Struktur Pemerintahan Gambaran Umum Kota Medan .1

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1.901.067 1.902.500 1.904.273 1.926.520 1.963.882 1.993.602 2.006.142 2.036.185 2.067.288 2.153.420 sumber informasi: Buku Medan Dalam Angka, Tahun 1988-2007

4.1.4 Struktur Pemerintahan

a. Kota Medan Sebagai Daerah Otonom Secara konstitusional Negara Indonesia dibagi dalam daerah propinsi dan daerah yang lebih kecil KotaKabupaten. Masing-masing daerah pada dasarnya memiliki sifat otonom dan administratif. Adanya daerah, menjadikan adanya pemerintahan daerah. Pertimbangan situasional, historis, politis, psikologis dan teknis pemerintahan merupakan latar belakang pemikiran strategis perlunya pemerintahan daerah di Indonesia. Suasana kejiwaan dan kebatinan inilah yang Universitas Sumatera Utara pada dasarnya menjadi semangat penyusunan dan diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999, yang saat ini berlaku sebagai dasar- dasar penyelenggaraan pemerintah di daerah, dengan prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan dan memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Adanya pemerintahan daerah berkonsekuensi adanya Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah otonomi yang lain sebagai Badan Eksekutif Kota Medan. Secara garis besar struktur organisasi Pemerintah Kota Medan, dapat digambarkan sebagai berikut: Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam 5 lima sifat, yaitu: 1. Pemberian Pelayanan, 2. Fungsi Pengaturan Penetapan Perda, 3. Fungsi Pembangunan, 4. Fungsi Perwakilan dalam interaksi dengan pemerintah PropinsiPusat, 5. Fungsi Koordinasi dan Perencanaan Pembangunan Kota. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan 2 dua bidang urusan, yaitu: 1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh dinas-dinas daerah, Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum, dll, dan Universitas Sumatera Utara 2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari: • Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Medan sebagai Badan Legislatif Kota. • Kewenangan yang tidak bersifat mengatur segala sesuatu yang dicakup dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum, yang diselenggarakan oleh walikota sebagai pimpinan tertinggi dalam Badan Eksekutif Kota. Berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, Walikota Medan membawahi pimpinan eksekutif tertinggi seluruh instansi pelaksana Eksekutif Kota. b. Paradigma Baru Fungsi dan Peran Pemerintah Kota Sejak berlakunya UU No. 22 Tahun 1999 telah membawa implikasi baik secara filosofis maupun administratif tidak hanya dari sentralisasi menjadi desentralisasi akan tetapi berkembangnya peran masyarakat menjadi demokratif partisipatif. Secara umum perubahan tersebut membawa implikasi bahwa: • Persoalan diselesaikan di tingkat lokal. • Semua daerah harus berkembang dengan prakarsa daerah masing-masing. • Merubah pandangan kesatuan, yang semula harus sama menjadi pengakuan adanya keanekaragaman sebagai potensi bangsa. • Adanya pergeseran dominasi eksekutif menjadi keseimbangan dengan legislatif. Universitas Sumatera Utara • Perlunya partisipasi masyarakat yang dinamis dalam pengelolaan pemerintah dengan pembangunan kota. Secara administratif, otonomi daerah juga dimaknai adanya pergeseran kewenangan dari yang semula didominasi pusat kepada daerah, dan dari daerah ke masyarakat. Tabel 4.2 Paradigma Baru Fungsi dan Peran Pemerintah Daerah Kota Medan Sebelum Otonomi Sesudah Otonomi Pembangunan Daerah Sentralisasi Dari Atas ke Bawah Keseragaman Petunjuk Instruksi Ketergantungan Hierarki Kesenjangan Daerah Membangun Desentralisasi Simultan Keberagaman Prakarsa Pilihan Kemandirian Keterkaitan Keserasian Sumber Informasi: Buku Kota Medan Pintu Gerbang Bappeda Universitas Sumatera Utara

4.2 Potensi Daerah