4.2 Potensi Daerah
4.2.1 Lingkungan Bisnis
Sebagai aktivitas yang diorientasikan untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis, kegiatan bisnis merupakan bidang yang sangat luas dan terkait
dengan bidang-bidang lainnya. Perubahan kondisi atau kebijakan dalam bidang lain akan selalu mempengaruhi kondisi bisnis yang ada. Kegiatan bisnis, terlebih
yang berskala besar, akan sangat dipengaruhi lingkungan nasional, budaya, hukum, politik, teknologi, hankam, dan lain-lain khususnya lingkungan makro
ekonomi. Kondisi saling ketergantungan tersebut merupakan alasan kuat bagi
Pemerintah Kota Medan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, untuk selalu berusaha menciptakan iklim atau lingkungan yang kondusif bagi
kegiatan bisnis di kota ini, baik bagi bisnis lokal, domestik, maupun asing. Kenyataan menunjukkan bahwa faktor yang menciptakan lingkungan
bisnis yang kondusif sangat kompleks, saling ketergantungan, pengaruh mempengaruhi antar berbagai faktor sehingga sangat multi dimensi. Untuk itulah
Pemko Medan secara intens dan terus menerus selalu melakukan dialog, berinteraksi dengan seluruh kalangan dan lapisan masyarakat untuk membangun
dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi semua pelaku bisnis tanpa diskriminatif.
Kemitraan Antara Pemerintah Kota, Swasta, dan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembangunan Kota Medan paling tidak ada liam pelaku yang paling menonjol; Pemerintah, Swasta dunia usaha, Masyarakat, Profesional, dan
Intelektual. Demikian juga dalam kegiatan ekonomi, selain dikenal sektor publik yang diperankan oleh Pemerintah juga tidak kalah pentingnya sektor Swasta dan
Masyarakat. Bahkan dilihat dari kontribusi masing-masing sektor, sektor Swasta memberikan sumbangan jauh lebih besar, bahkan mencapai 80 dari total
investasi yang ada. Dengan demikian sektor Pemerintah hanya memberikan sumbangan 20.
Oleh karena itu salah satu kebijakan penting yang ditempuh Pemerintah kota Medan adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi sektor Swasta dan
Masyarakat untuk terlibat tidak saja dalam aktvitas-aktivitas yang diorientasikan mencari laba, tetapi juga kegiatan pembangunan kota secara keseluruhan.
Untuk mendorong partisipasi luas Swasta dan Masyarakat dalam pembangunan kota maka salah satu cara taktik yang ditempuh adalah
membangun kemitraan antara Pemerintah kota, Swasta dan Masyarakat dengan dukungan kaum profesional dan Intelektual.
Berbagai kemitraan dan kerjasama tersebut terus dibangun dan dikembangkan dengan dasar saling memperkuat, saling membutuhkan dan saling
menguntungkan satu sama lain. Adalah komitmen Pemko Medan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi sektor Swasta dan Masyarakat
untuk terlibat dalam proyek pembangunan kota sektor publik, dengan berbagai bentuk perjanjian yang mungkin dilaksanakan seperti sistem kontrak sewa dan
Universitas Sumatera Utara
lain-lain. Dengan demikian tanggung jawab pembnagunan kota, dipandang merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh lapisan masyarakat.
Dukungan Lembaga Keuangan
Sebagai salah satu kegiatan ekonomi, keberadaan lembaga keuangan, khususnya perbankan di Kota Medan dirasakan sangat strategis khususnya untuk
mendukung ketersedian modal, baik yang bersifat modal investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Rusaknya sistem perbankan sebagai akibat krisis ekonomi
ternyata tidak sampai menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Salah satu indikasinya adalah terus meningkatnya simpanan
dana masyarakat pada perbankan, baik yang berbentuk giro, tabungan, deposito, maupun dan pihak ketiga.
Saat ini paling tidak ada 40 bank yang beroperasi di Kota Medan, baik jenis bank umum devisa, termasuk Bank Perkreditan Rakyat BPR. Walaupun
fungsi intermediasi perbankan sejak krisis ekonomi belum pulih sepenuhnya, namun data hingga posisi bulan Maret 2008 menunjukkan meningkatnya
penggunaan fasilitas kredit perbankan secara nominal maupun pertumbuhan kreditnya oleh para pengusaha debitur.
Sedangkan dilihat dari segi pertumbuhan ekonominya menunjukkan tingkat elastisitasnya yang tinggi terhadap pertumbuhan propinsinya, artinya jika
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara positif, maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan menunjukkan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi
propinsinya. Ini menunujkkan Kota Medan masih merupakan mesin
Universitas Sumatera Utara
pembangunan bagi daerah kota dan kabupaten lainnya di Sumatera Utara. Namun demikian untuk memacu petumbuhan ekonomi ke tingkat minimal sama dengan
masa sebelum krisis yaitu 6 sd 7. Disamping kesiapan perbankan di Kota Medan untuk berpartisipasi dalam
pembiayaan investasi, dan modal kerja, Lembaga keuangan BI Cabang Medan juga peduli terhadap informasi bisnis. Oleh karena BI juga menyediakan Sistem
Informasi Baseline SIB dan Sistem Informasi Agrobisnis berorientasi ekspor SIABE.
Adanya SIB tersebut telah memberikan informasi bagi wirausahawan dalam berbagai bentuk indentifikasi peluang usaha yang ada, sedang adanya
SIABE juga telah memberikan informasi lengkap tentang produk-produk agroindustri yang telah diekspor ke berbagai negara tujuan, termasuk asal
komoditi, teknologi pengolahan, daftar eksportir, pasar ekspor dan standar mutu produk.
Bantuan teknis BI juga meliputi bantuan teknis pengembangan Usaha Kecil dan Mikro PUKM dengan sasaran sektor perbankan dalam bentuk
penelitian dan pelatihan. Untuk pemberian informasi yang mencakup perkembangan asset, dana, kredit, kliring, jumlah perbankan, inflasi, kurs
perdagangan internasional, investasi dan lain-lain, BI juga menerbitkan secara rutin bulanan, triwulan, semesteran Buku Statistik Ekonomi dan Keuangan
Daerah, sehingga memberikan gambaran perkembangan ekonomi regional.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian lembaga keuangan yang ada, kenyataannya telah memberikan peranan penting begi mendorong iklim investasi di Kota Medan.
4.2.2 Peluang Bisnis