2. Usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas
masyarakat perkotaan yang modern. 3.
Kesejahteraan sosial mengarah kespesialisasi, sehingga lembaga kesejahteraan sosialnya juga menjadi terspesialisasi.
4. Usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas.Sumarnonugroho,1987
2.2. Pelayanan Sosial
2.2.1 Pengertian Pelayanan Sosial
Pelayanan dalam istilah kesejahteraan sosial diartikan suatu upaya atau usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain, baik berupa materi maupun
non materi agar orang itu dapat mengatasi masalahnya sendiri. Pelayanan bermakna adanya usaha atau kegiatan untuk menolong, adanya orang yang akan ditolong berupa
barang, uang, tenaga dan bantuan lainnya Jayaputra, 2005:11. Jadi pelayanan kesejahteraan sosial yaitu semua bentuk kegiatan pelaksanaan
yang dilakukan secara profesional. Kesejahteraan itu sendiri merupakan sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan individu dan kelompok untuk mencapai taraf
hidup dan kesehatan. Relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka menggabungkan kemampuan dalam meningkatkan kesejahteraan yang selaras dengan
kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. Sedangkan istilah “sosial” berasal dari bahasa latin: socius yang berarti kawan
atau teman. Manusia lahir dengan apa adanya kemudian mulai hidup dengan saling membina kesetia kawanan. Menurut Dr. J. A. Ponsioen, sosial dapat diartikan sebagai
suatu indikasi daripada kehidupan bersama makhluk manusia, umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak dan dalam hubungan antara manusia, baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, sosial juga
Universitas Sumatera Utara
dapat diartikan sebagai suatu sikap saling membantu, saling tolong-menolong, saling tenggang rasa dan saling kesetiakawanan antara satu individu dengan individu yang
lain, baik dalam memenuhi suatu kebutuhan maupun memecahkan suatu masalah- masalahpersoalan-persoalan yang dialami secara bersamam-sama dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi pelayanan sosial berarti usaha pemberian bantuan atau pertolongan pada
orang lain, baik materi maupun non-materi agar orang tersebut dapat mengatasi masalahnya sendiri Suparlan, 1983:76.
Pelayanan sosial dipahami secara luas dan secara sempit. Pelayanan sosial dalam pengertian luas mencakup pelayanan yang diperuntukkan bagi orang banyak
atau kepentingan orang banyak yang memerlukan waktu lebih dari satu hari. Pelayanan yang dilakukan antara lain meliputi pendidikan, kesehatan, pelayanan
kerja, perumahan dan lain-lain Jayaputra, 2005:38. Sedangkan pelayanan sosial dalam arti sempit sama dengan pelayanan sosial
yang dilakukan secara khusus untuk perseorangan atau kelompok tertentu yang menggunakan waktu kurang dari enam jam. Pelayanan yang bersifat khusus antara
lain terhadap lanjut usia terlantar, anak terlantar dan penyandang cacat. Pelayanan sosial terhadap lanjut usia dapat dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha yang peduli terhadap lanjut usia. Secara konseptual terdapat dua pendekatan pelayanan sosial terhadap lanjut
usia yaitu pendekatan berbasis lembaga dan berbasis masyarakat. Pendekatan berbasis lembaga disebut juga pendekatan dalam panti. Pendekatan yang memberikan
pelayanan antara lain pengasramaan, permakanan, agama, kesehatan, pakaian, pendidikan, relasi sosial, keterampilan dan rekreasi. Pendekatan berbasis masyarakat
yang disebut pendekatan luar panti. Sasarannya yaitu organisasi sosial, kelompok,
Universitas Sumatera Utara
keluarga dan perorangan. Mereka diharapkan mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memberikan pelayanan sosial lanjut usia Rudito, 2003:38.
