Pengertian Penyimpangan Perilaku Seksual

psikologi kriminal, demi untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan dalam rangka menegakkan hak-hak asasi manusia. 18

3. Pengertian Penyimpangan Perilaku Seksual

Secara tradisional, psikologi cenderung mengabaikan masyarakat yang mengalami penyimpangan perilaku seksual semisal lesbian dan gay atau menganggap mereka sebagai orang abnormal. Bahkan, sampai tahun 1974, diagnostic and statistical manual of mental disorder sistem untuk menjelaskan dan mendiagnosa gangguan mental memasukkan penyimpangan seksual sebagai gangguan mental. 19 British psychological society membuka bagian gay dan lesbian pada tahun 1999 dengan tujuan untuk memperbaiki pemahaman psikologi masyarakat dan menggunakan psikologi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. Pada tataran praktis, ahli psikologi juga bisa memberikan sumbangan dalam menjelaskan dan Meskipun demikian, banyak penelitian telah diteruskan seputar penjelasan mengapa ada orang tertentu mengalami kondisi penyimpangan perilaku seksual. Keadaan ini tetap mengidentifikasikan bahwa penyimpangan perilaku seksual masih perlu diperjelas alasannya secara kebetulan, istilah “penyimpangan perilaku seksual” itu sendiri problematis, diasosiasikan dengan stereotip negatif dan gagasan bahwa individu yang mengalami penyimpangan perilaku seksual sudah menjadi istilah internasional untuk studi psikologi yang membicarakan permasalahan penyimpangan orientasi seksual. 18 Chainur Arrasjid, Ibid, hlm. 4 19 Matt Jarvis, Op.cit, hlm. 200 Universitas Sumatera Utara mengatasi permasalahan penyimpangan perilaku seksual sampai permasalahan kecenderungan untuk bereaksi negatif terhadap individu yang mengalami penyimpangan perilaku seksual. Sebelum sampai kedalam tahapan definisi Penyimpangan perilaku seksual itu sendiri, terlebih dahulu dikemukakan mengenai indentifikasi yang bersifat komperatif antara kondisi jiwa normal dan kondisi jiwa yang dikategorikan abnormal dimana penyimpangan perilaku seksual termasuk kedalam kategori abnormal. Adapun mengenai kondisi kejiwaan normal dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Winkel 20 Sehat atau normal adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan social secara penuh dan bukan semata-mata berupa absennya atau keadaan lemah tertentu ; b. Karl Menninger 21 Kesehatan mental adalah penyesuaian manusia terhadap dunia dan satu sama lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. Ia bukan hanya berupa efisiensi atau hanya perasaan puas atau keluwesan dalam mematuhi aturan permainan dengan riang hati. Kesehatan mental mencakup itu semua. Kesehatan mental meliputi kemampuan menahan diri, menunjukkan kecerdesan, berprilaku dengan menenggang perasaan orang lain dan sikap hidup yang bahagia ; 20 Tristiadi Ardhi Ardani,dkk. Log.Cit, hlm. 16 21 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002,hlm.56 Universitas Sumatera Utara c. H.B. English 22 Kesehatan Mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana sang pribadi menunjukkan penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri atau realisasi diri. Kesehatan mental merupakan keadaan Positif bukan sekedar absennya gangguan mental ; d. W. W.Boehm 23 Kesehatan mental meliputi suatu keadaan dan taraf keterlibatan sosial yang diterima oleh orang lain dan memberikan kepuasan bagi orang yang bersangkutan. Sebaliknya, ada beberapa kriteria baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat dipakai atau untuk menentukan atau mengukur kategori abnormalitas kejiwaan individu yaitu sebagai berikut : 24 a. Penyimpangan dari norma-norma statistik Kriteria ini berkaitan dengan sifat kepribadian tertentu seperti agresif, dimana makin jauh dari nilai rata-rata baik kearah kiri maupun kanan kita temukan orang-orang dengan tingkat agresifitas ekstrim yang saling berkonotasi negarif. b. Penyimpangan dari norma-norma sosial Menurut kriteria ini, abnormal diartikan sebagai non konformitas yaitu sifat yang tidak patuh atau sejalan dengan norma sosial. Inilah yang disebut relativisme budaya bahwa apa saja yang umum atau lazim 22 Tristiadi Ardhi Ardani, Op.Cit, hlm. 42 23 George Boerry, Log.Cit, hlm. 37 24 Tristiadi Ardhi Ardani, Op.Cit, hal 19 Universitas Sumatera Utara adalah normal, sedangkan perbuatan yang tidak sesuai dikategorikan sebagai penyimpangan. c. Gejala salah suai maladjusment Abnormalitas dipandang sebagai ketidakefektifan individu dalam menghadapi, menanggapi, menangani, atau laksanakan tuntutan- tuntutan dari lingkungan fisik dan sosialnya maupun yang bersumber dari kebutuhannya sendiri. d. Tekanan Batin Abnormalitas dipandang sebagai perasaan-perasaan cemas, depresi, atau sedih atau bahkan perasaan bersalah. e. Ketidakmatangan Seseorang dikatakan abnormal bila perilakunya tidak sesuai dengan tingkat usianya, tidak selaras dengan situasinya. Berdasarkan pengertian secara dikotomis terhadap kondisi kejiwaan individu tersebut maka diperoleh pemahaman atau kesimpulan berkaitan dengan pengertian penyimpangan perilaku seksual sebagaimana dikemukakan oleh Anna Freud adalah sebagai berikut, penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.” 25 25 George Boeree, Op.Cit, hlm. 57 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diketahui mengenai keterkaitan atau hubungan kausalitas antara kondisi kejiwaan dengan pengalaman secara psikologis yang mengakibatkan berubahnya orientasi seksual seseorang.

4. Pengertian Mutilasi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 64 103

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Tinjauan Psikologi Kriminal Penyimpangan Perilaku Seksual Terhadap Tindak Pidana Mutilasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 1036/PID.B/2009/PN.DEPOK)

18 111 171

Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan)

3 130 140

Penegakan Hukum Terhadap Oknum Polri Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 479/Pid.B/2011/Pn.Mdn)

1 50 102

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

3 82 103

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

0 11 90