BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi dewasa ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang begitu ketat tidak hanya di pasar lokal melainkan juga di
pasar internasional. Perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi yang mendukung seperti tanah dan sumber daya alam, tenaga kerja, modal,
wirausaha dan teknologi. Kepemilikan dari kelima faktor produksi tersebut harus seimbang dan diorganisir dengan baik sehingga menghasilkan output
yang berkualitas untuk dapat bersaing dengan output lainnya. Dari kelima faktor produksi, teknologi merupakan faktor yang sangat
dinamis perkembangannya. Untuk mengimbangi hal tersebut perusahaan membutuhkan sejumlah besar modal berupa mesin-mesin handal, pabrik
berskala besar, pergudangan dan persediaan bahan baku maupun barang jadi. Terbatasnya kemampuan pemakai barang modal dalam meyediakan
dana untuk membelinya baik tunai maupun kredit merupakan suatu kendala dalam upaya pihak produsen barang modal untuk menjual barang
produksinya, begitu pula bagi pihak pemakai barang. Sedangkan kedua pihak saling membutuhkan, yaitu menjual dan memakai. Untuk itu timbul
gagasan yang menguntungkan pihak produsen barang maupun pemakai barang modal, yaitu apa yang dikenal dengan “leasing”.
1
Universitas Sumatera Utara
Pengakuan akuntansi yang paling awal mengenai pentingnya leasing sebagai suatu cara pembiayaan timbul pada tahun 1949 di Amerika ketika
Committee on Accounting Procedures mengeluarkan Accounting Research Bulletin ARB No. 38, “Disclosure of Longterm Leases in Financial
Statement of Leases” pada tahun 1959. Perkembangan selanjutnya dengan dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standard Board No. 13
FASB No. 13 oleh Financial Accounting Standard Board pada tahun 1976. Dalam dunia internasional FASB No. 13 ini merupakan pendorong lainnya
Accounting Standard No. 17 yang diterbitkan oleh International Accounting Committee.
Leasing atau sewa guna usaha di Indonesia sebenarnya masih relatif baru bila dibandingkan di negara maju, dimana pertama kali diperkenalkan
tahun 1974. Kelahiran industri leasing ini ditandai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Perdagangan Republik Indonesia
tertanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing. Industri leasing dewasa ini semakin berkembang terlihat dari
banyaknya pihak yang mendirikan lembaga pembiayaan di Indonesia. Melihat perkembangan dan prospeknya di masa mendatang, penulis
merasa tertarik untuk membahas masalah akuntansi leasing secara teori dan meninjau penerapannya pada perusahaan dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Penerapan Akuntansi Leasing Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.30 Tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha Pada PT. Mandala
Multifinance, Tbk”.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa leasing, perusahaan harus berhati-hati dalam mengelola asset yang dimiliki. Mengingat semakin
beragamnya jasa yang ditawarkan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan dan jenis pembiayaannya, maka perusahaan leasing dituntut
untuk mampu menerapkan kebijaksanaan akuntansi dan pelaporannya dengan baik dan mampu menjawab tuntutan perkembangan industri leasing.
Berangkat dari hal tersebut penulis mencoba membahasnya dengan melakukan penelitian pada PT. Mandala Multifinance, Tbk.
B. Perumusan Masalah