Analisa dan Evaluasi Perlakuan Akuntansi Perusahaan Sewa Guna Usaha

Berdasarkan uraian teoritis pada Bab II mengenai klasifikasi leasing menurut Standar Akuntansi Keuangan maka dapat dilihat bahwa jenis sewa guna usaha pada PT. Mandala Multifinance,Tbk belum memenuhi syarat untuk dapat disebut finance lease karena tenor atau jangka waktu yang ditetapkan untuk sewa guna usaha masih ada selama 12 bulan. Dalam hal ini lessee tidak mempunyai hak opsi untuk membeli akan tetapi menarik kembali aktiva yang disewagunausahakan pada saat lessor tidak dapat melunasi sisa piutang tersebut. Selain itu keuntungan perusahaan diperoleh dari jumlah seluruh pembayaran berkala setelah dikurangi dengan harga perolehan barang modal dikurangi uang muka down payment yang disewagunausahakan yaitu : Rp 14.244.000 – Rp 14.678.000 – Rp 3.500.000 = Rp 3.066.000

D. Analisa dan Evaluasi Perlakuan Akuntansi Perusahaan Sewa Guna Usaha

Dalam melaksanakan aktivitas operating lease PT.Mandala Multifinance, Tbk melakukan penyusutan terhadap aktiva yang disewagunausahakan. Nilai sisa aktiva yang disewagunausahakan ditentukan sebesar nilai setoran jaminan. Dalam hal lessee menggunakan opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan maka dasar penilaian aktiva tersebut adalah nilai sisa barang modal tersebut. Dalam hal contoh transaksi jumlah piutang sewa guna usaha berdasarkan perhitungan rumus yang digunakan adalah Rp 14.244.000. Namun piutang ini di bagi menjadi 12 bulan sesuai lama angsuran menjadi Rp 1.187.000 yang dicatatkan setiap bulan. Namun pencatatan atas pokok tidak dilakukan karena hanya bunga saja yang dicatatkan. Dalam contoh soal bunga sebesar Rp 333.344 Universitas Sumatera Utara dicatat sebagai pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan dikreditkan sebagai pendapatan bunga bersih karena dikurangi dari piutang dan pokok angsuran sebesar Rp 333.344. Jika konsumen melakukan pelunasan terhadap kredit tersebut, maka pencatatannya adalah sebagai berikut : Kas Besar D Pendapatan pembiayaan kosumen yang belum diakui D Piutang pembiayaan konsumen kotor K Pendapatan denda jika ada K Pendapatan pembiayaan konsumen bersih K Jika kendaraan dijual kembali atau dilelang maka jurnalnya sebagai berikut : Aktiva diambil alih D Pendapatan yang belum diakui D Piutang pembiayaan kosumen kotor K Dari tabel amortisasi dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan sewa guna usaha akan semakin menurun setiap bulannya. Walaupun penyewa guna usaha membayar jumlah yang sama setiap bulannya namun jumlah pembayaran pokok untuk tiap bulannya sebenarnya berbeda-beda dan terus mengalami penurunan. Inilah yang menyebabkan jumlah pendapatan sewa guna usaha semakin menurun tiap bulannya. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui tersebut Universitas Sumatera Utara dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala atas penanaman neto aktiva sewa guna usaha. Pada saat terjadi pelunasan PT. Mandala Multifinance mencatatnya sebagai keuntungan periode berjalan dengan memperhitungkan jumlah pendapatan pembiayaan konsumen bersih. Hal ini sekaligus menutup transaksi antara penyewa guna usaha dengan PT.Mandala Multifinance. Selain pendapatan dari bunga sewa guna usaha, masih ada pendapatan lain yang diterima oleh perusahaan yaitu pendapatan dari biaya adminsitrasi yang dibayar oleh penyewa guna usaha. Pendapatan tersebut diperlakukan sebagai pendapatan periode berjalan. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

E. Analisa dan Evaluasi Laporan Keuangan