Jenis Bahan Pengawet Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

2.5.1 Jenis Bahan Pengawet

Menurut pakar gizi dari RS Internasional Bintaro, Banten, secara garis besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga. 1. GRAS Generally Recognized as Safe yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali. Misalnya garam, gula, lada, dan asam cuka. 2. ADI Acceptable Daily Intake, yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya daily intake guna melindungi kesehatan konsumen. 3. Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi, alias berbahaya seperti boraks, formalin dan rhodamin B. Formalin, misalnya, bisa menyebabkan kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Sedangkan penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit. Bahan pengawet yang sering digunakan oleh para produsen makanan adalah sebagai berikut : 1. Natrium Benzoat, yang biasa dikenal dengan pengawet antibasi. Natrium benzoat sering digunakan pada produk-produk hasil olahan, seperti pada roti kering, kick, cincau, ongol-ongol, dan jajanan pasar lainnya. 2. Asam sorbat, biasanya digunakan dalam bentuk garam sodium atau potasium. Bahan ini efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi. Asam sorbat tidak mempengaruhi cita rasa makanan pada tingkat penggunaan 0.3 per berat bahan pada produk makanan seperti keju, roti, sari, buah, dan acar. Universitas Sumatera Utara 3. Asam benzoat. Bahan ini sering digunakan sebagai pengawet bahan makanan olahan, seperti sari buah dan minuman ringan. Garam sodium dari asam benzoat lebih sering digunakan karena bersifat mudah larut dalam air, dari pada bentuk asamnya. Asam benzoat lebih potensial terhadap ragi dan bakteri, dan paling efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang. Penggunaan asam benzoat sering dikombinasikan dengan asam sorbat, dan ditambahkan dalam jumlah sekitar 0.05-0.1 per berat badan Saparianto, 2006.

2.5.2 Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Berdasarkan pendapat Ketua Patpi Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia Cabang DKI Jaya DR Ir RD Esti Widjajanti, tujuan penggunaan bahan pengawet ini adalah untuk menghambat atau menghentikan aktivitas mikroba seperti bakteri, kapang, dan khamir. Akhir tujuannya dapat meningkatkan daya simpan suatu produk olahan, meningkatkan cita rasa, warna, menstabilkan, memperbaiki tekstur, sebagai zat pengentalpenstabil, antilengket, mencegah perubahan warna, memperkaya vitamin, mineral, dan sebagainya. 2.6 Formalin 2.6.1 Defenisi Formalin