggak?. Tidakkah Dhamma seharusnya dikhotbahkan pada waktu-waktu mereka berkumpul?”.
Para bhikkhu mendengar hal ini, kemudian mereka menyampaikan kepada Sang Bhagava. Beliau menjadikan hal ini sebagai alasan untuk memberikan
wejangan tentang Dhamma dan beliau berpesan demikian: “O, para bhikkhu, bila ada pertemuan pada pertengahan bulan dan perempatan bulan, aku mengijinkan
untuk memberikan Dhamma.
33
Pada saat-saat awal perkembangan agama Buddha, Sang Buddha sendiri yang memberikan ajaran pada pertemuan Sangha dan meningkatkan kebajikan
yang merupakan inti dari ajaran sasana dan menjelaskannya, kemudian Sang Buddha memberikan ijin kepada Sangha untuk melaksanakan Uposatha sendiri.
Di dalam setiap pertemuan suatu kelompok bhikkhu, seorang bhikkhu akan membacakan peraturan latihan yang disebut Patimokkha. Ini dilakukan
apabila terdapat empat orang bhikkhu atau lebih. Apabila hanya terdapat tiga atau dua orang bhikkhu, mereka disebut gana group. Mereka dibolehkan
memberitahukan satu sama lain tentang “kemurnian mereka” masing-masing, bila hanya terdapat seorang bhikkhu, ia disebut puggala seorang dan ia harus
membuat adhitthana atau tekad oleh dirinya sendiri.
34
C. Masa Vassa
33
Herman S. Endro, Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Buddhis 1996-2026 , h. 6-7
34
Bhikkhu Subalaratano, Pengantar Vinaya, h. 28
Selain hari Uposatha, musim hujan juga mempunyai peran penting bagi umat Buddha, karena masa-masa musim hujan ini akan memberikan peluang yang
sangat besar bagi para bhikkhu untuk hidup lebih dekat dengan gurunya, bhikkhu senior yang telah lanjut latihan meditasinya, berpengalaman dalam vinaya atau
yang telah banyak mendalami dan mengetahui sutta-sutta. Dalam kamus Buddha dharma, Vassa ini diartikan sebagai musim hujan.
Masa Vassa adalah masa dimana menurut tradisi, pada musim penghujan para bhikkhu harus berdiam di suatu tempat dan mentaati peraturan-peraturan Vassa.
Masa Vassa ini berlangsung selama tiga bulan 90 hari dan dimulai sehari sesudah Purnama sidhi bulan ke delapan asalhamasa dan berakhir pada Purnama
sidhi bulan kesebelas assajuyamasa menurut penanggalan lunar. Demikian juga bagi umat awam, masa-masa ini dapat dipergunakan untuk:
• Melatih diri menjadi samanera sementara calon bhikkhubhikkhuni • Menjalankan latihan puasa bagi para bhikkhu dengan cara makan hanya satu
kali untuk sehari atau praktek makan langsung dari satu wadah pata, tanpa perlu menggunakan banyak piring atau mangkok. Latihan ini sangat baik
untuk membatasi keserakahan terhadap makanan, kelezatan dan bentuknya yang menggiurkan.
• Atau juga untuk melatih berdana sebanyak mungkin, sekuat-kuatnya sesuai dengan kemampuannya.
35
Hal-hal yang berkenaan dengan masa Vassa ini terdapat di dalam Kitab Suci Tipitaka bagian Vinaya Pitaka, Mahavagga Vassupaniya-kakkhandhaka.
Sang Buddha bersabda:
35
Bhikkhu Khantipalo, Saya Seorang Buddhis, h. 78-82
”Anujanami Bhikkhave Vassane Vassam Upagantum Dve Ma Bhikkhave Vassupana-yikaya Purimika Pacchimika Aparajju-gataya Asalhiya
Purimika Upagantabha.” Yang artinya bahwa masa Vassa haruslah dilaksanakan oleh para bhikkhu. Selama
masa itu terdapat hari pertama untuk memulai dan terdapat hari penutup untuk mengakhirinya.
36
Ketika jumlah bhikkhu berkembang pesat, Sang Buddha menetapkan peraturan bahwa bhikkhu harus berdiam di suatu tempat selama musim hujan
Vassa dan tidak pergi ke tempat lain selama tiga bulan.
37
Masa Vassa ini dimulai pada hari pertama sesudah Purnama sidhi bulan Asadha atau pada hari pertama
bulan Savana bulan 9 lunar Buddhis dan diakhiri sesudah tiga bulan dilampaui, yaitu pada Purnama sidhi bulan Assayuja bulan SeptemberOktober.
Para bhikkhu dapat memulai masa Vassa pada hari pertama sesudah hari raya Asadha hari raya untuk memperingati kejadian yang menyangkut kehidupan
Sang Buddha dan ajarannya, yaitu saat Sang Buddha untuk pertama kalinya membabarkan ajarannya kepada lima orang pertapa atau satu bulan kemudian.
