Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Depkes. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes. Darmono. 2001. Lingkungan hidup dan pencemaran. Jakarta : UI-Press. Gabriel, J.F. 2001. Fisika lingkungan. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Kodoatie, R dan Roestan S. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta : Penerbit Andi. Linsley, R dan Joseph B. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid 2. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mangku. 1997. Air untuk kehidupan. Jakarta: Penerbit Grasindo. Manik, K.E.S. 2009. Pengelolaan lingkungan hidup. Jakarta: DJAMBATAN. Ryadi, S. 1984. Pencemaran Air. Surabaya: Karya Anda. Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press. Volk,w dan Margaret, F.W. 1989. Mikrobiologi dasar. Edisi kelima jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. LAMPIRAN I. Gambar Sampel Air Sungai Belawan yang Masuk Melalui Intake LAMPIRAN II. Diagram Alir a. Pemeriksaan Konsentrasi Tawas  Dimasukkan ke dalam kerucut imhoff 1000 ml.  Dimasukkan baume meter ke dalam kerucut imhoff dan baca skala yang terukur.  Disesuaikan hasil yang diperoleh dengan tabel korelasi larutan tawas.  Dicatat hasil yang diperoleh untuk dipergunakan pada proses penentuan dosis alum jart test. Larutan Tawas 1 Hasil b. Penyiapan Larutan Tawas 1  Dimasukkan larutan tawas 1 ke dalam kerucut imhoff 1000 ml, kemudian dibaca tabel korelasi.  Dipipet larutan tawas 10 ml ke dalam labu tentukur 100 ml.  Dicukupkan dengan akuadest sampai garis tanda.  Dihitung larutan tawas yang telah di encerkan dengan membandingkannya dengan turbidity air baku, kemudian diambil dosis alum dengan 3 angka diatas dan dibawahnya. Larutan Tawas 1 Hasil c. Metode Jart Test  Disiapkan seluruh peralatan dan bahan yang akan digunakan.  Diperiksa turbiditas dan pH air baku intake yang akan dijart test.  Dimasukkan kedalam masing-masing beaker glass 1000 ml sementara agitator diturunkan.  Diputar dengan kecepatan 140 rpm selama 5 menit.  Diinjeksikan dengan larutan tawas yang sudah disiapkan dengan variasi dosis tawas yang diinginkan berdasarkan perhitungan.  Diperhatikan kecepatan pembentukan flok, tingkat kekeruhan secara visual.  Diatur putaran pada posisi 30 rpm untuk putaran lambat selama 10 menit. Air Baku intake  Dimatikan alat, diangkat agitator, didiamkan selama 20 menit untuk proses pengendapan, lalu perhatikan secara visual kecepatan pengendapan flok, jumlah flok yang mengendap dan melayang, serta kekeruhan air.  Diperiksa dan dicatat turbidity serta pH air pada masing-masing konsentrasi.  Ditentukan dosiskonsentrasi yang terbaik berdasarkan turbidity dan pH yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. LAMPIRAN III. Tabel Pemakaian Tawas Pada Proses Pengolahan Air di PDAMTirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal TURBIDITY AIR BAKU NTU DOSIS ALUM DEBIT RWP I SD V LD 300 350 400 450 500 550 DEBIT ALUM YANG TERUKUR ML10 DETIK 0 – 30 25.0 500 583 667 750 833 917 31 – 45 27.5 550 642 733 825 917 1008 50 – 80 30.0 600 700 800 900 1000 1100 80 – 110 32.5 650 758 867 975 1083 1192 110 – 160 35.0 700 817 933 1050 1167 1283 160 – 200 37.5 750 875 1000 1125 1250 1375 200 – 250 40.0 800 933 1067 1200 1333 1467 250 – 300 42.5 850 992 1133 1275 1417 1558 300 – 350 45.0 900 1050 1200 1350 1500 1650 350 – 400 47.5 950 1108 1267 1425 1583 1742 400 – 500 50.0 1000 1167 1333 1500 1667 1833 500 – 700 55.0 1050 1283 1467 1650 1833 2017 700 – 900 60.0 1100 1400 1600 1800 2000 2200 900 – 1100 65.0 1150 1517 1733 1950 2167 2383 1100 – 1300 70.0 1200 1633 1867 2100 2333 2567 Hasil Cat: 1. Debit RWP dapat dilihat dari monitoring Scada 25 mldet 2. Konsentrasi larutan tawas yang terukur 15 3. Jika konsentrasi larutan tawas diluar ketentuaan maka hitung menurut rumus: Perhitungan yang berlaku di IPA Sunggal LAMPIRAN IV. Tabel Korelasi Konsentrasi Tawas PDAM Tirtanadi InstalasiPengolahan Air Sunggal Degree Baume Meter Konsentrasi Tawas Be 5.0 7.30 5.1 7.46 5.2 7.62 5.3 7.78 5.4 7.94 5.5 8.10 5.6 8.26 5.7 8.42 5.8 8.58 5.9 8.74 6.0 8.90 6.1 9.04 6.2 9.18 6.3 9.32 6.4 9.46 6.5 9.60 6.6 9.74 6.7 9.88 6.8 10.02 6.9 10.16 7.0 10.30 7.1 10.46 7.2 10.62 7.3 10.78 7.4 10.94 7.5 11.10 7.6 11.26 7.7 11.42 7.8 11.58 7.9 11.74 8.0 11.90 8.1 12.06 8.2 12.22 8.3 12.38 8.4 12.54 8.5 12.70 8.6 12.86 8.7 13.02 8.8 13.18 8.9 13.34 Degree Baume Meter Konsentrasi Tawas 9.0 13.50 9.1 13.67 9.2 13.84 9.3 14.01 9.4 14.18 9.5 14.35 9.6 14.52 9.7 14.69 9.8 14.86 9.9 15.03 10.0 15.20 10.1 15.38 10.2 15.56 10.3 15.74 10.4 15.92 10.5 16.10 10.6 16.28 10.7 16.46 10.8 16.64 10.9 16.82 11.0 16.88 11.1 17.06 11.2 17.22 11.3 17.38 11.4 17.54 11.5 17.70 11.6 17.86 11.7 18.02 11.8 18.18 11.9 18.34 12.0 18.40 12.1 18.57 12.2 18.74 12.3 18.91 12.4 19.08 12.5 19.25 12.6 19.42 12.7 19.59 12.8 19.76 12.9 19.93 13.0 20.10 13.1 20.27 13.2 20.44 Perhitungan ini berlaku di IPA Sunggal Jika konsentrasi tawar tidak tercantum dalam tabel, gunakan interpolasi: Contoh: Hasil pengukuran larutan tawas = 7.2 Be = = 0.08 = 10.30 + 2 0.08 Konsentrasi tawas 7.2 Be 10.46 LAMPIRAN V. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Menkes Per IV 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

