28 terjadi pada sel epitel permukaan saja yang dapat dievaluasi, karena yang dikerok
hanya sel permukaan epitel saja, 3. hubungan sel dengan jaringan tidak dapat dievaluasi seperti pada pemeriksaan histopatologi biopsi.
24
Ada 3 jenis lesi mukosa yang dapat dilakukan pemeriksaan sitologi, yaitu lesi vesicular, erytroplakia, dan lesi putih yang dapat dikerok. Ketiga lesi ini
merefleksikan pola klinis pada tiga penyakit paling umum yaitu kanker atau precancer dyplasia, herpes dan candidiasis.
24
2.3.1 Pola Sitologi
Pada pemeriksaan sitologi, sel normal memiliki sitoplasma yang besar, membrane plasma yang baik, satu nucleus, satu nucleolus dan bentuk kromatin yang
baik. Tetapi sel normal dapat mengalami perubahan apabila diberi rangsangan- rangsangan terus menerus dan hal ini dapat menyebabkan perubahan struktur sel.
Perubahan struktur sel meliputi : 1. perubahan membran plasma seperti bula; 2. perubahan mitokondria seperti pembengkakan; 3. dilatasi reticulum endoplasma; dan
4. perubahan nucleus.
25
Perubahan nucleus memiliki tiga pola yakni : 1. karyolysis di mana dinding inti sel terputus-putus; 2. pyknosis di mana ukuran inti sel mengecil dan kromatin
mengalami perubahan menjadi massa yang padat dan tidak berbentuk; 3. karyorrhexis di mana inti sel pecah dan kromatinnya hancur menjadi granul-granul
yang tidak berbentuk. Ketiga pola ini merupakan pola yang menggambarkan sel nekrosis.
25,26
Universitas Sumatera Utara
29
Gambar 13.
Karyolysis
27
Gambar 14. Pyknosis
28
Gambar 15. Karyorrhexis
29
Universitas Sumatera Utara
30
2.3.2 Indikasi dan Kontra Indikasi
Pemeriksaan sitologi sebaiknya dilakukan pada : 1. lesi yang penampilan klinisnya tidak mencurigakan sehingga tidak ada alasan untuk dilakukan biopsi, 2.
lesi yang luasmultipel sehingga tempat yang tepat untuk biopsi tidak dapat ditentukan, 3. jika terdapat kendala, baik pada penderita ataupun pada dokter untuk
tindakan biopsi, 4. sebagai tindak-lanjut untuk mengevaluasi mukosa mulut bekas lesi ganas yang telah diangkat atau yang telah diradiasi, 5. lesi yang letaknya pada
regio yang sulit untuk dilakukan biopsi seperti pada region posterior laring, 7. adanya suspect herpescandida.
24
Pemeriksaan sitologi sebaiknya tidak dilakukan pada 1. lesi yang jelas suatu kankerdicurigai kanker yang harus dibiopsi, 2. penderita yang tidak dapat kembali
pada kunjungan berikutnya untuk tindak-lanjut pemeriksaan lesi di dalam mulutnya, 3. lesi submukosa yang ditutupi mukosa normal, 4. lesi pada bibir yang kering atau
tertutup krusta, 5. lesi putih yang tidak dapat dikerok.
24
KERANGKA TEORI
Wanita 40-60 tahun
Kebiasaan menyirih
Lesi - lesi muko sa mulut
Lesi mukosa penyirih preleukoplakia
leukoplakia Oral submukus
fibrosis
Universitas Sumatera Utara
31
KERANGKA KONSEP
Frekuensi dan durasi menyirih
Kebiasaan menyirih
Lesi mukosa penyirih
Frekuensi menyirih
Durasi
Universitas Sumatera Utara
32
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survei deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, di mana penelitian ini bertujuan
Universitas Sumatera Utara