25
F. Dana Pihak Ketiga DPK
Menurut Slamet Riyadi 2006:79 Dana Pihak Ketiga DPK adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu,
perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau
setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari
masyarakat. Sumber Dana Pihak Ketiga DPK, dari segi mata uang dibedakan
menjadi: 1. Sumber Dana Pihak Ketiga Rupiah
Yaitu kewajiban-kewajiban bank yang tercatat dalam bentuk rupiah pada pihak ketiga bukan bank baik kepada penduduk maupun bukan
penduduk. Komponen DPK ini terdiri dari Giro, Simpanan Berjangka deposito dan Sertifikat Deposito, tabungan dan kewajiban-kewajiban
lainnya yang terdiri dari kewajiban segera yang dapat dibayar, surat-surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, setoran jaminan dan
lainnya. Tidak termasuk dana yang berasal dari bank sentral. 2. Sumber Dana Pihak Ketiga Valuta Asing
Sedangkan yang dimaksud Dana Pihak Ketiga Valuta Asing adalah kewajiban bank yang tercatat dalam valuta asing kepada pihak ketiga, baik
penduduk maupun bukan penduduk termasuk pada Bank Indonesia, bank lain pinjaman melalui pasar uang.
26
DPK Valuta Asing terdiri atas Giro, Call Money, Deposit On Call DOC, Deposito berjangka, Margin Deposit, Setoran Jaminan, Pinjaman
Yang Diterima dan kewajiban-kewajiban lainnya dalam valuta asing.
G. Pasar Uang Antar Bank PUAB
Menurut Samuelson dan Nordhaus 2005:543 money market is a term denoting the set of institutions that handle the purchase or sale of short term
credit instruments like Treasury Bills T-Bills and Comercial Paper CP. Menurut Slamet Riyadi 2006:75 pasar uang atau interbank money market
adalah pinjam meminjam antar bank yang dilakukan oleh bank-bank komersial dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas atau untuk
memanfaatkan dana agar tidak terjadi idle fund. Menurut Dahlan Siamat 2005:303 pasar uang antar bank atau sering
disebut interbank call money market atau sering disingkat dengan call money, merupakan sumber yang paling cepat untuk memperoleh dana bagi bank.
Sumber dana PUAB ini sering digunakan bagi bank-bank yang sedang mengalami kekalahan kliring, yaitu suatu keadaan dimana jumlah tagihan
yang masuk lebih besar dibandingkan tagihan keluar. Pasar uang antar bank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam-meminjam
dana antar satu bank dengan bank lainnya. Transaksinya bisa dilakukan secara langsung melalui telepon atau lembaga kliring.
27
1. Mekanisme Mekanisme pasar uang berbeda dengan pasar modal yang tradingnya
dilakukan melalui Bursa atau Stock Exchange. Sesuai dengan karakteristiknya maka pasar uang ini bersifat abstrak, tidak ada tempat
khusus seperti halnya pada pasar modal. Transaksi pasar uang secara over the counter market OTC, dilakukan oleh setiap peserta melalui desk atau
dealing room masing-masing peserta. Sarana yang digunakan dalam melakukan transaksi pasar uang dapat
berupa: 1. Reuters monitor dealing screen RDMS
2. Telex 3. Telepon
4. Fax 5. Sarana telekomunikasi lain yang diperkenankan untuk transaksi
tersebut. 2. Instrument Pasar Uang
a. Commercial paper merupakan surat utang atau promes berjangka pendek yang tidak dijamin commercial paper yang merupakan passive
emiten, unit ekonomi yang mengeluarkannya, diperjualbelikan dipasar uang. Pada umumnya, emiten CP adalah terdiri dari perusahaan yang
bergerak dibidang finanial maupun non finansial. b. Revolving underwriting facility merupakan salah satu instrument pasar
uang yang sudah biasa digunakan oleh perbankan internasional,
28
instrument atas transaksi ini dijamin oleh beberapa bank dengan jangka waktu 1 sampai 3 tahun.
c. Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia,
sebagai pengakuan atas utang jangka pendek. d. Certificate of Deposits CDs merupakan instrument pasar uang yang
diterbitkan atas unjuk oleh suatu bank yang dinyatakan dalam jumlah tertentu, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Bukti simpanannya
berupa sertifikat deposito berjangka dapat diperdagangkan atau sebagai negotiable instrument, karena dapat diuangkan oleh pembawa
dan bersifat atas unjuk. e. Promissory Notes PN adalah surat sanggup bayar yang membuktikan
adanya utang piutang antara debitur dan kreditur, di mana debitur meminjamkan sejumlah uang dan kreditur berjanji akan membayar
pada tanggal yang telah ditetapkan dengan menyerahkan promissory notes PN kepada kreditur.
f. Treasury Bills T-Bills merupakan instrument pasar uang atas unjuk yang diterbitkan oleh Bank Sentral yang merupakan salah satu alat
untuk pengendalian moneter yang akan dibayarkan kepada pemegang Bearer pada tanggal jatuh tempo. Bagi perbankan atau lembaga
keuangan T-Bills dapat dijadikan sebagai secondary reserve cadangan sekunder likuiditasnya, dalam pengelolaan dananya untuk
29
menghindari idle funds atau dalam rangka optimalisasi pengelolaan dana bank yang bersangkutan.
g. Banker’s Acceptance BA merupakan time draft wesel berjangka yang ditarik oleh seorang eksportir atau importer atas suatu bank untuk
membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. h. Repurchase Agreement Repo adalah transaksi jual beli surat-surat
berharaga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan terlebih dahulu. 3. Resiko-Resiko Investasi di Pasar Uang
a. Resiko Pasar interest rate risk resiko yang berkaitan dengan turunnyha harga surat berharga tingkat bunga naik mengakibatkan
investor mengalami capital loss. b. Resiko Reinvestment resiko terhadap penghasilan suatu asset financial
yang harus di re-invest dalam asset yang berpendapatan rendah atau dapat dikatakan sebagai resiko yang memaksa investor untuk
menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat- surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya
tingkat bunga. c. Resiko Gagal Bayar terjadi akibat tidak mampunya peminjam debitur
memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. d. Resiko Inflasi terjadi apabila pemberi pinjaman menghadapi
kemungkinan naiknya harga-harga barang dan jasa yang akan
30
menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya. Untuk menghadapi hal tersebut, kreditur biasanya berusaha mengimbangi
proyek inflasi dengan meminta atau mengenakan suku bunga yang lebih tinggi.
e. Resiko Valuta currency or exchanged rate risk yaitu kerugian yang terjadi akibat adanya perubahan yang tidak menguntungkan terhadap
kurs mata uang asing. f. Resiko Politik terjadi karena adanya kemungkinan adanya perubahan
ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian
total dari modal yang diinvestasikan. g. Resiko Likuiditas yaitu resiko yang dapat terjadi apabila instrument
yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo.
H. Penelitian Terdahulu