Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi massa mengalami kemajuan pesat. Kemajuan tersebut menciptakan jarak yang terasa semakin dekat, sehingga memudahkan komunikasi antar manusia. Di mulai dari perkembangan media cetak, sampai media elektronik. Beberapa perbedaan di media cetak atau elektronik hanyalah terdapat dalam segi penyajiannya saja. Jika dilihat dari segi durasinya, berita di media eletronik terasa lebih singkat. Cara penulisan naskah beritanya pun berbeda satu sama lain, tapi kedua media tersebut sama-sama bertujuan sebagai sumber informasi, menghibur, maupun mendidik. 1 Khusus untuk medium televisi, informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui membaca. Hal tersebut disebabkan karena gambarvisualisasi bergerak yang berfungsi sebagai tambahan dan dukungan informasi penulisan narasi penyiar atau reporter memiliki kemampuan untuk memperkuat daya ingat manusia dan memanggilnya recall kembali. 2 Televisi sebagai media audio visual memang telah jadi perhatian studi-studi kebudayaan sejak lama, dan memang tidak ada media lain yang menyamai televisi dalam hal besarnya volume teks yang dihasilkan. Televisi selalu mampu 1 Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2005, h. 25. 2 ibid., h. 27. melahirkan bagian-bagian baru yang menarik untuk diamati dan dianalisa, mulai dari siaran berita, iklan televisi, sinetron, film televisi, talk show, kuis-kuis, acara musik, dan sebagainya. Pada wilayah struktur teks dan pesan, televisi mempunyai kemampuan untuk membentuk opini publik, bahkan televisi mampu menggiring wilayah kognitif seseorang, lewat penyisipan kepentingan pada sekian narasi teks dan tampilan yang dihadirkan pada pemirsa. Produk jurnalistik news berita sendiri diklasifikasikan ke dalam dua kelompok. Yaitu kelompok hard news berita keras, dan soft news berita ringan dalam bentuk penyajiannya bukan pada materinya. Sedangkan feature merupakan produk jurnalistik yang berada di dalam produk berita news yang masuk ke dalam kategori soft news. Bagi televisi, berita ringan ini sangat diperlukan dalam setiap penyajian buletin berita. Karena berita ringan juga dapat berfungsi sebagai selingan di antara berita-berita berat yang disiarkan pada awal sajian. Secara psikologis, pemirsa yang mendapatkan sajian berita berat dari awal hingga akhir akan merasa tegang terus karena itu perlu interval. 3 Komunikasi merupakan proses pernyataan antar manusia yang berupa pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. 4 Komunikasi bukan hanya sebagai proses pengiriman pesan kepada khalayak, tetapi terdapat proses produksi dan pertukaran pesan dari makna tersembunyi yang mewakili kepentingan kaum dominan. Kenapa harus menggunakan bahasa? Selaras dengan pendapat Onong, diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah 3 Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi, h. 41. 4 Prof. Onong Uchjana Effendy, M.A., Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung; PT. Citra Abadi Bakti, 2003, hal. 28. bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang konkret juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. 5 Bahasa atau sebuah wacana dari sebuah media tidaklah dapat dianggap sepele, akan selalu terdapat makna tersembunyi dari setiap struktur wacana yang digunakan. Dapat ditemukan adanya kekuasaan dominan yang mengontrol kelompok yang tidak dominan dengan mengendalikan dan menguasai media, bahkan adanya kekuatan-kekuatan yang berbeda dalam masyarakat yang mengontrol suatu proses komunikasi. Media massa menduduki kekuatan keempat dalam sebuah negara atau “the fourth estate” kekuatan keempat, karena adanya peran yang dimainkan oleh media dalam mengembangkan kehidupan sosial-ekonomi dan politik masyarakat. Media, dalam posisinya sebagai suatu institusi informasi dipandang sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses