Konsumsi harian yang aman acceptable daily intake untuk orang dewasa adalah 40 mgkg berat badan. Peraturan Menkes No. 722 Tahun 1988 tidak
menyebutkan jumlah aspartam yang boleh ditambahkan kedalam bahan pangan. Hal ini berarti bahwa aspartam masih dianggap aman untuk dikonsumsi.
2.5. Siklamat
Siklamat pertama kali ditemukan tahun 1939 dan diperbolehkan untuk digunakan kedalam makanan di U.S.A. pada tahun 1950. Dilanjutkan dengan
pengujian dalam keamanan untuk senyawa yang muncul ditemukan pada tahun 1967 bahwa siklamat dapat merubah usus ke cyclohexylamine dimana dapat menimbulkan
karsinogenik. Rupanya, hanya beberapa individu yang memiliki kemampuan untuk merubah siklamat ke cyclohexylamine Deman, 1980.
Siklamat atau cyclohexylsulfamic acid C6H13NO3S sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara
umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis. Kombinasi penggunaan
siklamat dengan sakarin dan atau acesulfame-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan pengawet. Pemberian siklamat dengan dosis yang
sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular.
Informasi yang dikumpulkan oleh CCC Calorie Control Council menyebutkan bahwa konsumsi siklamat tidak menyebabkan kanker dan non mutagenik. Pada tahun
1984, FDA menyatakan bahwa siklamat tidak bersifat karsinogenik. Meskipun FDA,
Universitas Sumatera Utara
JECFA dan CAC menyatakan bahwa siklamat aman untuk dikonsumsi, namun Kanada dan USA tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan
pangan BPOM, 2008. Tidak seperti sakarin, siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang
disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dan intensitas kemanisannya ± 30 kali
kemanisan sukrosa. Dalam industri pangan natrium siklamat dipakai sebagai bahan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi non-nutritive untuk pengganti sukrosa.
Siklamat bersifat tahan panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang diproses dalam suhu tinggi misalnya pangan dalam kaleng BPOM, 2004.
Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya enak tanpa rasa pahit tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan. Hasil penelitian bahwa tikus
yang diberikan siklamat dan sakarin dapat menimbulkan kanker kantong kemih. Hasil metabolisme siklamat, yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena
itu, ekskresinya melalui urin dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya
pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli Academy of science pada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun
turunannya sikloheksiamin tidak bersifat karsinogenik, tetapi diduga sebagai tumor promoter. Sampai saat ini hasil penelitian mengenai dampak siklamat terhadap
kesehatan masih diperdebatkan Sitorus, 2009. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722MenkesPerIX88, kadar
maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam pangan dan minuman berkalori
Universitas Sumatera Utara
rendah dan untuk penderita diabetes mellitus adalah 3gkg bahan pangan dan minuman. Dan menurut WHO, batas konsumsi harian siklamat yang aman ADI
adalah 11 mgkg berat badan. Adanya peraturan bahwa penggunaan siklamat dan sakarin masih diperbolehkan, serta kemudahan mendapatkannya dengan harga yang
relatif murah dibandingkan dengan gula alam. Hal tersebut menyebabkan produsen pangan dan minuman terdorong untuk menggunakan kedua jenis pemanis buatan
tersebut di dalam produk.
2.6. Sorbitol