5. Analisa Nota Pembelaan Terdakwa
Pembelaan merupakan salah satu hak yang diberikan kepada seorang tersangka atau terdakwa dalam kaitannya dengan asas praduga tak bersalah
presumption of inocent yang dimiliki oleh terdakwa. Dalam proses pemeriksaan di sidang pengadilan sebenarnya setiap saat
terdakwa dapat mengajukan pembelaannya, yaitu pada setiap hakim ketua memberi kesempatan kepada terdakwa untuk menanggapi keterangan yang
diajukan oleh para saksi. Namun demikian, pembelaan pada kesempatan tersebut sangatlah terbatas dimana tanggapan tanggapan terdakwa terhadap keterangan
saksi hanya untuk mengkonfirmasikan hal atau fakta tertentu saja berkaitan dengan keterangan yang diberikan oleh seorang saksi misalnya apakah terdakwa
keberatan terhadap keterangan saksi atau keterangan saksi benar atau ada yang tidak benar. Mengenai nota pembelaan terdakwa atau melalui penasehat
hukumnya dapat mengajukan pembelaan secara menyeluruh secara sistematis. Dalam nota pembelaannya, terdakwa melalui penasehat hukumnya
mengajukan pembelaan dengan terlebih dahulu membuktikan bahwa analisa terhadap unsur pasal 340 kitab undang-undang hukum pidana sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh penuntut umum dalam surat tuntutannya adalah tidak terpenuhi dan tidak berdasar sama sekali, sebagaimana diuraikan secara terperinci
sebagai berikut :
210
a. Unsur barangsiapa;
210
Putusan No.1036Pid.B2009PN.Depok, Depok : Pengadilan Negeri Depok, 2009, hlm. 93
Universitas Sumatera Utara
- Yang dimaksud dengan kata barangsiapa di sini adalah siapa saja
yang menjadi subjek hukum yaitu sebagai pembawa hak dan kewajiban atau siapa pelaku dari perbuatan pidana yang dilakukan
yang dalam hal ini tidak lain adalah terdakwa very idham henyansyah, sehingga unsur ke satu dakwaan ke satu primair telah
terpenuhi; b.
Unsur dengan sengaja; -
Bahwa dalam KUHP tidak ada penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan kesengajaan, namun dalam memorie van
toelichting dapat diketahui bahwa kesengajaan diartikan sebagai willens en wetens yang maksudnya adalah bahwa pidana
hendaknya dijatuhkan hanya pada perbuatan jahat yang di kehendaki dan diketahui;
- Bahwa unsur dengan sengaja sebagaimana yang kemukakan oleh
penuntut umum adalah tidak berdasar sama sekali oleh karena berdasarkan keterangan terdakwa dan saksi diketahui bahwa
terdakwa melakukan pemukulan terhadap korban di akibatkan adanya unsur khilaf karena emosional terdakwa berada dalam
kondisi tersudutkan, dengan demikian unsur dengan sengaja sebagaimana yang dikemukakan oleh penuntut umum tidak
terpenuhi; c.
Unsur dengan direncanakan terlebih dahulu;
Universitas Sumatera Utara
- Bahwa yang di maksud dengan direncankan terlebih dahulu adalah
terdapatnya tenggang waktu atau tempo antara niat dengan terjadinya peristiwa yang di dakwakan terhadap terdakwa;
- Bahwa berdasarkan proses pembuktian di muka pengadilan
diketahui bahwa terdakwa melakukan peristiwa yang di dakwakan terhadap terdakwa adalah dikarenakan unsur emosional secara
spontan dan tidak ada usaha atau rencana terlebih dahulu dalam tenggang waktu atau tempo tertentu untuk melakukan pembunuhan
terhadap korban, sehingga hal ini bukanlah delik pembunuhan berencana melainkan delik yang dikategorikan sebagai
penganiyaan yang mengakibatkan matinya seseorang vide pasal 351 ayat 3 KHUP, dalam hal ini unsur berikut tidak terpenuhi;
d. Unsur menghilangkan nyawa orang lain;
- Unsur mengakibatkan nyawa orang lain yang dimaksudkan oleh
pasal 340 KUHP adalah diakibatkan dipikirkan terlebih dahulu mengenai cara untuk melakukan pembunuhan atau menghilangkan
nyawa orang lain; -
Bahwa unsur menghilangkan nyawa orang lain tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh penuntut umum merupakan
unsur menghilangkan nyawa orang lain dengan direncanakan terlebih dahulu sedangkan dalam perkara tersebut hilangnya nyawa
orang lain disebabkan perbuatan yang secara spontan melakukan tindakan pemukulan terhadap korban dikarenakan diliputi
Universitas Sumatera Utara
emosional terhadap korban, sehingga hal tersebut dapat dikategorikan sebagai penganiayaan yang mengakibatkan
hilangnya nyawa orang lain vide pasal 351 ayat 3 KUHP. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan oleh penasihat hukum
terdakwa tersebut, maka melalui penasehat hukumnya, terdakwa mengajukan permohonan sebagai berikut :
211
a. Mohon agar majelis hakim membebaskan terdakwa very idham
henyansyah dari dakwaan primair ke satu oleh karena tidak terbukti melakukan perbuatan pembunuhan dengan direncankan terlebih
dahulu; b.
