Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Cash Financing

22 kebutuhan dana yang sering menjadi acuan yang berupa kebutuhan dana jangka pendek harus dipenuhi dengan sumber­sumber dana jangka pendek. Sedangkan kebutuhan dana jangka panjang harus pula dipenuhi dengan sumber­sumber dana jangka panjang. Kemudian pengelolaan likuiditas yang perlu diperhatikan oleh bank adalah bank harus waspada bahwa tingkat suku bunga tersebut selalu berfluktuasi atau naik turun dengan gerak yang sulit diprediksi sebelumnya. Pengelolaan likuiditas yang tidak kalah pentingnya yang perlu diperhatikan oleh bank adalah bank harus segera dikoordinasikan apabila akan menanamkan sumber­sumber dananya ke aktiva. 10

4. Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Cash Financing

Pengelolaan likuiditas merupakan faktor yang sangat penting dalam operasional perbankan dan bahkan sangat menentukan suatu bank untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif. Adapun tujuan dan manfaat dari pengelolaan likuiditas suatu bank secara garis besar adalah sebagai berikut : 11 a. Untuk menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan oleh Bank Sentral. b. Mengelola alat­alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua aliran kas, terutama kebutuhan yang tidak diperkirakan seperti penarikan dana yang tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo. 10 Teguh Pudjo Mulyono, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, h. 81 ­ 82 11 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 154 23 c. Berusaha semaksimal mungkin untuk memperkecil terjadinya idle funds. d. Memberi keyakinan kepada para nasabah bahwa mereka dapat menarik dananya pada waktu tertentu atau pada saat jatuh tempo. 5. Metode dan Pendekatan Dalam Pengelolaan Cash Financing Secara umum, metode yang digunakan oleh manajemen perbankan dalam menetapkan pengelolaan likuiditasnya berbeda antara satu bank dengan bank lainnya yang sangat dipengaruhi oleh pertimbangan prinsip kehati­hatian maupun tujuan pencapaian pendapatan optimal. Pendekatan yang dapat ditempuh oleh manajemen bank dalam menetapkan pengelolaan likuiditasnya secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam lima pendekatan yaitu : 12 a. Self liquiditing approach, yaitu pendekatan peningkatan bank melalui peningkatan kembali kredit dan penanaman dalam surat­surat berharga yang sesuai dengan tanggal jatuh temponya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pinjaman dalam bentuk commercial paper. Dengan cara demikian, aktiva­aktiva tersebut dapat digunakan sebagai alat likuid khususnya untuk membiayai permintaan kredit baru ataupun diinvestasikan kembali dalam surat­surat berharga. b. Asset sale alibity atau asset shift ability, yaitu meningkatkan likuiditas dengan cara penjualan terhadap aset­aset lainnya yang tidak produktif. c. New fund, yaitu meningkatkan likuiditas dengan cara menciptakan sumber­sumber dana baru baik dari masyarakat maupun dari dunia 12 Teguh Pudjo Mulyono, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, h. 83 ­ 84 24 perbankan seperti menciptakan traveller chek, credit card, deposito­ deposito berjangka, dan lain sebagainya. d. Borrowers earning flow, yaitu meningkatkan likuiditas melalui usaha yang lebih giat dalam menjaga kelancaran penerimaan angsuran dan bunga kredit yang diberikannya. e. Reserve discount window to centre bank as leader of last resort, yaitu meningkatkan likuiditas dengan cara mengadakan pinjaman kepada Bank Sentral sebagai pemberi jaminan yang terakhir. Sebelum menentukan pilihan tentang pendekatan yang mana yang akan ditempuh dalam kebijakan likuiditas suatu bank, maka manajemen bank seharusnya melakukan analisis tiga langkah perencanaan dan analisa sistem likuidasi seperti berikut ini. 13 a. Klasifikasi leabilitas dan modal masuk dalam kategori sebagai sumber dana yang dapat diandalkan atau dana tersebut mudah menguap. b. Klasifikasi aset yang dapat dikategorikan sebagai alat likuid atau bukan sebagai alat likuid. c. Membandingkan antara volume aset likuid dengan volume dana yang mudah menguap. Perbandingan maksimum antara volume aset likuid dengan dana yang mudah menguap adalah 1,00 karena pada posisi ini akan dicapai yang disebut balance liquidity position, yaitu keadaan di mana permintaan alat­alat likuid sama besarnya dengan alat likuid yang tersedia pada bank. 13 Teguh Pudjo Mulyono, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, h. 84 25

B. Receivable Financing 1. Pengertian Receivable Financing