Reservoir Finish Water Pump FWPpemompaan air akhir

dibagi menjadi 5 jalur dengan kapasitas 150 Ldet. Total head 50 in menggunakan motor AC rata-rata nominal daya 132 KW.

2.7.9 Sludge Lagoon Empang Lumpur

Air buangan limbah cair dari masing-masing unit pengolahan dialirkan ke lagoon untuk didaur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak tahun 2002 di unit PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal dengan membangun unit pengendapan berupa lagoon dengan kapasitas 9.600 m 3 .

2.8 Proses Pengolahan Air

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia sepanjang masa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak semua jenis air dapat digunakan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Untuk itu, PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal sebagai salah satu instalasi pengolahan air minum dapat mengolah air tersebut menjadi air minum yang layak bagi konsumen. Di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal, dapat penulis pelajari proses pengolahan air sebagai berikut : Air baku 1 yang bersumber dari aliran Sungai Belawan tertampung di bendungan yang selanjutnya masuk melalui pintu intake 2 untuk disaring terlebih dahulu dari sampahkotoran kasar. Selanjutnya air akan tertampung di Raw Water Tank 3. Di sini terjadi proses fisika dan biokimia. Proses fisika yang terjadi adalah pengendapan lumpur- lumpur sehingga dihasilkan air dengan turbiditas yang lebih rendah. Sedangkan proses biokimia yang terjadi adalah penginjeksian klorin preklorinasi. Klorin pada preklorinasi bertujuan untuk mengoksidasi logam-logam, membunuh mikroorganisme seperti plankton dan juga membunuh spora dari lumut, jamur, dan alga. Konsentrasi yang diberikan adalah 2 ─ 3 grm 3 air, tergantung pada turbiditas air. Proses selanjutnya air akan dipompakan melalui RWP 4 ke clearator 5. Di clearator, terjadi proses koagulasi proses bercampurnya koagulan dan air baku dengan cepat dan merata menggunakan koagulan Aluminium Sulfat Alumtawas, Al 2 SO 4 3 .18H 2 O dan proses flokulasi penggumpalan flok-flok yang lebih besar akibat adanya pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Air baku yang mengandung koagulan akan masuk clearator melalui Primary Reaction Zone yang berada pada bagian tengah sel secondary. Sel secondary adalah inti dari clarifier yang terletak pada bagian tengah bangunan tersebut. Di bagian ini terdapat sebuah alat pengaduk yang disebut blade agitator. Blade agitator berputar dengan kecepatan lambat sehingga diharapkan akan terjadi proses flokulasi Secondary Reaction Zone. Setelah tawas larut, selanjutnya akan mengikat pertikel yang ada di dalam air membentuk partikel- partikel yang lebih besar flok. Flok-flok ini lalu akan melakukan pengikatan kembali dengan butiran flok yang lainnya dengan bantuan turbulensi dan bantuan gerakan blade agitator tersebut. Flok-flok yang terbentuk akan semakin besar dan pengaruh gaya gravitasi akan mengendap pada dasar clarifier Return Reaction ZoneConcentrator. Untuk itu, perlu dipertahankan kandungan flok-flok dalam