Mohon keringanan hukuman oleh karena dakwaan subsidair ke satu telah terpenuhi secara hukum dengan mempertimbangkan kondisi yang
menyertai terdakwa yang bersifat meringankan dan dengan memperhatikan segala aspek pemidananaan yang tepat bagi terdakwa;
c. Apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon agar terdakwa
diputuskan seadil-adilnya; Dalam hal ini, terdapat permohonan pengurangan hukuman dari apa yang
dituntutkan oleh penuntut umum oleh karena merupakan terdakwa yang dapat dijatuhi pidana custodial atau institusional yang dapat dijatuhi pidana perampasan
kemerdekaan seperti berupa perampasan hak untuk hidup. KUHAP tidak mengatur secara terperinci mengenai hakekat pembelaan
dan apa syarat syahnya suatu nota pembelaan. Pada praktek peradilan di
211
Putusan No.1036Pid.B2009PN.Depok, Depok : Pengadilan Negeri Depok, 2009, hlm. 97
Universitas Sumatera Utara
indonesia, pada umumnya pembelaan yang diajukan oleh terdakwa secara langsung merupakan pembelaan gaya bebas. Artinya dalam nota pembelaan
tersebut terdakwa hanya mengemukakan sangkalan-sangkalan, tanggapan- tanggapan atas tuntutan penuntut umum yang disertai ungkapan mengenai situasi
kondisi yang diajukan dengan tujuan agar ia tidak di hukum, atau agar hukuman menjadi lebih ringan.
212
Pembelaan dalam arti yang khusus berkaitan dengan prosedur pemeriksaan perkara pidana menurut KUHAP adalah pembelaan yang merupakan jawaban
terdakwa atau penasehat hukum atas tuntutan pidana yang diajukan oleh penuntut umum. Seperti yang ditentukan dalam pasal 182 ayat 1 huruf b KUHAP yang
berbunyi, selanjutnya terdakwa dan atau penasihat hukum mengajukan pembelaannya yang dapat di jawab oleh penuntut umum, dengan ketentuan bahwa
terdakwa atau penasihat hukum selalu mendapat giliran terakhir.
213
Dalam melakukan upaya pembelaan, terdapat hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh penasihat hukum, hal-hal mendasar tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut, yaitu :
214
a. Tugas pembelaan tidak identik dengan membela kesalahan tersangka
atau terdakwa, namun yang benar adalah membela hak-hak yang seharusnya di peroleh tersangka atau terdakwa misalnya hak untuk
tidak mendapatkan perlakuan yang sewenang-wenang oleh aparat, hak untuk dapat mengungkapkan keadaan yang sebenarnya, hak untuk
212
Wisnhubroto, Log.Cit, hlm 101
213
Muhammad Karjadi, Op.Cit, hlm. 159
214
Wishnubroto, Op.Cit, hlm. 103
Universitas Sumatera Utara
tidak mendapat tekanan atau intimidasi dari pihak-pihak tertentu dan lain sebagainya;
b. Dengan demikian sebagai penasihat hukum tidak boleh melakukan
pembelaan dengan cara mengingkari atau menutupi fakta atau keadaan sebenarnya;
c. Pembelaan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan
antara kepentingan tersangka, kepentingan masyarakat dan kepentingan hukum secara luas dalam rangka menegakkan hukum dan
keadilan; Berdasarkan hal-hal tersebut maka di dalam melakukan proses pembelaan
terhadap terdakwa, juga harus memahami mengenai koridor atau mekanisme umum yang harus dipedomani oleh penasihat hukum.
6. Analisa Putusan Vonnis dan Kaitan Terhadap Teori Pemidanaan