Komitmen Dan Konsistensi Muhammadiyah

1.1.1 Komitmen Dan Konsistensi Muhammadiyah

Komitmen dan konsistensi pendidikan politik oleh Muhammadiyah adalah ideologi gerakan dakwah Islam, amar makruf dan nahi munkar. Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang merangkul dan merengkuh siapa pun yang peduli Islam, peduli Quran-Sunnah. Agar ideologi Muhammadiyah dapat dipahami dan dilaksanakan oleh warga Muhammadiyah, diperlukan sosialisasi. Oleh karena itu Muhammadiyah dalam menjalankan proses pendidikan politik prihal komitmen dan konsistensi terhadap pemahaman, keyakinan dan pengamalan Islam sebagai satu-satunya agama Allah dan jalan hidup yang diridhai Allah dengan senantiasa berpegang teguh dan mengikuti dengan cermat langkah-langkah perjuangan pembawa risalah Islam, yakni Nabi Muhammad SAW. 3 Dengan kata lain Organisasi ini mempunyai penjelasan mengenai keyakinan maupun harapan yang tergambarkan pada Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah. 4 2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia Dengan membangun kesadaran dan keyakinan serta pemahaman, dan aktualisasi mengenai hal-hal fundamental juga menjadi penting untuk dilakukan oleh seluruh kader maupun warga Muhammadiyah.Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah tersebut antara lain : 1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Maruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. 3 Suyatno Model Kelembagaan Pendidikan Berbasis Orientasi Akademik Dan Ideologi Muhammadiyah sebuah makalah. 4 Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo. Universitas Sumatera Utara sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi. 3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a. Al-Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. 4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang- bidang: a. Aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala- gejala kemusyrikan, bidah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. b. Akhlak Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia c. Ibadah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. d. Muamalah Duniawiyah Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyah pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT. 5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan Universitas Sumatera Utara bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT. Muhammadiyah memberikan pendidikan politik kepada waraga persyarikatan maupun masyarakat untuk aktif dalam kegiatan politik dengan batasan–batasan organisasi. Peranan pendidikan Muhammadiyah sebagai suatu pembinaan harus dimaksimalkan dengan ketentuan dan terorganisasi sehingga menjadi kekuatan untuk menciptakan sumber daya yanang tangguh dan mandiri dalam rangka mencapai ridho Allah swt.Upaya masyarakat untuk menunjukkan apa yang dianggap baik sesuai dengan aspirasi dan kepentingannya bisa dilakukan dengan melalui berbagai cara, seperti memilih partai politik yang mengangkat isu sesuai dengan prefensinya, memilih kandidat yang memperjuangakan program sesuai dengan prioritasnya, mempengaruhi proses pembuatan kebijakan yang sedang menjadi agenda publik. cara-cara ini bisa dilakukan secara pribadi sebagai warga negara maupun kelompok yang terorganisir sebagai suatu asosiasi. 5 5 Muhammad Asfat, PILKADA Dan Demokratisasi Politik Di Tingkat Lokal Sebuah pengantar . Dalam Kacung Marijan, Demokratisasi Di daerah Pelajaran dari Pilkada Secara Langsung. Surabaya : Pustaka Eureka. 2006, hal 4. Bila kita melihat dari landasan filosofis berdirinya muhammadiyah karena KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah adalah manifestasi dari perjuangan pergerakan politik nasional, muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari wacana pendidikan maupun politik namun keberadaan muhammadiyah sangat erat hubungannya dengan perpolitikan nasional karena pemikiran – pemikiran muhammadiyah melalui pendidikan politik mewarnai perpolitikan nasional. Namun Muhammadiyah sejak Muktamar ke-38 di Ujung Pandang Makassar telah memutuskan bahwa Organisasi ini, tidak mempunyai afiliasi apa pun dengan salah satu kekuatan sosial politik, dan elit serta anggotanya di beri kebebasan untuk Universitas Sumatera Utara menyalurkan aspirasi politiknya sepanjang tidak menyimpang dari garis persyarikatan. 6 6 Syarifuddin Jurdi, Op Cit, hal 10. Maka dari paparan tersebut, yang menjadi ketertarikan penulis dalam menulis skripsi ini adalah, karena Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang memiliki potensi yang besar dilihat dari kualitas maupun jumlah anggota,program dan jaringannya dibandingkan dengan organisasi masyarakat madani lainnya termasuk LSM, oleh karena itu potensi yang dimaksudkan tidak terlepas dari pendidikan politik Muhammadiyah yang pastinya menjadi landasan filosofis dari rangkaian berfikir Muhammadiyah,dengan kata lain pendidikan politik dianggap menarik untuk dijadikan sebuah penelitian dianalisis secara filosofis mengenai pendidikan politik muhammadiyah agar bisa dicermati dan difahami.

1.1.2 Pendidikan Politik Dan Dinamika Muhammadiyah