Teori-teori tentang suku bunga

Apabila dana swasta tidak dapat lagi di dukung oleh tabungan domestik untuk investasi, alternaitf lain adalah mendatangkan investasi asing Foreing Invesment oleh karena itu investasi asing sangat di perlukan, atau dengan melalui utang luar negeri Off Shore Loan.

2.3 Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga di pandang sebagai sewa atau penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu.Suku bunga di gunakan untuk mengartikan 2 dua hal yang berbeda yaitu : 1. Harga yang dii bayar oleh debitur kepada kreditur karena penggunaan dana pinjaman. 2. Pengembalian pasar yang di peroleh dari modal ssebagai faktor produksi suku bunga adalah pembayaran yaang di lakukan akibat penggunaan dana. Tingkat suku bunga juga merupakan jumlah bunga yang di bayarkan per unit dari waktu. Dengan kata lain, pengembalian karena kesempatan meminjam dana individu harus membayar jumlah jumlah yang pasti tiap tahun. Harga dari meminjam dana , di ukur dalam dollar per tahun per dollar yang di pinjam.

2.3.1 Teori-teori tentang suku bunga

Ad. 1. Teori yang menerangkan terjadinya suku bunga di antaranya adalah : a. Teori Klasik Teori ekonomi klasik mengenai tingkat suku bunga yang beranjak dari teori ekonomi mikro, merupakan nilai balas jasa modal. Dengan demikian dapat di Universitas Sumatera Utara jelaskan bahwa suku bunga menurut klasik adalah harga dari penggunaan dana yang tersedia untuk di pinjamkan loanable fund. Harga ini terjadi di pasar dana investasi. Keseluruhan dari investasi atau jumlah keseluruhan mereka akan dana akan membentuk permintaan loanable fund, dari proses tawar menawar antar mereka akan di hasilkan tingkat bunga sebagai harga dari loanable fund yang di gunakan investor. Dalam teori klasik, stok barang modal dicampur adukan dengan uang dan keduanya dianggap mempunyai hubungan subtitutif. Semakin langka modal semakin tinggi tingkat suku bunga dan demikian sebaliknya. Fungsi yang menonjol dari uang, dalam teori ekonomi klasik, adalah sebagai alat pengukur nilai dalam melakukan transaksi, sebagai alat pertukaran untuk memperlancar transakssi barang-barang dan jasa-jasa maupun sebagai alat penyelesaian hubungan hutang piutang yang menyangkut masa depan. Teori ekonomi klasik mengasumsikan bahwa prekonomian senantiasa dalam keadaan full employment, kecuali meningkatkan efisiensi dan mendorong terjadinya spesialisasi pekerjaan, uang tidak dapat mempengaruhi sektor produksi. Dengan perkatan lain sektor moneter, dalam teori ekonomi klasik, terpisah sama sekali dari setor rill dan tidak ada pengaruh timbal balik antara keddua sektor tersebut. Hubungan kedua sektor di jembatani oeh tingkat harga. Jika jumlah uang beredar lebih besar daripada nilai barang-barang dan jasa yang terseddia , tingkat harga meningkat. Budiono, 2001 :132 Universitas Sumatera Utara b. Teori Keynes Keynes berpendapat bahwa bunga itu adalah semata-mata gejolak moneter, bunga itu adalah suatu pembayaran untuk menggunakan uang. Berdasarkan atas pendapat demikianlah, mengapa Keynes adanya pengaruh uang terhadap sistem prekonomian secara keseluruhan. Seperti di ketahui employment tergantung pada investasi yang pada gilirannya investasi tersebut di pengaruhi oleh Marginal Of Capital and Intrest Rate. Bunga sebagai gejolak keuangan, tingkatnya di tentukan oleh permintaan akan uang dan juga persediaan uang. Menurut pendapat Keynes, bahwa ada 3 tiga motif permintaan uang pada masyarakat, yaitu : Motif Transaksi, Motif Berjaga-jaga, dan Motif Spekulasi. Dengan demikian tingkat tingkat bunga di tentukan oleh:  Faktor permintaan uang  Faktor penawaran uang Karena telah dinyatakan bahwa nilai uang di tentukan oleh kedua faktor tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa nilai uanglah yang menentukan tingkat bunga dan faktor permintaan terhadap uang itu oleh Keynes di sebut dengan ’’Liquidity Preference’’. Jadi sesuai dengan term yang di pakai oleh Keynes, bunga itu di tentukan oleh Liquidity Prefrence dan jumlah uang. Tingkat suku bunga akan naik apabila jumlah uang beredar sedikit dan permintaan terhadapnya besar, sebaliknya bunga turun bilamana jumlah uang beredar besar dan permintaan terhadapnya sedikit. Universitas Sumatera Utara Keynes mengasumsikan prekonomian belum mencapai full employment. Oleh karena itu, produksi masih dapat di tingkatkan tanpa mengubah tingkat suku bunga maupun tingkat harga. Dengan menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat di rangsang untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian setidaknya untuk jangka pendek, kebijakan moneter, dapat berperan untuk meningkatkan produksi nasional setelah prekonomian berada dalam keadaan full employment, barulah kebijakan moneter tiddak dapat berperan untuk meningkatkan produksi nasional. Tingkat suku bunga dalam teori Keynes, dapat di turunkan dengan cara menambah kredit otorita moneter.

2.3.2 Perhitungan Tingkat Suku Bunga