Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pada pengeluaran pemerintah, investasi akan meningkat, ceteris paribus.
Ha diterima Ha diterima
Ho : Diterima
-1,740 1,740
1,891 Grafik 4.3
Uji t-statistik Pengeluaran Pemerintah X
3
4.3.3 Uji F-statistik
Uji F-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel PDRB X
1
, suku bunga X
2
, dan pengeluaran pemerintah X
3
mampu secara serentak atau secara bersama-sama mempengaruhi jumlah investasi.
Berdasarkan hasil model analisis regresi diperoleh bahwa F-hitung F- tabel 15.05 3.24, dengan demikian Ho ditolak. Artinya, secara bersama-sama
PDRB X
1
, tingkat suku bunga X
2
, pengeluaran pemerintah X
3
berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia, pada tingkat kepercayaan
95.
Universitas Sumatera Utara
Ho diterima Ha diterima
3.24 15,05
Grafik Uji F-statistik
4.3.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Multikoliniearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat kolerasi variable independent diantara satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini tidak
terdapat gejala Multikolineritas di antara variabel-variabel independennya. Hal ini dapat terlihat dari setiap koefisien masing-masing variabel sesuai dengan
hipotesa yang sudah di tentukan. Dari model analisis:
Y= α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ μ .................3.2
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Penduduk miskin = f PDRB, Tingkat Suku Bunga, Pengeluaran Pemerintah Kemudian dilakukan pengujian di antara masing-masing variabel
indefenden, hal ini untuk melihat apakah ada hubungan masing-masing variabel indefenden. Sehingga diperoleh hasil analisis regresi variabel indefendennya
sebagai berikut: A. Produk Domestik Regional Bruto PDRB X
1 =
f X
2
, X
3
X
1
= α + β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ μ .................4.1
Dari analisis regresi diperoleh R
2
sebesar 0.0605. Artinya, variabel tingkat suku bunga X
2
dan pengeluaran pemerintah X
3
mampu memberikan penjelasan sebesar 6,05 terhadap variabel produk domestik regional bruto. R
2
Y, X
1,
X
2
, X
3
R
2
X
2,
X
3
. Dan tidak terdapat gejala multikolinearitas karena R
2
-Square paersaman 4.1 lebih kecil daripada R
2
- Square persamaan 3.2. B. Tingkat Suku Bunga X
2
= f X
1 ,
X
3
X
2
= α + β
2
X
1
+β
3
X
3
+ μ .................4.2
Dari hasil regresi diperoleh R
2
sebesar 0.003. Artinya, variabel PDRB X
1
dan variabel pengeluaran pemerintah X
3
mampu memberikan penjelasan sebesar 0,30 terhadap variabel tingkat suku bunga. R
2
Y,X
1
, X
2
, X
3
R
2
X
1
, X
3.
Dan tidak terdapat gejala multikolinearitas karena R
2
-Square persamaan 4.2 lebih kecil daripada R
2
-Square persamaan 3.2.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengeluaran Pemerintah X
3
= f X
1
, X
2
X
3
= α + β
2
X
1
+ β
3
X
2
+ μ .................4.3
Dari hasil regresi diperoleh R
2
sebesar 0.0603. Artinya, variabel PDRB X
1
dan variabel tingkat suku bunga X
2
memberikan penjelasan sebesar 6,03 terhadap variabel pengeluaran pemerintah . R
2
Y, X
1
, X
2
, X
3
R
2
X
1
, X
2
. Dan tidak terdapat gejala multikolinearitas karena R
2
-Square persamaan 4.3 lebih kecil daripada R
2
-Square persamaan 3.2.
Autokolerasi
Autokolerasi terjadi bila error term dari waktu yang berbeda berkolerasi. Yaitu
obs R
2
-squared 1.007013 dan probability 0.315620, dapat diketahui nilai
probabitas R
2
0.05 0.320.05, maka hipotesis nol yang menyatakan tidak ada terdapat otokolerasi tidak dapat ditolak artinya tidak terdapat otokolerasi pada
model ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Masalah investasi,PDRB suku bunga, pengeluaran pemerintah sangat perlu untuk dikaji karena ketiga variable ini menyangkut kelangsungan sector riil dunia
usaha yang berpengaruh besar terhadap berputarnya roda perekonomian. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain:
1. PDRB Produk Domestik Regional Bruto secara signifikan mempengaruhi
tingkat investasi di kota medan. PDRB berpengaruh positif terhadap investasi artinya kenaikan yang terjadi pada PDRB akan menaikkan investasi di kota
medan. Dapat dilihat pada hasil regresi yaitu 1,819473 artinya kenaikan PDRB sebesar 1 maka akan terjadi kenaikan investasi sebesar 1,819473, ini
dimungkinkan bahwa dengan kenaikan PDRB akan menaikkan penawaran agregat yang pada akhirnya akan menembah penawaran investasi swasta.
2. Tingkat suku bunga memiliki hubungan negatif terhadap investasi. Artinya
suku bunga yang tinggi akan mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya. Hal ini didukung oleh teori ekonomi bahwa kenaikan yang terjadi
pada suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi atau sebaliknya, dapat dilihat dari hasil regresi, dimana koefisien regresi negatif -650006,8,
yang berarti stiap kanikan 1 pada tingkat suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi sebesar -650006,8. dan suku bunga memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap investasi.
Universitas Sumatera Utara