Cara Pengumpulan Data Alur Penelitian Pengolahan Data Analisis Data

37 Besar sampel yang ditentukan adalah 35 orang. Alasan digunakannya 20 dari jumlah seluruh ibu rumah tangga suku Karo yang mempunyai kebiasaan menyirih dengan usia 40-60 tahun di desa Durin Simbelang adalah satu suku dan memiliki kebiasaan menyirih, di mana suku dan kebiasaan menyirih adalah populasi homogen. Menurut Arikunto S., apabila populasi homogen, kita dapat mengambil sampel sebagai perwakilan. 31

3.8 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengenai frekuensi menyirih dan durasi menyirih dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Untuk mendapatkan gambaran mengenai lesi mukosa penyirih yang terdapat pada rongga mulut diperoleh dengan menggunakan pemeriksaan langsung di dalam rongga mulut dibantu dengan menggunakan kaca mulut serta senter sebagai alat penerang. Sebelumnya pasien diberikan air untuk kumur-kumur untuk mempermudah pemeriksaan. Dilakukan penelusuran di daerah pipi dan gusi untuk melihat ada atau tidaknya lesi mukosa penyirih. Apabila ditemukan lesi mukosa penyirih, dilakukan pengkerokan dengan menggunakan spatel kayu. Setelah dilakukan pengkerokkan, bahan kerokan yang diperoleh dihapus pada gelas objek pada sepertiga bagian tengah dan harus dihindarkan terjadinya pergumpalan. Gelas objek segera dimasukkan kedalam cairan fiksasi minimal 30 menit, setelah itu dibiarkan kering dalam udara terbuka atau dibiarkan dalam cairan fiksasi. Kemudian sediaan dikemas dengan hati- hati supaya tidak rusak dan dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi dengan disertai formulir pengiriman yang telah diisi untuk pemeriksaan sitologi. Universitas Sumatera Utara 38

3.9 Alur Penelitian

3.10 Pengolahan Data

Data yang diperoleh diproses dan diolah dengan bantuan komputer dengan program SPSS 13.

3.11 Analisis Data

1. Data diolah secara deskriptif yaitu data univariant disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi : Gelas objek diangkat dan dibiarkan kering dalam udara terbukatetap di dalam cairan fiksasi Gelas objek dimasukkan ke dalam cairan fiksasi minimal 30 menit Spatel kayu dihapuskan pada gelas objek Dilakukan pengkerokan dengan menggunakan spatel kayu Lesi mukosa penyirih ditemuka n Dilakukan pemeriksaan di rongga mulut untuk melihat ada tidaknya lesi mukosa penyirih Pengambilan data deskriptif dengan mengunakan kuesioner Sediaan dikemas Dikirim ke laboratorium patologi anatomi USU untuk diperiksa Universitas Sumatera Utara 39 - durasi menyirih, - frekuensi menyirih, - pola patologis lesi mukosa penyirih. 2. Data bivariant diperoleh untuk melihat hubungan antara frekuensi menyirih dengan pola sitologi lesi mukosa penyirih dan durasi menyirih dengan pola sitologi lesi mukosa penyirih, dilakukan dengan uji Chi Square.

BAB 4 HASIL PENELITIAN