Jurnalistik Televisi TINJAUAN TEORITIS

Sedangkan untuk penempatan program dalam siaran dapat dilihat dari dua segi yaitu dari sisi programatik dan sisi penonton atau sasaran program. Sisi pertama berkaitan dengan kesesuaian alokasi program dalam jadwal siaran, sisi kedua berhubungan dengan aspek geokultural sasaran program yang tersebar di seluruh negeri dengan tradisi yang berlainan. Susunan program dipengaruhi juga oleh komposisi usia, jenis kelamin, profesi, tingkat pendidikan dan persepsi. Selain itu, penyusunan program juga harus ditinjau dari siklus waktu secara vertikal dan horizontal. Siklus waktu vertikal adalah hubungan dari satu program ke program berikutnya dalam sequence tata urutan rangkaian yang diatur secara konsisten dan berkesinambungan sampai akhir seluruh program dalam satu hari. Siklus waktu horizontal memperhitungkan pola acara program dari satu hari ke hari lainnya berdasarkan kebiasaan urutan rangkaian setiap harinya bobot siaran dan kejenuhan kondisi dari komposisi program. 36

G. Jurnalistik Televisi

Kebutuhan maasyarakat akan informasi tidak terlepas dari dunia jurnalistik dan pers. Jurnalistik awalnya digunakan untuk laporan yang dimuat dalam media cetak, tapi sejak ditemukan media elektronik berupa radio dan televisi, istilah jurnalisme mencakup media elektronik 37 . Jurnalistik atau journalisme berasal dari perkataan journal, yang artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Journal berasal dari perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap 36 P.C.S. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video, h. 11. 37 Zaenuddin HM, The Journalist, Buku Basic Wartawan Bacaan Wajib Para Wartawan, Editor, Dan Mahasiswa Jurnalistik Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, h. 1-2 hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Mac Dougall menyebutkan bahwa jornalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa 38 . Luwi Ishwara dalam bukunya Catatan-catatan Jurnalisme Dasar berpendapat jurnalime adalah seni dan profesi dengan tanggung jawab professional art and craft with professional responsibilities yang mensyaratkan wartawannya melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik 39 . Onong berpendapat bahwa, Jurnalistik merupakan istilah yang berasal dari bahasa Belanda “Journalistiek” atau bahasa Inggris “journalism”, yang bersumber pada perkataan “journal” sebagai terjemahan dari bahasa Latin “diurnal” yang berarti harian atau setiap hari 40 . Secara sederhana jurnalistik dapat diartikan sebagai teknik mengolah berita dari tahap pencarian berita sampai akhirnya sebuah berita disampaikan kapada khalayak. Segala yang terjadi baik itu fakta peristiwa atau sebuah opini yang diucapkan seseorang, jika dapat menarik perhatian khalayak akan menjadi bahan dasar bagi jurnalistik untuk dijadikan berita dan kemudian diolah untuk disampaikan kepada khalayak. Tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada warga masyarakat agar dengan informasi tersebut dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Bill Kovach dan Tom 38 Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik , h. 15 39 Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005, h.7 40 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, h. 95 Rosentiel mengatakan ada sembilan inti prinsip jurnalisme yang harus dikembangkan, yaitu : 1. Kebenaran. Tugas pertama wartawan adalah mencari kebenaran dan melaporkannya secara menyeluruh dan jujur. Hal ini adalah standar jurnalistik yang harus dilaksanakan. 2. Loyalitas. Seorang jurnalis harus dapat memelihara kesetiaan kepada warga masyarakat dan kepentingan publik di atas kepentingan lainnya. 3. Verifikasi. Disiplin verifikasi inilah yang membedakan jurnalisme dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, seperti propaganda, fiksi atau hiburan. Seorang wartawan harus melakukan verifikasi dengan cara menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak narasumber dan mengungkapkan sekian banyak komentar. Lima konsep verifikasi menurit Bill Kovach dan Rosential yaitu : Jangan menambah atau mengarang apa pun, jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar, bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi dalam melakukan reportase, bersandarlah terutama pada reportase anda sendiri, dan bersikaplah rendah hati 4. Kemandirian terhadap apa yang diliputnya. Hal ini mengandung pengertian seorang wartawan tidak boleh diam-diam menerima suap. Seorang wartawan harus menunjukan kredibilitas kepada berbagai pihak melalui dedikasi terhadap akurasi dari berita yang mereka sampaikan. Kemandirian melakukan kegiatan jurnalime dengan ketaatan dan penghormatan tinggi pada prinsip kejujuran. Bekerja atas dasar kesetiaan tinggi terhadap jurnalisme, publik, hati nurani dan kesetiaan kita terhadap Tuhan yang Maha Esa. 5. Pemantau yang bebas terhadap kekuasaan. Elemen ini bukan berarti pekerjaan wartawan mengganggu orang yang berbahagia dengan menampilkan berita-berita buruk. Elemen ini terkait dengan kegiatan investigative pers. Kegiatan media melaporkan berbagai pelanggaran, kasus atau kejahatan yang dilakukan pihak-pihak tertentu, baik pihak pemerintah atau lembaga-lembaga yang kuat di masyarakat. 6. Menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik. Prinsip ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan kompromi kepada publik. Ketika sebuah berita dilaporkan, media berarti mengingatkan masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media juga menyediakan ruang analisis untuk membahas peristiwa melalui konteks, perbandingan atau perspektif tertentu. Dalam sebuah media, khususnya media cetak, biasanya ada kolom opini, editorial, suara pembaca sebagai wadah bagi kritik dan pendapat publik. 