perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat memprediksi perbuatan orang lain, orang bersangkutan
akan dapat menyesuaikan perilaku dirinya sendiri dengan perilaku orang- orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam
masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku.
18
2. Tujuan dan Fungsi Pembimbing
a.
Tujuan Pembimbing
Secara umum dan luas, program bimbingan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1 Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.
2 Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan
produktif dalam masyarakat. 3
Membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain.
4 Membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita
dan kemampuan yang dimilikinya.
19
Tujuan dari Bimbingan Agama adalah Memberi bantuan kepada anak bimbing agar mampu memecahkan kesulitan yang dialami dengan
kemampuan sendiri atas dorongan dari keimanan dan ketaqwaannya kepada Tuhan. Karena bimbingan keagamaan ini relevan dengan
18
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafinda Persada, 2006
, h. 213
19
Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010, Cet Ke-1, h. 39
pendidikan agama, maka menurut Zakiyah Darajat bimbingan keagamaan itu bertujuan Membimbing remaja agar menjadi muslim
sejati, beriman, teguh, beramal sholeh, dan berakhlaq mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
20
Tujuan pokok dari Pembimbing Agama adalah Memberi bantuan kepada anak bimbing agar mampu memecahkan kesulitan yang
dialami dengan kemampuan sendiri atas dorongan dari keimanan dan ketaqwaannya kepada Tuhan. Demikian pula tujuan bimbingan dan
konseling juga merupakan tujuan dari dakwah islam. Untuk mengungkapkan potensi imam dan takwa sehingga
menjadi daya dorong kemampuan pribadi anak bimbing, diperlukan berbagai metoda berdasarkan sistem pendekatan seperti yang telah
diuraikan secara singkat diatas. Dalam harfiyyah, metoda adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan, karena kata Metoda
berasal dari meta yang berarti melalui dan hodos berarti jalan
21
. Namun pengertian hakiki dari metoda tersebut adalah segala sarana yanng dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik seperti alat peraga, alat administrasi, dan pergedungan
dimana proses kegiatan bimbingan berlangsung, bahkan pelaksana metoda seperti pembimbing sendiri adalah termasuk metoda juga dan
sarana non fisik seperti kurikulum, contoh tauladan, sikap, dan pandangan pelaksana metoda, lingkungan yang menunjang suksesnya
20
Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010, Cet Ke-1, h. 39
21
H. M. Arifin. M.Ed. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Golden Terayon,1982, Cet Ke-1, h. 43
bimbingan dan cara-cara pendekatan dan pemahaman terhadap sasaran metoda seperti wawancara, angket, test psikologi, sosiometri, dan lain
sebagainya.
22
2. Fungsi Bimbingan