11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Perbankan di Indonesia
Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Pengertian perbankan sendiri menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7
tahun 1992 Bab I Pasal 1 tentang perbankan yaitu bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian bank menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredt dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Pengertian lebih teknis tentang bank dapat ditemukan pada Standar
Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan yaitu Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu
lintas pembayaran. Dari definisi tersebut memberi tekanan bahwa bank dalam melakukan
usahanya terutama dalam menghimpun dana dalam bentuk simpanan adalah
12
merupakan sumber utama dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dana, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya bagi pemilik tapi juga kegiatannya harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarkat. Definisi tersebut merupakan
komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia.
B. Inflasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus 2005:279 inflation is the percentage of annual increase in a general price level.
Menurut Dornbusch, Fischer and Richard 2008:149 inflation is the rate which the general level of prices is rising. In countries, high rates of inflation
could happen price double every month, money stop being a useful medium of exchange and sometimes output drops dramatically.
Menurut Sadono Sukirno 2004:27 inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode
lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya.
Menurut Boediono 2001:161 inflasi adalah kecendrungan dari harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga-harga lain.
Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya
13
daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara, Khalwaty, 2001:5.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah
dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup SBH Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik BPS. Kemudian, BPS akan
memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis
barangjasa di setiap kota. Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara
lain: 1. Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB. Harga Perdagangan Besar dari
suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjualpedagang besar pertama dengan pembelipedagang besar berikutnya dalam jumlah
besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. 2. Deflator Produk Domestik Bruto PDB menggambarkan pengukuran
level harga barang akhir final goods dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi negeri. Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB
atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan www.bps.go.id
.
14
Menurut Boediono 2001:162 Inflasi dapat di golongkan menjadi dua golongan, golongan pertama didasarkan pada “parah” atau tidaknya inflasi
tersebut, yaitu ;
1.
Inflasi ringan dibawah 10 setahun
2.
Inflasi sedang antara10-30 setahun
3.
Inflasi berat antara 30-100 setahun
4.
Hiperinflasi diatas 100 setahun. Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari inflasi. Atas
dasar ini di bedakan 2 macam inflasi : 1. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat. Infasi ini disebut demand pull inflation. Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya permintaan
barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi
output potensialnya atau permintaan total agregate demand lebih besar dari pada kapasitas perekonomian.
2. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, ini disebut cost push inflation. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat
disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga
komoditi yang diatur pemerintah administered price, dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya
distribusi.
15
Menurut Sadono Sukirno 2004:338, terdapat beberapa dampak buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut :
a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingkatnya akan menggalakkan perkembangan
ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya
lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun.
Sebagai akibatnya, tingkat pengangguran juga akan semakin meningkat.
b. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi
negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
c. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga- harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang
berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.
d. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang.
Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-
16
institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.
e. Memperburuk pembagian kekayaan Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan
menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil
kekayaannya. Juga sebagian penjualpedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan
pembagian pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual atau pedagang akan menjadi
semakin tidak merata.
C. Nilai Tukar Rupiah Kurs