Pengertian Peran Peran Pembimbing Agama

19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Peran Pembimbing Agama

1. Pengertian Peran

Teori peran muncul ketika para ilmuwan sosial menganggap serius wawasan bahwa kehidupan sosial dapat dibandingkan dengan teater, di mana aktor memainkan peran diprediksi. Dituliskan Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial, Ralph Linton antropolog mengemukakan bahwa teori peran ini merupakan sarana untuk menganalisis sistem sosial, dan peran yang dipahami sebagai aspek dinamis dari posisi sosial societally diakui atau status. 1 Dituliskan Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial membagi istilah dalam teori peran dalam 4 golongan, yaitu istilah- istilah yang menyangkut: a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut. c. Kedudukan orang-orang dan perilaku. d. Kaitan antara orang dan perilaku. 2 George Herbert Mead seorang filsuf sosial dilihat peran sebagai strategi penanganan yang berkembang bahwa individu saat mereka berinteraksi dengan orang lain, dan berbicara tentang perlunya 1 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Rajawali, 1984, Cet Ke-1, h.234. 2 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Rajawali, 1984, Cet Ke-1, h.234. pemahaman orang lain peran mengambil sebagai syarat untuk efektif interaksi sosial. Dan bila melihat peran sebagai, kebiasaan kadang- kadang berbahaya, taktik yang diadopsi oleh orang-orang dalam hubungan primer, dan berpendapat bahwa perilaku meniru role playing adalah strategi yang berguna untuk belajar peran baru. 3 Dituliskan Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial bahwa Kozier Barbara menerangkan peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. 4 Sedangkan, Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. 5 Peran role merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan status artinya, seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban- kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak ada peran tanpa status 3 “Teori Peran”. Artikel Ini diakses Pada 21 Desember 2012 Dari Http:Www.Scribd.ComDoc84673783TEORI-PERANAN-2 4 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Rajawali, 1984, Cet Ke-1, h. 234 5 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, Cet ke-1, h. 115 dan tidak ada status tanpa peran. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu 6 : a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat. c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Jadi peran yang di maksud disini adalah tingkah laku seseorang yang diharapkan dalam interaksi sosial, atau seseorang yang menjadi panutan dalam ucapan maupun tindakannya di lingkungan masyarakat.

B. Pembimbing Agama