Budaya Daerah Sejarah Kepariwisataan dan Pegertian Kepariwisataan .1 Sejarah Kepariwisataan

Popyram Asriyani : Budaya Lokal Sebagai Aset Pariwisata Di Gorontalo, 2009. USU Repository © 2009 tertentu untuk mencari dan mengumpulkan obyek lukisan.Mereka itu semua mengadakan perjalanan berdasarkan motif kebudayaan. Jelas bahwa atraksinya tidak selalu berupa kebudayaan, dapat juga keindahan alam, dalam wisata budaya itu juga termaksuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khususnya special events sepoerti upacara keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan kesenian yang terkenal, dan sebagainya. Jenis Wisata ini juga merupakan daya tarik bagi wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Gorontalo yang mempunyai budaya yang unik dan di sukai wisatawan dari manca- negara.Keunikan budaya tersebut perlu di jaga, janganlah karena ingin mengkomersialkan nilai-nilai budaya sumber menjadi berubah dan menurun mutunya. Kehidupan masyarakat terasing di berbagai daerah di Indonesia terutama di Kalimanta, Irian Jaya dan Termaksud juga Gorontalo yang masih mempunyai tradisi dan Kehidupan zaman dahulu untuk mengundang minat wisatawan entnik.

2.2.3 Hubungan Pariwisata dengan Kebudayaan

Menurut buku yang berjudul Pariwisata Indonesia pengarang Dr.James J. Spillane, S.J di halaman13-14, bahwasanya hubungan pariwisata dengan pariwisata cukup erat karena seorang pengamat social pernah mengatakan bahwa kalau seorang turis berkunjung di daerah dengan hal-hal yang baik dapat menigkatkan kebudayaan miliknya sendiri.Kalupun kebetulan dia berkunjung di daerah yang lebih jelek,seorang turis itu tidak akan mencontohnya.dengan seperti itu, menjadi cukup jelas bahwa gejala pariwisata sesungguhnya tidak dapat lepas dari apa yang di sebut kebudayaan sebauh masyarakat.Hal ini meningkatkan bahwa penilaian positif atau pun negativ adalah sesuata yang sangat di warnai konteks kebudayaan yang berkunjung maupun yang di kunjungi.

2.2.4 Budaya Daerah

Popyram Asriyani : Budaya Lokal Sebagai Aset Pariwisata Di Gorontalo, 2009. USU Repository © 2009 Buku Ilmu Budaya Dasar juga menyatakan Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki budaya yang majemuk pluralistic . Faktor - faktor yang menyebabkan antara lain karena wilayahnya, penduduknya, dan kepentingannya, seperti yang diuraikan berikut ini. a. Wilayah wilayah Indonesia terdiri atas beribu – ribu pulau. Menurut angka resmi terakhir, Indonesia terdiri atas 13.667 pulau hitungan baru lebih dari 17.000 pulau . Hal tersebut menyebabkan penduduknya hidup terpencar-pencar,yaitu menempati pulau yang berbeda-beda. Selain itu, yang menempati pulau yang sama pun masih dapat terpisahkan oleh sungai, danau, pegunungan, gunung, dan teluk sehingga masih menimbulkan banyak perbedaan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila dalam Negara Kepulauan terdapat beraneka ragam kebudayaan yang makin menyatakan sifat majemuknya. b. Penduduk Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam keturunan, ras ataupun bangsa. Di Indonesia bagian timur, penduduk asli Indonesia termasuk dalam ras negroid subras, papua melanesoid dengan ciri-ciri kulit hitam, rambut keriting, dan badan kekar. Sedangkan di Indonesia bagian barat, penduduk aslinya termasuk ras mongoloid subras melayu dengan ciri - ciri kulit sawo matang, rambut lurus, dan badan sedang. Selain dari kedua subras tersebut, keanekaragaman bangsa Indonesia masih ditambah lagi dengan penduduk hasil dari perkawinan campuran. Pada umumnya dalam percampuran tersebut, induknya berasal dari penduduk asli, sedangkan bapaknya dari penduduk asing, seperti Cina, Arab, India,dan Barat.. c. Kepentingan kepentingan manusia merupakan faktor lain yang menimbulkan kebutuhan kebudayaan majemuk, terutama adalah kepentingan yang menyangkut mata pencaharian. Berdasarkan mata pencaharian, lahirlah yang disebut masyarakat petani, masyarakat nelayan, masyarakat Popyram Asriyani : Budaya Lokal Sebagai Aset Pariwisata Di Gorontalo, 2009. USU Repository © 2009 pegawai, dan sebagainya. Pendidikan yang makin tinggi kedudukannya, makin tinggi pula syaratnya. Peralatan mereka juga berbeda-beda, bajak berbeda dari perahu, jauh pula bedanya dengan mesin tulis apalagi komputer. Nelayan dan petani merasa tidak terlalu terikat pada disiplin waktu, sedangkan bagi pegawai, soal tersebut mutlak, begitu juga dalam praktiknya antar petani atau nelayan suatu daerah. Antara masyarakat satu dan masyarakat yang lain memiliki perbedaan budaya sesuai dengan mata pencahariannya. Oleh karena itu,pendidikan bagi masyarakat petani dan nelayan. Kurang diperlukan, lain halnya dalam masyarakat pegawai, pendidikan merupakan hal yang mutlak. Hal itu disebabkan oleh perbedaan lingkungan dari keturunan. Demikian juga dengan pegawai yang ada disuatu daerah diindonesia sikap dan pemikirannya akan berbeda dengan pegawai yang ada di pusat. Dari ketiga faktor tersebut,timbulah yang dinamakan daerah budaya cultural area atau kultuurprovinz yang memilki suatu budaya yang khas yang membedakannya dengan Daerah lain, dan suatu daerah budaya tidaklah sama dengan daerah pemerintahan public - administration atau political administration . Misalnya, Daerah tingkat I sumatera utara yang merupakan satu kesatuan pemerintahan propinsi,jika dilihat dari segi budayanya, didalamnya ada daerah Melayu, Tapanuli, dan Nias. Daerah suku tapanuli pun dapat dibedakan lagi atas subsuku Karo, Simalungun, Toba, dairi, Angkola,dan Mandailing walaupun kesemuanya merupakan suku batak.Wujud budaya daerah Indonesia yang berbeda – beda ,nayata sekali dalam taman mini Indonesia indah TMII yang secara garis besar diwakili oleh setiap pavilion atau anjungan dari setiap propinsi. Bangunan pavilion yang satu dengan yang lain berbeda, sementara itu budaya sub daerahnya juga berbeda - beda. Popyram Asriyani : Budaya Lokal Sebagai Aset Pariwisata Di Gorontalo, 2009. USU Repository © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI