Pengertian Lanjut Usia TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Pengertian Lanjut Usia

Ada dua pengertian yang selama ini digunakan untuk menyebut orang yang berusia lanjut yaitu jompo dan lanjut usia. Sesuai yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001, jompo artinya tua sekali dan sudah lemah fisiknya; tua renta, uzur. Tua renta menunjukkan ada orang yang sudah tua sekali dan tidak bergigi atau tidak bertenaga lagi. Uzur menunjukkan kondisi lemah badan karena sudah tua, sering sakit-sakitan atau berpenyakit. Tahun 1980, PBB menyatakan bahwa usia 60 tahun sebagai usia peralihan ke golongan usia lanjut dari populasi. Akan tetapi, dari sudut pandang kesehatan kerja, indikasi masalah-masalah yang terkait dengan umur muncul lebih awal. Penurunannya beragam dalam usia 30-40 tahun merupakan fase awal penuaan. Demikian pula International Labour Organization ILO melihat secara fungsional, pada usia 45 tahun ke atas. Secara umum, bersamaan dengan bertambahnya usia beberapa kemampuan fisiologis ikut menurun dan biasanya dinilai pada usia 30-45 tahun Sa’abah; 2001: 18-19. Istilah jompo tercantum dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1965 tentang Bantuan Penghidupan Orang Jompo. Pengertian orang jompo ialah setiap orang yang berhubungan dengan lanjutnya usia, tidak mempunyai tenaga atau tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial RI Nomor HUK 3-1-50107 Tahun 1971 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo. Ciri-ciri orang jompo disebutkan yaitu: 1. yang bersangkutan telah mencapai umur 55 tahun; 2. tidak mempunyai pekerjaan atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri; 3. tidak menerima nafkah secukupnya dari orang lain. Universitas Sumatera Utara Pengertian lanjut usia, tercantum dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang sama, bahwa lanjut usia itu tua, sudah berumur atau tidak muda lagi. Kata yang sama mempunyai padanan seperti usia lanjut artinya adalah tahapan masa tua dalam perkembangan individu atau mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Sama juga pengertiannya berusia yang disebut juga sudah tua. Istilah lanjut usia tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 enam puluh tahun ke atas. Lanjut usia terbagi dua yaitu; lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa; lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Perbedaan istilah jompo dan lanjut usia dapat dilihat dari penggunaan istilah masing-masing. Istilah jompo memang sudah lama digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jika ditinjau dari ciri-cirinya, maka jompo dalam bahasa Indonesia mempunuai makna yang sama dengan beberapa istilah dalam bahasa daerah lainnya seperti ureng tuha Aceh; tetue Gayo; ngamatua Batak; kuwowo atau kamituwo Jawa; sepuh Sunda; bapu Gorontalo, tomatoa BugisMakassar. Istilah lanjut usia sering juga disamakan dengan usia lanjut seperti yang selalu digunakan Departemen Kesehatan. Istilah lanjut usia mulai digunakan untuk menekankan dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan pelayanan terhadap lanjut usia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia tersebut dibedakan antara lanjut usia potensial dan lanjut usia tidak potensial. Universitas Sumatera Utara Usaha peningkatan ditujukan kepada lanjut usia potensial dan tidak potensial. Artinya pelayanan yang dilakukan sesuai dan memadai. Lanjut usia potensial meliputi; 1. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual; 2. Pelayanan kesehatan; 3. Pelayanan kesempatan kerja; 4. Pelayanan pendidikan dan pelatihan; 5. Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam menggunakan fasilitas, sarana dan prasarana umum; 6. Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum; 7. Bantuan sosial. Sedangkan lanjut usia tidak potensial meliputi; 1. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual; 2. Pelayanan kesehatan; 3. Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum; 4. Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum; 5. Perlindungan Sosial.

2.4. Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Lanjut Usia Oleh Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial (UPT) Tuna Rungu Wicara Dan Lanjut Usia Di Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kotamadya Pematang Siantar

4 96 133

Efektivitas Pelayanan Sosial UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Siborong-borong bagi Lanjut Usia Di Kabupaten Tapanuli Utara

8 97 75

Spiritualitas Lanjut Usia (Lansia) di Unit Pelayanan Teknis Panti Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan

0 2 5

GAMBARAN TINGKAT SPIRITUALITAS LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan.

0 1 16

GAMBARAN TINGKAT SPIRITUALITAS LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan.

0 1 13

PERAN PEKERJA SOSIAL DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA(PSTW) YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR DALAMMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA.

0 2 147

Efektivitas Pelaksanaan Model Pelayanan Reguler Bagi Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai dan Medan

0 0 17

Efektivitas Pelaksanaan Model Pelayanan Reguler Bagi Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai dan Medan

0 0 2

Efektivitas Pelaksanaan Model Pelayanan Reguler Bagi Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai dan Medan

0 0 14

Efektivitas Pelaksanaan Model Pelayanan Reguler Bagi Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai dan Medan

0 0 48