dalam perjalanan ke Negara tersebut. EIEC menyebabkan penyakit dengan menyerang sel epithelial mukosa usus.
5. Enteroagregative E. coli EAEC
Enteroagregative E. coli EAEC menyebabkan diare yang akut dan kronis dalam jangka waktu 14 hari pada orang di negara berkembang. Organisme ini
juga menyebabkan penyakit karena makanan di negara industri. Mereka digolongkan berdasarkan bentuk dan perlekatan pada sel manusia. Patogenesis EAEC penyebab
diare tidak begitu dipahami dengan baik, meskipun demikian dinyatakan bahwa EAEC melekat pada mukosa intestinal dan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin.
Akibatnya adalah kerusakan mukosa, pengeluaran sejumlah besar mucus, dan terjadinya diare.
2.9.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Eschericia coli Dalam Air
1. Sumber air.
Sumber air yang berbeda seperti air hujan, air laut, air permukaan dan air tanah mengandung mikroorganisme dalam jumlah dan jenis yang berbeda pula. Air
permukaan yang tercemar oleh kotoran hewan dan manusia akan mengandung bakteri Eschericia coli Anonim.
2. Suhu.
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum.
Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum
adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba. Eschericia coli merupakan mikroba
Universitas Sumatera Utara
yang tahan hidup pada suhu tinggi mikroba termofi. Kelompok ini mempunyai suhu minimum 40
C, optimum pada suhu 55-60 C dan suhu maksimum untuk
pertumbuhannya 75 C Anonim, 2009.
3. pH
Mikroba umumnya menyukai pH netral pH 7. Eschericia coli merupakan mikroba alkalifil yaitu kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5.
Anonim, 2009.
4. Kerusakan atau kebocoran pipa
Adanya kerusakan atau kebocoran pipa dapat menyebabkan masuknya air tanah ke dalam sistem distribusi terutama bila tekanan airnya rendah dan lebih kecil
dari tekanan air tanah. Dengan masuknya air tanah ke dalam sistem distribusi akan menyebabkan pencemaran baik secara kimiawi maupun pencemaran bakteriologis.
Said, 2002.
2.10. Sistem Distribusi Air Bersih
2.10.1. Defenisi Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem perpipaan dari bangunan pengolahan reservoir ke daerah pelayanan
konsumen. Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain adalah :
1. Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Daerah layanan ini meliputi wilayah IKK Ibukota Kecamatan atau wilayah kabupaten Kotamadya. Jumlah penduduk yang akan dilayani tergantung pada
Universitas Sumatera Utara