Enterophatogenic E. coli EPEC Enterotoxigenic E.coli ETEC Enterohemorrhagic E.coli EHEC Enteroinvasire E. coli EIEC

3. Clostridium perfringens

C. perfringens merupakan bakteri yang bersifat gram positif berbentuk batang dan membentuk spora. Bakteri ini tersebar luas di alam, yaitu di dalam tanah, debu, dan merupakan bagian dari mikroflora normal di dalam saluran usus manusia dan hewan. Bakteri ini bersifat aerobik, tetapi masih tahan hidup pada kondisi aerobik, meskipun pertumbuhannya lebih dirangsang pada kondisi anaerobik.

2.9. Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu jenis bakteri yang secara normal hidup dalam saluran pencernaan baik manusia maupun hewan yang sehat. Nama bakteri ini diambil dari nama seorang bacteriologist yang berasal dari Germani yaitu Theoder Von Escherich, yang berhasil melakukan isolasi bakteri ini pertama kali pada tahun 1885. DR. Escherich juga berhasil membuktikan bahwa diare dan gastroenteritis yang terjadi pada infant adalah disebabkan oleh bakteri Escherichia coli Andriani, 2004.

2.9.1. Escherichia coli Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

Berdasarkan Brooks 2005, Escherichia coli yang berhubungan dengan penyakit diare adalah :

1. Enterophatogenic E. coli EPEC

Enterophatogenic E. coli EPEC merupakan penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC awalnya dihubungkan dengan terjangkitnya diare di ruang perawatan di negara berkembang. EPEC melekat pada sel mucosa usus kecil. Faktor yang berhubungan dengan kromosom mendukung pelekatan yang erat. Universitas Sumatera Utara Akibat dari infeksi EPEC adalah diare yang cair, yang biasanya susah diatasinamun tidak kronis. Diare EPEC berhubungan dengan berbagai serotype spesifik dari E. coli. Waktu diare EPEC dapat diperpendek dan diare kronik dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik.

2. Enterotoxigenic E.coli ETEC

Enterotoxigenic E.coli ETEC merupakan penyebab umum diare pada musafir dan merupakan penyebab yang sangat penting dari diare pada bayi di Negara berkembang. Cara untuk membantu mencegah diare ini adalah dengan memperhatikan pemilihan dan pengkonsumsian makanan yang potensial terkontaminasi ETEC. Antimicrobial prophylaxis dapat menjadi efektif tetapi dapat terjadi peningkatan resistensi terhadap antibiotik pada bakteri dan mungkin tidak dianjurkan secara keseluruhan. Pemberian antibiotik yang efektif akan memperpendek jangka waktu penyakit.

3. Enterohemorrhagic E.coli EHEC

Enterohemorrhagic E.coli EHEC memproduksi verotoksin. EHEC banyak dihubungkan dengan hemorrhagic colitis, sebuah bentuk diare yang parah, dan dengan sindroma uremic hemolytic, sebuah penyakit akibat kegagalan ginjal akut, microangiopathi hemolytic anemia, dan thrombocytopenia. Hemorrhagic colitis dan komplikasinya dapat dicegah dengan cara memasak daging segar.

4. Enteroinvasire E. coli EIEC

Enteroinvasire E. coli EIEC menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis. Penyakit yang terjadi umumnya pada anak di Negara berkembang dan Universitas Sumatera Utara dalam perjalanan ke Negara tersebut. EIEC menyebabkan penyakit dengan menyerang sel epithelial mukosa usus.

5. Enteroagregative E. coli EAEC