2. Subjek Pajak Hotel
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2002 tentang Pajak Hotel. Pengertian Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan hokum yang
melakukan pembayaran tau pelayanan hotel termasuk losmen, wisma, tempat kost dan penginapan lainnya. Dan yang disebut wajib pajak hotel adalah pengusaha hotel
termasuk wisma, losmen, tempat kost dan penginapan lainnya.
F. Tarif Pajak Hotel
Tarif pajak hotel ditetapkan dengan peraturan daerah. Dasar Pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada Hotel.
Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen dari dasar pengenaan.
Tarif Pajak Rumah kost ditetapkan sebesar 5 lima persen dari dasar pengenaan.
G. Tata Cara Pemungutan Pajak hotel
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek pajak, penentuan besarnya pajak atas retribusi serta pengawasan penyetoran.
Tata Cara pemungutan Pajak Hotel adalah : 1.
Pemungutan Pajak dilarang diborongkan, artinya seluruh proses kegiatan pemungutan pajak hotel tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Walaupun
demikian, dimungkinkan adanya kerja sama dengan pihak ketiga dalam proses pemungutan pajak, antara lain pencetakan formulir perpajakan, pengiriman
surat-surat kepada wajib pajak, atau penghimpunan data objek dan subjek
Universitas Sumatera Utara
pajak. Kegiatan yang tidak dapat dikerjakasamakan dengan pihak ketiga adalah
kegiatan penghitungan besarnya pajak yang terutang, pengawasan penyetoran pajak, dan penagihan pajak,
2. Setiap Wajib Pajak membayar Pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan
pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang- undangan perpajakan.
3. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan
Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota
perhitungan. 4.
Pajak yang terutang dibayar ke Kas Daerah melalui Bank atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
5. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan
menggunakan SPTPD, SKPDKB, danatau SKPDKBT. Secara umum Sistem Pemungutan Pajak, yaitu :
a. Self Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya : 1.
Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Wajib Pajak Aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang. 3.
Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. b.
Official Assessment System yaitu sistem yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak. Ciri-cirinya :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada
fiskus. 2.
Wajib Pajak bersifat pasif. 3.
Utang timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh Fiskus. c.
With Holding System yaitu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, selain fiskus dan wajib pajak.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Potensi Pajak
Dalam rangka meningkatkan sumber pemasukan daerah, pemerintah selalu berupaya untuk menggali secara maksimal sumber-sumber keuangan yang dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan keefektifan penerimaan pajak akan menyebabkan dampak berupa inefisiensi pada aspek sosial politik. Penerimaan
pajak merupakan bagian terpenting dari penerimaan pemerintah di samping penerimaan dari minyak bumi dan gas alam serta penerimaan negara bukan pajak.
Dalam upaya untuk meningkatkan penerimaan PAD agar penerimaannya mendekati atau bahkan sama dengan potensinya dilakukan dengan mengefektifkan pemungutan
pajak atau retribusi dan mengefisienkan cara pemungutannya pada obyek dan subyek yang sudah ada misalnya melakukan perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan
pengawasan dan pelayanan. Cara lain untuk meningkatkan PAD dengan cara menjaring wajib pajak baru melalui pendataan dan pendaftaran atau menggali pajak.
Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD di Kota Medan diperlukan usaha peningkatan penerimaan yang berasal dari pajak daerah terutama
pajak pajak hotel yang berpotensial mencerminkan kegiatan ekonomi daerah karena pajak hotel merupakan sumber devisa bagi kota Medan yang banyak dimanfaatkan
oleh wisatawan yang melakukan kunjungan wisata.
Universitas Sumatera Utara