Popyram Asriyani : Budaya Lokal Sebagai Aset Pariwisata Di Gorontalo, 2009. USU Repository © 2009
Islam. Dengan cara setengah berjongkok mempelai pria dan penghulu mengikrarkan ijab kabul dan mas kawin yang telah disepakati kedua belah pihak keluarga. Acara ini selanjutnya ditutup
dengan doa sebagai tanda syukur atas kelancaran acara penikahan ini. Dalam adat perkawinan Gorontalo sebelum hari H dilaksanakan acara “Dutu“, di
mana kerabat pengantin pria akan mengantarkan harta dengan membawakan buah–buahan, seperti buah jeruk, nangka, nenas, dan tebu. Setiap buah yang dibawa juga punya makna
tersendiri, misalnya buah jeruk bermakna bahwa ‘pengantin harus merendahkan diri’, duri jeruk bermakna bahwa ‘pengantin harus menjaga diri’, dan rasanya yang manis bermakna
bahwa ‘pengantin harus menjaga tata kerama atau bersifat manis supaya disukai orang. Nenas, durinya juga bermakna bahwa pengantin harus menjaga diri, dan begitu pula rasanya yang
manis. Nangka dalam bahasa Gorontalo Langge lo olooto, yang berbau harum dan berwarna kuning emas mempunyai arti bahwa pengantin tersebut harus memiliki sifat penyayang dan
penebar keharuman. Tebu warna kuning bermakna bahwa pengantin harus menjadi orang yang disukai dan teguh dalam pendirian.
4.1.2 Alat Musik
Alat musik tradisional yang dikenal di daerah Gorontalo adalah Polopalo, Bambu, dan Gambus berasal dari Arab.Gorontalo merupakan salah satu propinsi baru memisahkan diri
dari propinsi Sulawesi Utara pada tahun 2001, memiliki jenis kebudayan dan adat istiadat yang beraneka ragam. Salah satu kesenian sebagai bagian dari kebudayaan daerah Gorontalo yang
cukup terkenal yaitu musik tradisional Polopalo. Menurut masyarakat Gorontalo, musik tradisional Polopalo merupakan musik asli rakyat Gorontalo, namun pada perkembangannya,
ternyata ditemui ada alat musik daerah lain yang hampir serupa dengan musik ini yakni alat musik Sasaheng dari Sangihe Talaud dan Bonsing dari Bolaang Mongondow.Alat musik
Popyram Asriyani : Budaya Lokal Sebagai Aset Pariwisata Di Gorontalo, 2009. USU Repository © 2009
tradisional Polopalo merupakan alat musik jenis idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya diproleh dari badannya sendiri M. Soeharto 1992 : 54, Dalam artian bahwa ketika
Polopalo tersebut di pukul atau sebaliknya memperoleh pukulan, bunyinya akan dihasilkan dari proses bergetarnya seluruh tubuh Polopalo tersebut.
4.1.3 Kerajinan Tangan
Di antaranya adalah kerajinan sulaman “Kerawang” dan anyaman “Upiya Karanji” atau Kopiah Keranjang yang terbuat dari bahan rotan Kopiah Keranjang ini belakangan makin
populer di Indonesia sejak dipakai oleh Presiden Abdurrahman Wahid.Yaitu karao atau kerawang dan kopia keranjang. Karao dan kopiah keranjang ini bisa dijadikan oleh-oleh selain
kue kerawang dan pia sejenis kue . Pia Ramayana dan Primadona terekenal dengan kelezatannya.Masih banyak jenis industri kecil lain yang terus dipacu
perkembangannya.Sulaman kerawang adalah salah satu contoh jenis industri kecil yang terus
berkembang di Bila dikaitkan dengan Pendapatan Asli Daerah PAD, sumbangan sektor industri masih terlalu kecil, yakni baru sebesar Rp 177,50 juta atau 6,57 persen dari total
penerimaan PAD tahun 2000 yang Rp 2,70 milyar. Sedangkan kontribusinya bagi kegiatan ekonomi Kota Gorontalo sebesar 6,88 persen atau senilai Rp 22,16 milyar.
4.1.4 Budaya Pasang Lampu “Tumbilo Tohe”