Rumus molekul : Al
2
SO
4 3
Pemerian : hablur kasar tidak nerwarna, pecahan hablur atau serbuk
putih, tidak berbau, rasa agak manis dan kelat. Kelarutan
: mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih , mudah larut meskipun lambat dalam gliserin,
tidak larut dalam etanol Depkes, 1995. Senyawa ini merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan.
Tawas banyak digunakan dengan alasan paling ekonomis, murah, mudah didapatkan dipasaran, serta mudah penyimpanannya. Selain tu, bahan ini cukup
efektif untuk menurunkan kadar karbonat. Reaksinya adalah sebagai berikut: Al
2
SO
4 3
2Al
3+
+ 3SO
4 2-
Air akan mengalami reaksi: H
2
O H
+
+ OH
-
Selanjutnya, 2Al
3+
+ 6OH
-
2AlOH
3 -
Selain itu akan dihasilkan asam dengan reaksi sebagai berikut: 3SO
4 2-
+ 6H
+
3H
2
SO
4
Dengan makin banyak dosis tawas yang ditambahkan, pH makin turun karena dihasilkan asam sulfat. Oleh karena itu, harus dicari dosis tawas optimum yang
harus ditambahkan. Pemakaian tawas yang paling efektif dengan pH 5,8 – 7,4. Bila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas maka perlu
alkali tambahan, biasanya ditambahkan larutan kapur tohor CaOH
2
atau soda abu Na
2
CO
3
. Kemudian reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Al
2
SO
4 3
+ 3CaHCO
3 2
2AlOH
3 -
+ 3CaSO
4
+ 6CO
2
Al
2
SO
4 3
+ 3Na
2
CO
3
+ 3H
2
O 2AlOH
3 -
+ 3NaSO
4
+ 3CO
2
Al
2
SO
4 3
+ 3CaOH
2
2AlOH
3 -
+ 3CaSO
4
Waluyo, 2009.
2.7 Unit-Unit Pengolahan Air
2.7.1 Bendungan
Sumber air baku adalah air permukaan dari Sungai Belawan yang berhulu di Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal.
Untuk menampung air tersebut, dibuat bendungan dengan panjang 25 m sesuai dengan lebar sungai dan tinggi ± 4 m. Pada sisi kanan bendungan, dibuat
sekat channel berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake.
2.7.2 Intake air baku
Intake berfungsi untuk pengambilanpenyadapan air baku. Bangunan ini merupakan saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen saringan
kasar, berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar dan fine screen saringan halus, berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-
kotoran maupun sampah berukuran kecil yang terbawa arus sungai. Masing- masing saluran dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air sluice gate dan
penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodic untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk.
2.7.3 Raw Water Tank RWT tangki air baku
Raw Water Tank merupakan bangunan yang dibangun setelah intake yang terdiri dari dua unit 4 sel. Setiap unit berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi ± 5 m
yang dilengkapi dengan dua buah inlet gate, dua buah outlet gate, sluice gate, dan pintu bilas dua buah.
Raw Water Tank berfungsi sebagai tempat pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur-lumpur yang terbawa dari sungai dengan sistem gravitasi. Di
PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal, volume air baku pada dua RWT memiliki volume ± 1400 m
3
. Waktu pengendapan detention time untuk air baku yang akan diolah di RWT kurang dari 15 menit agar menghasilkan air baku dengan turbiditas
yang lebih rendah.
2.7.4 Raw Water Pump RWPpompa air baku
Raw Water Pump pompa air baku berfungsi untuk memompa air dari RWT ke Clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap
pompa 110 Ldet dengan rata-rata head 18 m memakai motor AC nominal gaya 75 KW.
2.7.5 ClearatorClarifier penjernihan
Bangunan clearator bangunan untuk proses penjernihan air terdiri dari 5 unit dengan kapasitas masing-masing 350 Ldet. Clearator berfungsi sebagai
tempat pemisah antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent hasil olahan. Clearator dilengkapi dengan agirator sebagai pengaduk
lambat dan selanjutnya dialirikan ke filter. Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang, sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis. Clearator berfungsi
sebagai tempat pemisah antara flok yang bersifat sedimen dengan sedimen dengan air bersih sebagai effluent hasil dahan dan selanjutnya dialirkan ke filter.