I. PARAMETER WAJIB

No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi

1 E. Coli Jumlah per 100 ml sampel 2 Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel

b. Kimia an – organic

1 Arsen mg l 0,01 2 Flourida mg l 1,5 3 Total Kromium mg l 0,05 4 Kadmium mg l 0,003 5 Nitrit, sebagai NO 2 - mg l 3 6 Nitrat, sebagai NO 3 - mg l 50 7 Sianida mg l 0,07 8 Selenium mg l 0,1 2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan

a. Parameter Fisik

1 Bau Tidak berbau 2 Warna TCU 15 3 Total Zat Padat Terlarut TDS mg l 500 4 Kekeruhan NTU 5 5 Rasa Tidak berasa 6 Suhu C Suhu udara ± 3

b. Parameter Kimiawi

1 Aluminium mg l 0,2 2 Besi mg l 0,3 3 Kesadahan mg l 500 4 Khlorida mg l 250 5 Mangan mg l 0,4 6 Ph 6,5 – 8,5 7 Seng mg l 3 8 Sulfat mg l 250 9 Tembaga mg l 2 10 Amonia mg l 1,5

II. PARAMETER TAMBAHAN

No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan 1 KIMIAWI a. Bahan Anorganik Air Raksa mg l 0,001 Antimon mg l 0,02 Barium mg l 0,7 Boron mg l 0,5 Molybdenum mg l 0,07 Nikel mg l 0,07 Sodium mg l 200 Timbal mg l 0,01 Uranium mg l 0,015