Proses Pengolahan Air TINJAUAN PUSTAKA
lumpur sehingga dihasilkan air dengan turbiditas yang lebih rendah. Sedangkan proses biokimia yang terjadi adalah penginjeksian klorin preklorinasi. Klorin
pada preklorinasi bertujuan untuk mengoksidasi logam-logam, membunuh mikroorganisme seperti plankton dan juga membunuh spora dari lumut, jamur,
dan alga. Konsentrasi yang diberikan adalah 2 ─ 3 grm
3
air, tergantung pada turbiditas air.
Proses selanjutnya air akan dipompakan melalui RWP 4 ke clearator 5. Di clearator, terjadi proses koagulasi proses bercampurnya koagulan dan air
baku dengan cepat dan merata menggunakan koagulan Aluminium Sulfat Alumtawas, Al
2
SO
4 3
.18H
2
O dan proses flokulasi penggumpalan flok-flok yang lebih besar akibat adanya pengadukan cepat dan pengadukan lambat.
Air baku yang mengandung koagulan akan masuk clearator melalui Primary Reaction Zone yang berada pada bagian tengah sel secondary. Sel
secondary adalah inti dari clarifier yang terletak pada bagian tengah bangunan tersebut. Di bagian ini terdapat sebuah alat pengaduk yang disebut blade agitator.
Blade agitator berputar dengan kecepatan lambat sehingga diharapkan akan terjadi proses flokulasi Secondary Reaction Zone. Setelah tawas larut,
selanjutnya akan mengikat pertikel yang ada di dalam air membentuk partikel- partikel yang lebih besar flok. Flok-flok ini lalu akan melakukan pengikatan
kembali dengan butiran flok yang lainnya dengan bantuan turbulensi dan bantuan gerakan blade agitator tersebut. Flok-flok yang terbentuk akan semakin besar dan
pengaruh gaya gravitasi akan mengendap pada dasar clarifier Return Reaction ZoneConcentrator. Untuk itu, perlu dipertahankan kandungan flok-flok dalam
clarifier dengan memantau kekeruhan sehingga diharapkan turbiditas pada air kumpulan Clarification Reaction Zone dapat serendah mungkin.
Selanjutnya, air kumpulan difiltrasi di filter 6 sehingga diperoleh air hasil proses filtrasi yang jernih. Sebelum air proses filtrasi masuk ke reservoir,
ditambahkan terlebih dahulu klorin postklorinasi yang dapat bersumber dari gas Cl
2
dan kaporit CaOCl
2
. Penambahan klorin bertujuan sebagai desinfektan. Setelah penambahan klor atau kaporit, selanjutnya ditambahkan larutan
kapur jenuh Soda ash untuk menetralisir pH air olahan 6,8 ─ 7,3 karena
penambahan Aluminium sulfat di Clearator cukup membuat pH air bersifat asam, sehingga harus dinetralkan. Penambahan larutan kapur tetap sebelum air masuk
reservoir untuk mencegah pengendapan dari reaksi sisa tawas Al
3+
dengan ion hidroksida dari kapur OH
-
yang dapat membentuk flok sehingga mengotori air reservoir.
Setelah seluruh proses pengolahan air tersebut berlangsung, air hasil olahan ditampung di bak penampungan akhir yang disebut dengan reservoir 7
untuk didistribusikan melalui FWP. Air hasil olahan tersebut dapat didistribusikan bila air memenuhi syarat kualitas air. Untuk memastikan kualitas air, perlu
dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu mutlak diperlukan agar kualitas air bersih dapat dijamin kualitasnya sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 907MENKESSKVII2002 yang meliputi aspek fisika, kimia, dan biologis.