7. Membuat yang penting menjadi menarik dan relevan karena jurnalisme adalah bercerita dengan suatu tujuan. Jurnalisme adalah suatu teknik menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan cara yang menyenangkan, mengasyikan dan menyentuh sensasi masyarakat. Di tambah pula, yang dilaporkannya itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat. 8. Proporsional dan komprehensif. Mutu jurnalisme amat tergantung kepada kelengkapan dan proporsionalitas pemberitaan yang dikerjakan media. Elemen ini mengingatkan media agar tidak memberikan berita yang berlebihan apalagi melaporkannya dengan tidak melakukan verifikasi, pengecekan silang dan wawancara ke berbagai pihak yang terkait. Berita yang disajikan tidak berdasarkan fakta yang didapat dapat saja menyesatkan publik. 9. Memiliki tanggung jawab terhadap suara hatinya agar segala tindakannya dapat sesuai dengan etika jurnalistik dan ajaran agama yang mereka anut. Sikap dasar wartawan pada akhirnya mengembalikan segala kerja kerasnya itu kepada Tuhan agar mengandung nilai ibadah karena profesi wartawan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mencari, membela serta menegakkan kebenaran. Media massa adalah sarana komunikasi dalam kehidupan manusia yang mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan aspirasi antar manusia secara universal berbagai isi pesan 41 . Terdapat dua jenis media massa, yaitu media massa yang diterbitkan tidak secara periodik, misalnya: buku, pamplet, selebaran, spanduk. Dan media massa yang disiarkan secara periodik, misalnya surat kabar dan majalah, yang tergolong media cetak, radio, televisi, film atau tergolong media elektronik. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan, pernyataan, informasi yang bersifat umum kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, 41 Drs. Wawan Kurniawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, h. 110. tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembaga, perhatiannya berpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu. Kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kepentingan kehidupan sehari-hari yang sifatnya sangat mendasar. Sejak munculnya Acta diurna dan Acta senata sebagai tolak ukur awal mula adanya jurnalistik tulis dan media cetak, semakin berkembang pula media massa lainnya sebagai penyampai informasi. Perkembangan teknologi percetakan lambat laun mencapai kejayaan saat ditemukannya mesin cetak, mesin pembuat kertas serta mesin uap pada abad ke-18. Sehingga dapat memproduksi ratusan ribu eksemplar hanya dalam beberapa menit. Setelah perkembangan media cetak, hadirnya radio kemudian memainkan perannya juga sebagai penyampai informasi. Pada tahun 1802 ditemukan bahwa pesan dapat dikirim lewat kawat beraliran listrik dalam jarak pendek. Setelah dua media pendahulunya, barulah televisi memasuki eranya dalam dunia penyampaian informasi. Dengan gabungan daya Audio dan visual yang dimiliki media cetak dan radio, televisi menjadi teknologi yang pesat sehingga siarannya menyebabkan seolah-oleh tidak ada batas antara satu negara dengan negara lainnya. Dengan hadirnya tiga media informasi massa tersebut, bukanlah berarti adanya persaingan, tapi diharapkan ketiga media tersebut harus saling mengisi satu sama lain. Berbagai teknologi dalam pertelevisian muncul sebagai media untuk menyampaikan pesan message yang memiliki perbedaan yang spesifik. Namun, tujuannya tetap sama yaitu untuk memberikan informasi, menghibur, mendidik bahkan mempengaruhi khalayak. 42 Masih menurut Deddy, pada umumnya isi program siaran di televisi meliputi acara yang sama dengan media cetak dan radio, hanya saja namanya disesuaikan dengan keinginan stasiun masing-masing. Seperti : News reporting, talk show, call- in show, documentair, magazine, rural program, advertising, education, art dan cultural, music, soap operas, TV Movies, game show, dan comedy, dll. Tapi bukan berarti jenis program siaran tersebut mutlak harus disiarkan, itu semua tergantung kepada dan apa konsep masing-masing stasiun televisi. Sebagai produk media massa, hadirnya televisi terasa memperpendek jarak antar negara, sehingga arus berita dan informasi yang disajikan lewat televisi semakin beragam. Televisi selain menyajikan aspek hiburan juga menyiarkan berita yang bersifat sosial kontrol. Karena itu, televisi sebagai media massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di rumah tangga masing-masing. 43 Di dalam medium televisi, kelompok yang termasuk di dalam bahasan jurnalistik siaran broadcat journalism adalah sebagai berikut: NewsBerita straight, investigative, News InterviewWawancara berita, FeatureHuman interest, MagazineTabloid, UlasanEditorial, Live ReportingSiaran langsungSiaran Pandangan Mata. Keenam jenis dalam kelompok reporting tersebut memiliki perbedaan baik dalam format penyajian maupun teknik penulisannya. Meskipun begitu, semuanya 42 Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter, h. 7. 43 Drs. H. Mafri Amir, M.Ag., Etika Komunikasi Masa: Dalam Pandangan Islam Jakarta: Logos, 1999, h. 29. memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan informasi baik untuk tujuan menghibur, mendidik maupun mempengaruhi. Meskipun begitu, sudah sekian lama sejak hadirnya televisi, televisi dicurigai sebagai agen budaya yang membawa kepentingan pasar. Semua acara di televisi yang dihadirkan di masyarakat tak lebih dari perpanjangan budaya pasar dengan kapitalisme yang bergerak di belakangnya. Hal inilah yang perlu dikhawatirkan pada setiap konstruksi program televisi. Dengan begitu banyaknya konsep acara televisi, maka sebuah industri televisi, dipaksa harus mampu menyajikan acara-acara yang tidak biasa antar stasiun televisi lainnya. Stasiun televisi harus mampu menghadapi persaingan pasar dan konsumen, dan rutinitas media. Tak ubahnya perusahaan yang berusaha menjual produk dan jasa, stasiun televisi harus menjual produ-produk yang dapat dijual melebihi biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan. 44

H. Analisis Wacana