Hal ini dikenal sebagai Vassa pertama, dan Vassa kedua.
38
Saat Vassa merupakan saat untuk para bhikkhu melaksanakan Samanadhamma Dhamma untuk
seseorang yang membuat dirinya damai yaitu pelaksanaan meditasi ketenangan dan pandangan terang.
39
Hari dimulainya massa Vassa apabila bulan memasuki konstelasi Asadha, namun pada tahun kabisat haruslah dimulai 30 hari kemudian. Malam menjelang
36
Kitab Suci Tipitaka Bagian Vinaya Pitaka, Mahavagga Vassupaniya-kakkhandhaka Klaten: Vihara Bodhivamsa, tt, h. 158
37
Bhikkhu Subalaratano, Pengantar Vinaya, h. 29
38
Herman S. Endro, Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Buddhis 1996-2026, h. 80
39
Bhikkhu Subalaratano, Pengantar Vinaya, h. 32
penutupan masa Vassa, yaitu saat Purnama sidhi bulan Assayuja, diselenggarakanlah Pavarana, yaitu upacara pengakhiran masa Vassa dan
dilanjutkan dengan persembahan dana yang secara umum dikenal dengan hari Kathina.
Upacara Kathina akan berlangsung mulai bulan pertama pada saat bulan menyusut tanggal 16 bulan Assayuja sampai Purnama sidhi bulan ke 12
kattikamasa. Namun perayaan ini pada hakekatnya akan berlangsung selama satu bulan untuk memberi kesempatan kepada umat agar bisa mempersembahkan
dana kepada Sangha.
40
Terjadinya Vassa
Lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu Sang Buddha beserta siswa- siswanya membabarkan Dhamma. Perjalanan yang jauh dan musim yang berganti
tidaklah menjadi halangan bagi Sang Buddha dan para siswanya. Hal ini terlihat dari adanya kelompok bhikkhu yang mengadakan perjalanan pada musim dingin,
musim panas maupun musim hujan di India dikenal tiga musim. Pada saat itu masa Vassa belum ditetapkan oleh Sang Buddha, sehingga
para bhikkhu mengadakan perjalanan selama musim panas, musim dingin dan musim hujan. Tetapi ketika jumlah bhikkhu semakin meningkat dan para bhikkhu
harus keluar masuk hutan, sawah maupun ladang, mengakibatkan tumbuh- tumbuhan yang ditanam oleh para petani pada musim hujan rusak terinjak-injak
oleh para bhikkhu tersebut.
40
Herman S. Endro, Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Buddhis 1996-2026, h. 22
Melihat kenyataan ini, masyarakat mengkritik para bhikkhu dengan mengatakan “mengapa para bhikkhu Sakyaputta murid-murid Sang Buddha
mengadakan perjalanan pada musim dingin, panas, dan hujan, sehingga mereka menginjak tunas-tunas muda rumput dan mengakibatkan binatang-binatang kecil
mati? tetapi petapa lain meskipun kurang baik dalam melaksanakan peraturan vinaya, menetap selama musim hujan.” Mendengar keluhan masyarakat tersebut,
beberapa bhikkhu menghadap Sang Buddha dan melaporkan kejadian tersebut. Sang Buddha kemudian memberikan keterangan yang masuk akal dan bersabda:
“Para bhikkhu, saya ijinkan kalian melaksanakan masa Vassa”. Kemudian terpikir oleh para bhikkhu, “kapan masa Vassa dimulai?”, mereka menanyakan hal ini
kepada Sang Buddha dan kemudian beliau mengatakan “saya ijinkan kalian melaksanakan masa Vassa pada musim hujan”. Kemudian terpikir lagi oleh para
bhikkhu, “berapa banyak periode untuk memulai masa Vassa?”. Mereka menyampaikan hal ini kepada Sang Buddha dan beliau berkata: “O para bhikkhu,
terdapat dua masa untuk memasuki masa Vassa. Periode pertama Vassa purimikavasupanayika dan periode terakhir pacchimikavasupanayika. Periode
pertama Vassa adalah sehari setelah Purnama di bulan Asalha kini dikenal dengan hari raya Asadha. Periode berikutnya dimulai sebulan setelah Purnama di
bulan Asadha. Itulah periode untuk memulai musim hujan”.
41
Sejak saat itu para bhikkhu menetap selama tiga bulan musim hujan. Mereka lebih banyak melatih dan mengembangkan batin, belajar dari para
bhikkhu yang lebih senior.
42
41
Kitab Suci Tipitaka Bagian Vinaya Pitaka, Mahavagga Vassupaniya-kakkhandhaka Klaten: Vihara Bodhivamsa,1982, h. 186
42
Herman S. Endro, Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Buddhis 1996-2026, h. 23-24
D. Tujuan Puasa di Dalam Agama Buddha