2. Operating lease
Merupakan suatu kontrak, yaitu barang leasenya tidak diamortisasi sampai habis selama “primary lease period”, dan lessor tidak mengaharapkan
“profit” semata-mata dari “rental lease” tersebut, tetapi mengharapkan adanya “recovery” dari hasil penjualan barang itu atau dengan
menyewakan kembali barang itu kepada pihak yang berikutnya. Tunggal, 2004
Selain klasifikasi lease yang diuraikan sebelumnya masih ada lagi jenis lease lainnya, yaitu :
1. Jual dan Sewa Kembali Sale and Lease Back Pada jenis lease ini terdapat dua transaksi yaitu transaksi lease dan
transaksi penjualan. Hal ini terjadi karena adanya penjualan suatu aktiva oleh pemiliknya dan sesudah itu pemilik tersebut menyewakan kembali
aktiva tersebut lease back. Maka penjual menjadi seller-lessee dan pembeli menjadi purchaser-lessor.
Harga jual aktiva yang dilease kembali itu sama atau lebih tinggi dari harga pasar yang berlaku serta jangka waktu lease kembali meliputi
hampir seluruh umur penggunaan aktiva itu. Jenis lease ini dipertanggungjawabkan oleh seller-lessee dan purchaser-lessor sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Seller-lessee Transaksi sale and lease back diperlakukan sebagai penjualan dan
capital lease bila memenuhi satu atau lebih dari kriteria b. Purchaser-lessor
Transaksi sale and lease back diperlakukan sebagai pembelian dan direct financing lease bila memenuhi satu atau lebih kriteria. Dengan
adanya kontrak sale and lease back ini pihak lessee bisa memperoleh dana yang bisa memperoleh dana yang bisa dipergunakan untuk
kepentingan modal kerja, sementara itu lessee masih bisa memanfaatkan barang modalnya untuk kepentingan produksi.
2. Sub Lease Sub Lease adalah sewa guna usaha dimana aktiva yang disewa oleh lessee
disewakan kembali kepada pihak ketiga. Transaksi sub lease ada tiga macam, yaitu :
a. Aktiva yang disewa oleh lessee pertama, disewakan kepada lessee pertama dengan lessor masih tetap berlaku
b. Lessee yang baru menggantikan kedudukan lessee pertama dalam perjanjian leasing dan lessee yang lama bisa menjadi
penanggungjawab kedua atau bertanggungjawab sama sekali. c. Dengan adanya perpindahan aktiva ini, maka dibuat perjanjian leasing
yang baru dengan penyewa yang baru dan perjanjian leasing yang lama dibatalkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Cross Border Lease Jenis leasing ini merupakan suatu transaksi lease yang dilakukan antar
negara. Adanya suatu transaksi cross border lease murni untuk Indonesia saat ini belum diperbolehkan. Dengan melakukan internasional leasing
maka dapat memberikan tambahan keuntungan bagi negara dalam rangka memungkinkan investor lokal untuk memproduksi barang dalam kualitas
yang lebih tinggi untuk memenuhi permintaan lokal dan untuk ekspor. Biasanya suatu perusahaan leasing di luar negaranya melalui perusahaan-
perusahaan yang dimiliki oleh satu grup yang sama.
4. Sewa Guna Usaha Sindikasi Syndicate Lease “Dalam sewa guna usaha sindikasi beberapa perusahaan sewa guna usaha
secara bersama melakukan transaksi sewa guna usaha ini dilakukan karena nilai transaksi yang terlampau besar karena faktor-faktor lain. Salah satu
perusahaan sewa guna usaha akan ditunjuk sebagai koordinator sehingga penyewa guna usaha cukup berkomunikasi dengan perusahaan ini untuk
melaksanakan segala sesuatu yang menyangkut transaksi ini dapat dilakukan baik melalui sewa guna usaha langsung maupun penjualan dan
penyewaan kembali.” Tunggal, 2004
Universitas Sumatera Utara
3. Keuntungan dan Kerugian Leasing