Pelayanan terhadap lanjut usia terbagi dua program yaitu program pokok dan program penunjang. Khususnya program pokok antara lain tentang kesejahteraan
sosial, jaminan sosial, sumber daya manusia lanjut usia, kesehatan, kesempatan kerja, pembinaan kerohanian dan keagamaan, bina keluarga lanjut usia, peningkatan sarana
dan fasilitas khusus, peningkatan partisipasi keluarga dan masyarakat, organisasi sosial, dunia usaha, dan pembinaan antar generasi Departemen Sosial RI, 2005:39.
Pelayanan terhadap lanjut usia yang sudah dilakukan pemerintah dan dunia usaha dalam kemudahan untuk sarana dan prasarana. Kegiatan yang dimaksud seperti
pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP seumur hidup bagi tiap orang yang sudah memasuki lanjut usia. Pengurangan harga reduksi harga tiket atau karsis penumpang
bagi lanjut usia yang menggunakan angkutan darat milik PT. Kereta Api dan bus antar kota antar provinsi dari Perum DAMRI; angkutan laut untuk seluruh kapal
penumpang milik PT. PELNI; angkutan udara dari maskapai penerbangan PT. Garuda Indonesia dan PT. Merpati. Pelayanan kesehatan secara cuma-cuma di tiap Puskesmas
dan penyediaan sarana khusus bagi lanjut usia seperti di rumah sakit dan pertokoan Departemen Sosial RI, 2005:39-40.
Sedangkan program penunjang terdiri dari pendataan dan perencanaan, pendidikan dan pelatihan, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan peraturan
perundang-undangan, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan organisasi dan tata kerja. Program ini sudah dilakukan oleh lembaga pemerintah dan masyarakat
yang peduli terhadap lanjut usia. Berbagai kegiatan yang sudah terbentuk seperti Perhimpunan Gerontologi Indonesia PERGERI, Pusat Kajian tentang Lanjut Usia di
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelayanan sosial lanjut usia yang terpenting dilakukan oleh masyarakat baik yang dilakukan dalam panti maupun luar panti. Pembinaan melalui luar panti
memungkinkan masyarakat untuk ikut serta dalam pelayanan lanjut usia, karena pemerintah sampai saat ini memiliki keterbatasan antara lain jumlah dana yang
tersedia kurang seimbang dengan kebutuhan pelayanan sosial lanjut usia, pelayanan sosial lanjut usia yang belum optimal dan terbatasnya pengetahuan masyarakat
tentang pelayanan lanjut usia Departemen Sosial; 2002a: 50-51. Di masyarakat mereka perlu bersosialisasi dengan melakukan berbagai
kegiatan sosial seperti kegiatan keagamaan, kesehatan dan olahraga agar mereka tidak terasing dari lingkungannya. Apabila mereka hidup terasing, tidak ada yang mengurus
atau tidak berpenghasilan, maka mereka mempunyai masalah sosial yang pada akhirnya berpotensi terlantar. Oleh karena itu, perlu pemberdayaan lanjut usia agar
mereka tetap melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sistem nilai budaya bangsa Indonesia masih memegang teguh semangat kekeluargaan yang menempatkan orang tua atau lanjut usia pada posisi yang
terhormat. Lingkungan keluarga merupakan wahana yang terbaik bagi lanjut usia untuk memperhatikan dan merawat orang tua. Nilai-nilai tersebut perlu dipertahankan
agar keluarga tetap berfungsi sebagai wahana utama bagi pelembagaan lanjut usia Jayaputra, 2005:2.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa dengan demikian bangsa Indonesia masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang juga menempatkan orang
tua dan lanjut usia sebagai panutan dan yang patut dihormati dan dihargai. Dikaitkan dengan hak dan kewajiban lanjut usia dapat dibedakan, hak lanjut usia untuk
Universitas Sumatera Utara
dihormati dan kewajiban bagi mereka yang lebih muda untuk menghormati yang lebih tua.
2.2.2 Fungsi Pelayanan Sosial