41
BAB III GAMBARAN UMUM BANK DKI SYARIAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat Bank DKI Syariah Jakarta
Bank DKI Syariah adalah Unit Usaha Syariah dari PT. Bank DKI Jakarta. Bank DKI pada mulanya merupakan Bank Pembangunan Daerah
BPD DKI Jakarta yang beroperasi berdasarkan Akta Notaris No. 30 tanggal 11 April 1961 yang dibuat di hadapan Notaris Eliza Pondang SH, di Jakarta
dengan nama PT. Bank Pembangunan DKI Jakarta Raya yang disingkat BPD JAYA.
Landasan hukum pendirian Bank Pembangunan DKI Jakarta adalah Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1955 tentang Pengawasan Lembaga
Perkreditan dan Izin Usaha dari Menteri Keuangan No. BUN9224 tanggal 11 April 1961. Modal dasar saat didirikan adalah sebesar Rp. 2.500.000, yang
terdiri atas 250 lembar saham. Pemegang saham pada waktu itu adalah Pemerintah DKI Jakarta sebanyak 200 lembar saham dan 50 lembar saham
dimiliki oleh Asuransi Bumiputra 1912. Jumlah modal disetor adalah sebesar Rp. 2.500.000,
Dalam rangka penyesuaian dengan UndangUndang No. 13 Tahun 1962 tentang ketentuanketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dan
sebagai pelaksana UndangUndang tersebut, maka diterbitkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1978 tentang Bank Pembangunan DKI Jakarta. Dalam
Peraturan Daerah tersebut modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 1 milyar
42
yang berupa kekayaan Pemerintah DKI Jakarta yang dipindahkan dengan jumlah modal yang disetor sebesar Rp. 1 milyar. Bentuk badan hukum
berubah dari Perseroan Terbatas menjadi Perusahaan Daerah. Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, khususnya
dalam transaksi luar negeri yang didasarkan pada persetujuan Bank Indonesia No. 2567KEPDIR tanggal 30 November 1992, Bank Pembangunan DKI
Jakarta resmi menjadi Bank Devisa dan berubah nama dari BPD JAYA menjadi Bank DKI.
Sejalan dengan langkah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk menyehatkan sistem perbankan nasional, maka pada bulan Mei 1999,
Bank Pembangunan DKI Jakarta diikutsertakan sebagai salah satu bank yang mendapat bantuan modal dari Pemerintah Pusat melalui Program
Rekapitalisasi Perbankan. Bank Pembangunan DKI Jakarta berubah bentuk badan hukum dari perusahaan daerah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan
pada Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1999 dan Akta Pendirian No. 4 Tahun 1999 yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil SH, dan modal dasar Bank
DKI Jakarta ditingkatkan menjadi Rp. 700 milyar. Pada hari ulang tahunnya yang ke41 tanggal 11 April 2002, PT. Bank
DKI Jakarta menggunakan moto baru : “TERPERCAYA MEMBANGUN USAHA”. Pada bulan April 2003, telah berhasil menyelesaikan Program
Rekapitulasi Perbankan yaitu dengan cara membeli kembali saham Pemerintah Pusat oleh Pemerintah DKI Jakarta sebesar Rp. 172.695.000.000,
ditambah dengan premi sebesar bunga obligasi Pemerintah Pusat selama tiga
43
tahun sebesar Rp. 72.673.896.231, sehingga saham Bank DKI Jakarta menjadi 99,79 milik Pemerintah DKI Jakarta dan 0,21 milik Perusahaan
Daerah Pasar Jaya.
1
Sejak tahun 2002, Bank DKI Jakarta mempersiapkan izin usaha syariah yang mulai dari sumber daya manusia, studi kelayakan, pengkajian
dan workshop bank syariah hingga membentuk Dewan Pengawas Syariah. Meskipun demikian, efektif beroperasinya Bank DKI Syariah Jakarta adalah
sejak diterimanya surat dari Bank Indonesia No. 639Dpbs tanggal 13 Januari 2004 dan pelaksanaan operasi bank syariah ini dimulai pada bulan Maret 2004
dengan menempatkan satu cabang penuh dan satu cabang pembantu yang terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim No. 153 Jakarta sebagai pengembangan
pelayanan bagi para nasabahnya.
2
Melihat letaknya yang cukup strategis pada pusat perdagangan Pasar Tanah Abang yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Jaya, Bank DKI
Syariah memiliki potensi berkembang yang cukup besar. Hal ini dikaitkan dengan kepemilikan saham Perusahaan Daerah Pasar Jaya yang pada akhirnya
menjadi rekan bisnis dalam pengembangan usahanya. Unit bisnis syariah ini bertujuan untuk memberikan pelayanan pada berbagai kebutuhan konsumen
baik dalam berinvestasi, tabungan maupun pembiayaan secara syariah. Modal awal untuk Bank DKI Syariah ini adalah sebesar Rp. 2 milyar
yang dikeluarkan secara penuh oleh Bank DKI Jakarta, karena secara entitas bisnis Bank DKI Syariah Jakarta adalah bagian dari Unit Usaha Syariah Bank
1
www.bankdki.co.id , diakses pada tanggal 7 September 2009
2
www.bankdkisyariah.com , diakses pada tanggal 12 September 2009
44
DKI, maka dana yang dikeluarkan tersebut tidak dicatatkan sebagai modal Bank DKI Syariah. Pada sisi lain, legalitas Bank DKI Syariah Jakarta
mengikuti legalitas Bank DKI Jakarta sebagai suatu entitas usaha perbankan. Dengan demikian, pembahasan tentang sejarah berdirinya Bank DKI Syariah
Jakarta tidak terlepas dari sejarah Bank DKI Jakarta sebagai bank umum
devisa milik Pemerintah DKI Jakarta.
B. Visi dan Misi Bank DKI Syariah Jakarta