32
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survei deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, di mana penelitian ini bertujuan
Universitas Sumatera Utara
33 untuk melihat perubahan pola sitologi lesi mukosa penyirih yang dihubungkan
dengan frekuensi dan durasi menyirih.
30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu. Di mana jarak dari kota Medan ± 15 km dan jarak dari kota Pancur Batu ± 2 km. Di desa
ini terdapat beberapa etnis suku dan salah satu dari etnis suku tersebut adalah suku Karo, di mana suku Karo di desa Durin Simbelang memiliki kebiasaan menyirih.
Kebiasaan menyirih di desa Durin Simbelang lebih banyak dilakukan oleh wanita, terutama wanita yang telah telah berumah tangga.
Waktu penelitian adalah dari awal November sampai seluruh jumlah sampel selesai diperiksa di laboratorium Patologi Anatomi USU.
3.3 Populasi Penelitian dan Pengambilan Sampel
Populasi Populasi adalah ibu rumah tangga suku Karo yang mempunyai kebiasaan
menyirih minimal 2 tahun dengan usia 40-60 tahun di desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu.
Cara sampling
Universitas Sumatera Utara
34 Cara sampling yang digunakan adalah quota sampling. Pengambilan sampel
secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Teknik sampling ini dilakukan dengan cara : pertama-tama
menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan quotum. Kemudian jumlah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit
sampel yang diperlukan sampai jumlah quotum yang ditetapkan dapat dipenuhi.
31
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria inklusi : 1. Wanita Karo umur 40-60 tahun.
2. Wanita yang mempunyai kebiasaan menyirih yang dilakukannya setiap hari. 3. Wanita yang mempunyai kebiasaan menyirih minimal 2 tahun.
4. Wanita yang bersedia untuk diperiksa rongga mulutnya. 5. Wanita yang mempunyai lesi mukosa penyirih di rongga mulutnya.
6. Wanita yang bersedia untuk dikerok lesi mukosa penyirihnya. 7. Lesi mukosa penyirih yang dapat terambil setelah dilakukan pengkerokan.
8. Wanita yang bersedia mengisi inform concern. 3.4.2 Kriteria eksklusi :
1. Wanita Karo yang berumur di bawah 40 dan di atas 60 tahun. 2. Wanita yang tidak mempunyai kebiasaan menyirih.
3. Wanita yang menyirih sesekali. 4. Wanita yang tidak mempunyai kebiasaan menyirih minimal 2 tahun.
5. Wanita yang tidak bersedia untuk diperiksa rongga mulutnya.
Universitas Sumatera Utara
35 6. Wanita yang tidak mempunyai lesi mukosa penyirih di rongga mulutnya.
7. Wanita yang tidak bersedia untuk dikerok lesi mukosa penyirihnya. 8. Lesi mukosa penyirih yang tidak dapat terambil setelah dilakukan pengkerokan.
9. Wanita yang tidak bersedia mengisi inform concern.
3.5 Identifikasi Variabel Penelitian