perubahan sosial-budaya dan politik. Media massa sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, mempunyai kemampuan yang dapat membentuk opini publik. Antara lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris. Kaitannya dengan wacana, kelompok dominan menggunakan media massa untuk melakukan pengkonstruksian realitas. Louis Althusser, menulis bahwa, “Media, dalam hubungannya dengan kekuasaan, menempati posisi strategis, 5 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Dinamika Komunikasi, cet-4 Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2000, hal.6. terutama karena anggapan akan kemampuannya sebagai sarana legitimasi. Media massa sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan, agama, seni, dan kebudayaan, merupakan bagian dari alat kekuasaan negara yang bekerja secara ideologis guna membangun kepatuhan khalayak terhadap kelompok yang berkuasa ideological states apparatus.” 6 Kick Andy adalah sebuah program acara yang menyajikan sebuah berita dengan sajian yang ringan dengan kemasan tanya jawab talk show yang renyah sehingga menarik, mendidik sekaligus memberikan hiburan bagi khalayak. Dengan memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi, menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Selaras dengan hal itu, maka dapat dikatakan acara Kick Andy menggunakan konsep berita yang mengandung segi human interest atau human touch, menyentuh rasa kemanusiawian. Narasumber yang dihadirkan dalam Kick Andy seringkali berbicara mengenai politik, persoalan hidup, orang-orang di balik kesuksesan, orang-orang di balik bencana, dan orang-orang yang mempunyai kelebihan. Hal yang mengagetkan, ketika kemudian pada suatu waktu, Kick Andy menghadirkan Aa Gym seperti yang diketahui adalah seoang da’i sebagai narasumber dan membahas tema poligami. Dari sekian banyak da’i yang dapat dijadikan narasumber, kenapa Aa Gym yang dihadirkan menjadi latar belakang penelitian ini. Dengan meneliti dari segi teks atau wacana pada saat acara berlangsung, dapat ditemukan makna yang 6 http:elsani.wordpress.com20070925analisis-wacana September 25, 2007 oleh administrator. terkandung di dalamnya dan maksud-maksud di balik pengangkatan tema dan narasumber tersebut. Persoalan poligami selalu saja dikaitkan dengan agama Islam, adanya ayat yang memperbolehkan seorang lelaki menikah kembali dengan syarat-syarat tertentu menciptakan masalah yang tak habisnya dikupas. Akan ada kelompok pro- kontra yang menciptakan ketegangan dalam poligami ini. Aa Gym sebagai seorang tokoh agama atau da’i yang mengerti agama menjadi tokoh publik ketika dirinya sudah terjun di masyarakat, dan semakin banyak penggemarnya. Bukan hanya kaum lelaki, tapi justru kaum perempuanlah yang menjadi penggemar Aa yang paling banyak. Bertentangan ketika Aa memutuskan menikah kembali dengan berbagai alasan yang tidak dipublikasikan dan sulit dimengerti para pengagumnya. Sontak saja fans perempuan Aa merasakan sakit hati atas apa yang dilakukan Aa. Berdasarkan hal itulah penelitian wacana pada episode Aa Gym Menjawab mengenai wacana human interest dianggap penting oleh penulis, bagaimanakah dengan proses produksi dan proses penyampaian pesan dalam acara tersebut. Maka penelitian ini bermaksud menemukan makna-makna yang tersembunyi dalam wacana tersebut. Karena sebuah wacana dapat membentuk kognisi seseorang, dan dapat menciptakan opini seseorang terhadap sesuatu atau seorang tokoh. Melalui sebuah wacana, media dapat mengangkat bahkan menjatuhkan seseorang. Itulah kenapa pemilihan kata dan struktur wacana dalam media menjadi suatu hal yang penting dan menjadi pusat perhatian studi yang berkembang lama. Berdasarkan latar belakang itulah maka penelitian ini diberi judul ANALISIS WACANA “HUMAN INTEREST” PADA ACARA KICK ANDY DI METRO TV EPISODE AA GYM MENJAWAB.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah