lapis-lapis tanah yang dilalui. Kualitas air tanah dalam masih sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.
2.3.2.3 Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam hampir tidak dipengaruhi oleh
musim dan memiliki kualitas yang sama dengan air tanah dalam. Berdasarkan munculnya kepermukaan tanah dibagi menjadi:
- Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng
- Umbul, dimana air keluar kepermukaan pada suatu dataran Waluyo,
2009.
2.3.3 Air Atmosfir
Air atmosfir dalam keadaan murni, sangat bersih tetapi sering terjadi pengotoran karena industry, debu dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk
menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat mulai turun karena masih banyak
mengandung kotoran Waluyo, 2009. Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya karatan korosi. Air hujan juga memiliki sifat lunak sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun Waluyo, 2009.
2.3.4 Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung berbagai garam, misalnya NaCl Garam NaCl memiliki kadar dalam air laut lebih kurang 3 . Oleh
karena itu, air laut tanpa diolah terlebih dahulu tidak memenuhi syarat untuk air minum Waluyo, 2009.
2.4 Persyaratan Air
2.4.1 Persyaratan Biologis Air
Patogen maupun yang nonpatogen. Mikroorganisme nonpatogen secara relatif tidak berbahaya bagi kesehatan, namun dalam jumlah yang berlebihan
mikroorganisme nonpatogen dapat mempengaruhi rasa dan bau sehingga dapat menyulitkan pengelolaan air Ryadi, 1984.
Mikroorganisme nonpatogen dapat mempengaruhi proses pengelolaan air, seperti adanya ganggang yang berlebihan akan mempercepat tersumbatnya sistem
saringan pasir pada Instalasi PAM. Pertumbuhan ganggang yang merajalela di dalam sistem air lebih dirangsang secara cepat bila disertai oleh adanya kelebihan
unsur tembaga Cu karena pembuangan Cu ke dalam sungai yang digunakan sebagai sumber baku oleh PAM perlu memperoleh perhatian Ryadi, 1984.
Mikroorganisme coli sekalipun tidak patogen dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui sejauh mana air telah dikontaminir oleh bahan
buangan organik, khususnya bahan-bahan fecal. Dasar penggunaan indikator coli ini adalah bahwa secara karakteristik kuman ini adalah merupakan penghuni tetap
dari faeces. Faeces manusia adalah merupakan media penyebaran dari beberapa jenis kuman patogen, khususnya bila faeces ini berasal dari orang-orang yang
disebut karier Ryadi, S. 1984.
2.4.2 Persyaratan Kimia Air